Manado — Suasana haru dan khidmat menyelimuti Gedung Serba Guna Asrama Haji Tuminting, Kota Manado, saat Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus secara resmi melepas keberangkatan 699 calon jemaah haji asal Sulut. Ratusan orang dari berbagai kabupaten dan kota berkumpul dalam satu niat dan harapan besar: menunaikan ibadah rukun Islam kelima di Tanah Suci, Makkah dan Madinah. Momentum pelepasan ini tak hanya menjadi acara seremonial tahunan, melainkan juga representasi dari kepedulian pemerintah daerah terhadap warganya yang hendak menjalankan ibadah haji.

Pelepasan Jemaah Haji: Prosesi yang Penuh Haru dan Doa

Pukul 15.00 WITA, halaman Asrama Haji Tuminting telah dipadati oleh rombongan calon jemaah haji bersama keluarga yang mengantarkan. Raut wajah penuh harap dan syukur tampak jelas. Sebagian membawa koper besar, sebagian lain terlihat sibuk memeluk anggota keluarga sebelum keberangkatan.

Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus, dalam sambutannya, menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh calon jemaah haji yang akan berangkat menuju Embarkasi Balikpapan. Keberangkatan mereka dijadwalkan berlangsung dalam dua gelombang, yakni pada 24 dan 25 Mei 2025. Dalam acara tersebut, Gubernur menegaskan bahwa pemerintah provinsi telah mengalokasikan dana bantuan haji sebesar Rp 2,6 miliar dari APBD.

“Di tengah kondisi efisiensi anggaran, Pemprov Sulut tetap berkomitmen mendukung penuh pelaksanaan ibadah haji. Masing-masing jemaah mendapatkan bantuan sebesar Rp 3.849.000,” ujar Yulius dengan nada optimistis.

Bantuan ini ditujukan untuk meringankan beban biaya yang ditanggung jemaah, khususnya yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Bantuan tersebut bukan hanya bentuk kontribusi nyata pemerintah daerah, tetapi juga menjadi dorongan moral agar para jemaah dapat menjalani ibadah dengan lebih tenang dan khusyuk.

Jumlah Kuota dan Realisasi Keberangkatan Jemaah

Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Utara menetapkan kuota haji tahun ini sebanyak 713 orang. Namun, hanya 699 jemaah yang tercatat berangkat. Sisanya tidak dapat ikut serta karena beberapa faktor, seperti perpindahan domisili keberangkatan akibat tuntutan kerja atau keinginan bergabung dengan keluarga di wilayah lain.

Kakanwil Kemenag Sulut melalui Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya memperjuangkan peningkatan kuota haji untuk Sulut. Menurutnya, waktu tunggu keberangkatan yang masih cukup panjang menjadi tantangan tersendiri.

“Dengan kuota yang terbatas, masyarakat Sulut harus menunggu bertahun-tahun untuk bisa berhaji. Kami berharap ke depan, kuota ini dapat bertambah, sehingga antrian haji bisa lebih cepat terselesaikan,” katanya dalam wawancara terpisah.

Komitmen Pemerintah: Ibadah dan Layanan Jadi Prioritas

Gubernur Yulius Selvanus juga mengajak seluruh jemaah untuk menjaga kesehatan, menjaga kekompakan antarsesama jemaah, serta mengikuti seluruh petunjuk dan bimbingan dari petugas haji yang telah ditunjuk. Pemerintah provinsi, kata Yulius, telah bekerja sama dengan Kemenag dan otoritas embarkasi untuk memastikan seluruh kebutuhan logistik dan pelayanan kesehatan jemaah berjalan maksimal.

“Kami tidak hanya melepas secara simbolis. Kami memastikan seluruh tahapan, mulai dari keberangkatan, perjalanan, hingga proses ibadah di Tanah Suci dan kepulangan nanti, dapat dilaksanakan dengan lancar dan aman,” jelas Gubernur.

Dia pun berharap agar seluruh jemaah bisa menjadi contoh yang baik di masyarakat setelah kembali ke Tanah Air. “Semoga seluruh calon haji Sulawesi Utara kembali sebagai haji dan hajah yang mabrur, menjadi teladan, dan menebarkan kebaikan di lingkungannya,” pungkas Yulius.

Cerita dan Harapan Jemaah: Dari Air Mata Hingga Tekad Menjadi Haji Mabrur

Salah satu calon jemaah haji, Satriadi Mamonto asal Kabupaten Minahasa Utara, mengaku sangat bersyukur akhirnya bisa berangkat setelah menunggu selama delapan tahun.

“Saya sudah daftar sejak tahun 2017. Waktu tunggu cukup panjang, tapi alhamdulillah akhirnya tahun ini saya berangkat. Terima kasih kepada pemerintah daerah yang juga telah membantu meringankan beban biaya,” tutur Mamonto yang hadir mengenakan kemeja ungu bercorak.

Satriadi tidak sendiri. Banyak dari jemaah lainnya yang juga mengalami penantian panjang. Di antara mereka ada yang sudah lanjut usia, namun tetap memiliki semangat luar biasa untuk melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya. Beberapa jemaah bahkan datang dari wilayah kepulauan yang harus menempuh perjalanan laut selama berjam-jam demi mengikuti proses pelepasan ini.

Sejumlah jemaah terlihat menitikkan air mata saat menerima syal dan buku panduan haji dari panitia, sebagai tanda resmi bergabung dalam rombongan haji Provinsi Sulawesi Utara. Tangis haru, pelukan keluarga, dan lantunan doa menjadi pemandangan yang menyentuh hati siapa pun yang menyaksikan momen tersebut.

Pelayanan dan Fasilitas: Kolaborasi Pemprov dan Kemenag

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulut menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sulut terus ditingkatkan untuk menjamin kenyamanan jemaah. Di asrama haji Tuminting, seluruh jemaah mendapatkan fasilitas penginapan yang layak, pemeriksaan kesehatan, serta bimbingan manasik yang dibawakan oleh pembimbing bersertifikat.

“Kami juga menyediakan tim kesehatan yang akan memeriksa kondisi fisik jemaah secara menyeluruh. Kami ingin memastikan semua calon haji dalam keadaan siap, baik secara fisik maupun mental,” ujarnya.

Tim pembimbing haji juga telah dipersiapkan sejak jauh hari. Setiap kloter akan didampingi oleh pembimbing ibadah dan petugas kesehatan untuk memandu para jemaah selama perjalanan dan pelaksanaan rukun haji. Hal ini menjadi penting mengingat tidak semua jemaah memiliki pengalaman sebelumnya menjalankan ibadah di luar negeri.

Keberangkatan Melalui Embarkasi Balikpapan: Alur dan Teknis

Sulawesi Utara belum memiliki embarkasi sendiri. Oleh karena itu, seluruh jemaah diberangkatkan melalui Embarkasi Haji Balikpapan, Kalimantan Timur. Keberangkatan dibagi dalam dua gelombang, masing-masing pada tanggal 24 dan 25 Mei 2025, dengan menggunakan moda transportasi udara dari Bandara Internasional Sam Ratulangi menuju Balikpapan.

Setibanya di Balikpapan, para jemaah akan menjalani proses karantina dan pemeriksaan akhir selama satu hari sebelum diterbangkan ke Arab Saudi. Tahapan ini telah disesuaikan dengan protokol haji internasional, termasuk pemeriksaan suhu tubuh, kelengkapan dokumen, serta orientasi ulang terkait pelaksanaan haji.

“Semua persiapan telah kami lakukan bersama tim dari Kanwil Kemenag dan Dinas Kesehatan. Kami ingin memastikan bahwa seluruh jemaah siap lahir batin menjalankan ibadah,” terang seorang petugas dari Dinas Kesehatan Sulut.

Masa Depan Penyelenggaraan Haji di Sulawesi Utara

Ke depan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bersama Kanwil Kemenag terus mengupayakan pembangunan embarkasi antara atau embarkasi penuh di wilayah Sulut. Tujuannya untuk mempermudah akses dan memperpendek jarak tempuh para jemaah.

“Dengan memiliki embarkasi sendiri, jemaah tidak perlu lagi transit ke Balikpapan. Hal ini akan sangat membantu terutama bagi jemaah lansia atau yang berasal dari daerah kepulauan seperti Sangihe, Talaud, dan Sitaro,” jelas Kepala Kanwil Kemenag Sulut.

Selain itu, usulan peningkatan kuota juga terus diupayakan setiap tahun melalui koordinasi dengan Kementerian Agama RI dan Komisi VIII DPR RI yang membidangi urusan keagamaan. Pemerintah berharap, dengan stabilnya kuota nasional dan meredanya dampak pandemi, kuota haji bisa terus meningkat secara proporsional.

Perjalanan Spiritual yang Didukung Solidaritas Pemerintah Daerah

Pelepasan 699 calon jemaah haji Sulawesi Utara menjadi momentum penting tidak hanya secara spiritual, tetapi juga sosial dan politik. Kehadiran Gubernur Yulius Selvanus menandai dukungan nyata pemerintah terhadap urusan keagamaan masyarakat. Bantuan yang dikucurkan menjadi bukti konkret bahwa Pemprov hadir dan peduli terhadap kebutuhan umat dalam menjalankan kewajiban agamanya.

Lebih dari sekadar perjalanan ibadah, keberangkatan ini menjadi perjalanan kolektif penuh makna. Para jemaah membawa nama daerah, memikul tanggung jawab moral, dan menebar harapan bahwa setelah kembali, mereka akan membawa pulang nilai-nilai haji yang mencerahkan masyarakat.

Dengan segala dukungan yang telah diberikan, mulai dari logistik, pembinaan, hingga pendampingan kesehatan, seluruh jemaah diharapkan mampu melaksanakan ibadah dengan baik, pulang dalam keadaan sehat, serta menjadi pribadi yang lebih baik. Sulawesi Utara pun patut berbangga, karena warganya kini tengah menapaki jejak spiritual di Tanah Suci, membawa doa dan harapan untuk diri, keluarga, dan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *