Kotamobagu – Suasana pagi di Kelurahan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat, Sulawesi Utara tampak berbeda dari biasanya. Deru mesin pemotong rumput terdengar bersahut-sahutan, tangan-tangan sigap menyapu, mencabut gulma, dan membersihkan semak belukar yang mengelilingi makam-makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU). Di balik aktivitas ini, ada semangat kolaborasi antara puluhan anggota Kepolisian Resor (Polres) Kotamobagu, komunitas pencinta alam, serta warga setempat yang bersatu dalam sebuah aksi nyata: membersihkan TPU demi menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan.

Aksi bakti sosial tersebut digelar pada Kamis pagi dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79. Namun lebih dari sekadar peringatan, kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian bersama terhadap kondisi pemakaman yang selama ini mendapat sorotan masyarakat akibat maraknya penyalahgunaan oleh oknum tak bertanggung jawab.

Kapolres Kotamobagu, AKBP Irwanto, turun langsung dalam kegiatan tersebut bersama para perwira dan personilnya. Mereka tidak hanya menyingsingkan lengan membersihkan area makam, tetapi juga menunjukkan komitmen untuk menindaklanjuti aduan masyarakat secara konkret.

“Kami sering mendapatkan dumas (aduan masyarakat) terkait kegiatan yang terjadi di tempat ini oleh sekelompok remaja, disalahgunakan seperti mabuk-mabukan, penggunaan lem ehabond, bahkan penyalahgunaan obat-obatan seperti komix. Karena itu, kita laksanakan kerja bakti atau kurvei untuk membersihkan rumput-rumput tinggi yang menghalangi pandangan,” ungkap AKBP Irwanto.

Ia menjelaskan bahwa tingginya vegetasi dan minimnya pencahayaan di area TPU selama ini menciptakan kesan angker dan memberi ruang bagi aktivitas ilegal yang meresahkan warga. Dengan membersihkan area tersebut, diharapkan lokasi pemakaman tidak lagi menjadi tempat yang rawan disalahgunakan.

RUMPUT DIBABAT, HARAMKAN TEMPAT NONGKRONG ILEGAL

Pemandangan TPU Mogolaing sebelum aksi bersih-bersih sangat memprihatinkan. Rumput liar tumbuh subur hingga menutupi hampir seluruh makam. Beberapa area bahkan terlihat seperti semak belukar, menjadi tempat persembunyian ideal bagi aktivitas negatif. Bagi warga sekitar, kondisi tersebut bukan hanya mengganggu kenyamanan tetapi juga memunculkan kekhawatiran akan keselamatan.

Dalam aksi bersih-bersih ini, tidak hanya polisi dan komunitas pencinta alam yang terlibat. Peran aktif masyarakat terlihat nyata. Ibu-ibu membawa sapu lidi dan karung untuk mengumpulkan sampah, pemuda kampung bergiliran mengangkut ranting dan semak, sementara anak-anak menyaksikan dari pinggir jalan, sesekali ikut membantu mengangkat plastik bekas dan botol minuman keras yang berserakan.

“Tempat ini sering jadi tempat nongkrong malam-malam. Kami sudah lapor ke polisi, akhirnya hari ini kami senang bisa ikut bersih-bersih. Harapannya, jangan ada lagi yang pakai tempat ini buat hal negatif,” ujar Yanto, salah satu warga Mogolaing.

Selain membersihkan area, Kapolres Irwanto juga memastikan langkah lanjutan akan diambil. Salah satunya dengan menambahkan pencahayaan di sekitar TPU agar tidak lagi tampak gelap dan menyeramkan di malam hari.

“Kami akan bekerja sama dengan Lurah untuk menambah penerangan di tempat ini. Ini bukan hanya soal estetika, tapi bagian dari upaya preventif agar tidak terjadi lagi penyalahgunaan,” tegasnya.

KOLABORASI TIGA PILAR: LURAH, POLISI, DAN MASYARAKAT

Bentuk kerja sama lintas sektor juga ditunjukkan oleh pemerintah kelurahan. Lurah Mogolaing, Masran Durian, turut hadir dan menyatakan dukungannya terhadap program kolaboratif tersebut. Ia menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah, kepolisian, dan warga menjadi kunci keberhasilan menciptakan lingkungan yang bersih dan aman.

“Tadi sudah mendapat arahan dari Kapolres untuk bekerja sama. Tentunya kami dari kelurahan bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa, Linmas, termasuk warga sekitar akan sama-sama menjaga tempat ini agar tidak lagi disalahgunakan,” kata Masran Durian.

Ia juga mengapresiasi peran serta komunitas pencinta alam yang selama ini konsisten dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Bagi mereka, pemakaman bukan sekadar tempat bagi yang telah tiada, tetapi juga bagian dari ruang hidup masyarakat yang harus dijaga kehormatannya.

PERINGATAN HARI BHAYANGKARA YANG BERMAKNA

Kegiatan ini juga menjadi momentum refleksi menjelang peringatan Hari Bhayangkara ke-79. Polres Kotamobagu tidak hanya merayakan dengan seremoni, tetapi melalui tindakan langsung yang menyentuh kepentingan warga.

Semangat Bhayangkara dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat diterjemahkan melalui kerja nyata, yang tidak melulu berkaitan dengan penindakan hukum, melainkan juga pelayanan dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Ini adalah wujud nyata polisi hadir di tengah masyarakat. Kita ingin memberikan teladan, bahwa menjaga kebersihan dan keamanan adalah tugas bersama,” tambah Kapolres Irwanto.

Ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus menggalakkan kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat secara langsung. Menurutnya, menciptakan rasa aman tidak bisa hanya dilakukan dari balik meja atau melalui patroli rutin, tetapi dengan membangun kepercayaan melalui kebersamaan.

PEMBELAJARAN BAGI GENERASI MUDA

Keikutsertaan komunitas pencinta alam juga menjadi warna tersendiri dalam kegiatan tersebut. Anak-anak muda yang tergabung dalam organisasi tersebut membawa semangat pelestarian dan cinta lingkungan. Mereka tidak hanya terlibat dalam aktivitas bersih-bersih, tetapi juga memberi edukasi tentang pentingnya menjaga ruang publik, termasuk area pemakaman.

“Kami berharap ini bisa menjadi gerakan berkelanjutan. Jangan sampai nanti TPU bersih hari ini, tapi minggu depan sudah kembali kotor atau digunakan sembarangan,” ujar Aldi, anggota komunitas pencinta alam lokal.

Ia juga mengusulkan adanya papan peringatan dan informasi di area TPU agar pengunjung memiliki kesadaran akan etika berperilaku di tempat pemakaman.

Bagi para remaja yang turut terlibat dalam kegiatan ini, pengalaman tersebut menjadi bentuk pembelajaran langsung tentang kepedulian sosial. Mereka tidak hanya melihat peran polisi dari sisi hukum, tetapi juga dari sisi pengabdian yang humanis.

“Kami jadi tahu ternyata polisi juga peduli pada lingkungan. Kita bisa kerja bareng, bukan hanya soal hukum,” ucap Vina, pelajar SMA yang ikut dalam kegiatan.

MENJADI CONTOH NASIONAL

Kegiatan di Mogolaing ini bisa menjadi contoh bagaimana sebuah permasalahan sosial dapat diatasi dengan kolaborasi. Tidak perlu menunggu kondisi memburuk atau intervensi pemerintah pusat. Langkah kecil seperti membersihkan TPU, bila dilakukan secara kolektif, mampu menciptakan dampak besar bagi lingkungan dan rasa aman masyarakat.

Pemerintah kota pun diharapkan bisa mengadopsi model kegiatan serupa di kelurahan lain. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, kegiatan seperti ini bukan hanya meningkatkan kualitas lingkungan, tapi juga membangun kohesi sosial antarwarga.

LANGKAH LANJUTAN

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, Kapolres Irwanto menyatakan bahwa Polres Kotamobagu akan membentuk tim kecil yang terdiri dari unsur Bhabinkamtibmas, Linmas, dan perwakilan warga untuk melakukan patroli berkala di lokasi TPU.

Pemerintah kelurahan pun berjanji untuk segera merealisasikan pemasangan lampu penerangan serta menata ulang pagar makam agar lebih rapi dan tidak mudah dimasuki dari berbagai arah.

“Kalau sudah terang, bersih, dan sering dijaga, saya yakin anak-anak muda tidak akan lagi sembarangan berkegiatan di tempat ini,” ucap Masran Durian.

Aksi bersih-bersih TPU Mogolaing bukan sekadar kegiatan seremonial menjelang Hari Bhayangkara. Di balik kegiatan tersebut, ada pesan penting tentang tanggung jawab bersama dalam menjaga ruang publik, menolak penyalahgunaan lingkungan, dan membangun ketahanan sosial melalui kolaborasi antara institusi negara, komunitas, dan warga.

Semangat gotong royong yang ditunjukkan di tengah ancaman degradasi moral dan lingkungan menjadi oase yang menyejukkan. Di tengah keterbatasan anggaran dan personil, solidaritas dan kesadaran kolektif terbukti mampu menjadi solusi.

Dengan semangat ini, Kota Kotamobagu bergerak menuju masa depan yang lebih bersih, aman, dan bermartabat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *