Bulan ternyata bisa pula terlihat di siang hari, meski tak memancarkan cahaya terang layaknya di malam hari. Dikutip dari Live Science, penampakan bulan di siang hari disebabkan oleh atmosfer Bumi dan siklus orbit satelit alami. Jika Bumi tidak memiliki atmosfer, bulan akan terlihat sepanjang waktu.
Partikel gas di atmosfer Bumi, terutama nitrogen dan oksigen, menyebarkan cahaya yang memiliki panjang gelombang pendek, seperti cahaya biru dan ungu.
Hamburan yang melibatkan penyerapan dan pemancaran kembali cahaya ke arah berbeda inilah yang memberi pemandangan langit biru.
Profesor astronomi dari Villanova University, Edward Guinan mengatakan, bulan harus mengatasi cahaya yang tersebar dari matahari, agar bisa terlihat di siang hari.
Selama dua atau tiga hari di sekitar bulan baru, bulan tidak terlihat oleh manusia di Bumi, karena posisi cahaya matahari yang tersebar melebihi bulan.
Kedekatan relatif bulan dengan Bumi (238.900 mil rata-rata atau 384.400 kilometer), membuat cahaya yang dipantulkannya tampak lebih terang daripada obyek yang memancarkan atau memantulkan cahaya yang lebih jauh, seperti bintang atau planet lain.
Menurut Guinan, bintang-bintang yang terlihat dari Bumi satu juta miliar kali lebih terang daripada cahaya Matahari. Namun cahaya dari Matahari tersebar begitu terang di langit sehingga sering kali melebihi cahaya bintang di siang hari.
Para astronom menggunakan kecerahan permukaan sebagai cara untuk mengukur kecerahan obyek di langit, seperti galaksi atau nebula. (Rdm/Art/Sci)