Sulawesi Utara – Dalam langkah konkret mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani, Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus turun langsung ke Desa Wineru, Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow. Di hadapan ratusan warga, ia menyerahkan sejumlah bantuan pertanian yang terdiri dari alat-alat pertanian modern, bibit tanaman unggul, dan 100 ekor bebek. Langkah ini dinilai sebagai strategi jangka panjang untuk memperkuat swasembada pangan di wilayah yang memiliki potensi pertanian yang tinggi.

Gubernur Hadir Langsung: Komitmen Nyata Pemimpin Daerah

Kehadiran Gubernur Yulius Selvanus di Desa Wineru bukan sekadar kunjungan seremonial. Ia datang membawa komitmen nyata dan menyapa langsung petani yang selama ini menjadi tulang punggung produksi pangan lokal. Di tengah hamparan sawah dan ladang yang menghijau, Gubernur menyalurkan berbagai jenis bantuan secara simbolis kepada perwakilan kelompok tani yang telah lama menantikan dukungan langsung dari pemerintah provinsi.

“Bantuan ini adalah bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam mendampingi petani. Kami ingin petani di Poigar, khususnya di Desa Wineru, menjadi lebih produktif, sejahtera, dan mandiri,” ujar Gubernur Yulius Selvanus saat memberikan sambutan di hadapan warga, tokoh masyarakat, dan aparat desa.

Bantuan yang disalurkan terdiri dari traktor tangan, cangkul modern, semprotan hama otomatis, bibit tanaman hortikultura, serta 100 ekor bebek beserta pakan awal. Paket bantuan ini diberikan kepada beberapa kelompok tani yang telah terdaftar dalam program revitalisasi pertanian milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Fokus pada Swasembada dan Kesejahteraan Keluarga Tani

Dalam penjelasannya, Gubernur menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya untuk mendukung hasil produksi pertanian, melainkan juga untuk membuka peluang tambahan pendapatan keluarga petani. Budidaya bebek, menurutnya, merupakan sektor peternakan skala rumah tangga yang mudah dikelola namun memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Kita dorong keluarga petani tidak hanya bergantung pada hasil panen musiman. Dengan ternak bebek, keluarga punya alternatif pendapatan yang bisa menopang kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya pendidikan anak-anak,” tutur Gubernur.

Program ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam mengembangkan sektor pertanian terpadu berbasis keluarga. Strategi ini dipilih agar ketahanan pangan tidak hanya didefinisikan secara makro, melainkan juga terasa langsung dalam kehidupan keluarga di pedesaan.

Dialog Hangat Gubernur dengan Petani: Aspirasi Langsung dari Lapangan

Di sela kegiatan penyerahan bantuan, Gubernur Yulius Selvanus menyempatkan diri berdialog langsung dengan para petani. Ia mendengarkan berbagai keluhan dan tantangan yang dihadapi petani, mulai dari kesulitan akses pupuk bersubsidi, harga jual hasil panen yang fluktuatif, hingga tantangan infrastruktur jalan tani.

“Kalau bisa akses jalan ke sawah itu diperbaiki, Pak Gubernur. Kadang hasil panen rusak di jalan karena kendaraan susah masuk,” keluh salah satu petani bernama Melky Manoppo, yang menggarap lahan sawah sejak 1990-an.

Menanggapi hal itu, Gubernur memastikan akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi untuk menindaklanjuti permintaan masyarakat. Ia menyebut bahwa pembangunan jalan produksi tani akan menjadi prioritas dalam penganggaran tahun depan.

“Saya minta Camat dan Kepala Desa bantu data jalan tani yang urgent. Tahun depan kita usahakan anggaran perbaikannya,” tegas Gubernur.

Bantuan Khusus untuk Lansia: Wujud Empati Pemerintah

Tak hanya fokus pada sektor pertanian, Gubernur juga menunjukkan kepedulian sosial terhadap warga lanjut usia di Desa Wineru. Dalam kesempatan yang sama, ia menyerahkan bantuan kursi roda kepada dua warga lansia yang selama ini mengalami kesulitan mobilitas akibat usia dan kondisi fisik.

“Saya tidak hanya datang sebagai pemimpin, tapi juga sebagai bagian dari keluarga besar Sulawesi Utara. Melihat orang tua kita yang kesulitan berjalan, hati saya tergerak untuk membantu,” ujar Gubernur dengan suara bergetar haru.

Warga menyambut tindakan itu dengan antusias dan rasa haru. Salah satu penerima kursi roda, Oma Rensje Lontoh (76), mengucapkan terima kasih sambil berlinang air mata. Ia tak menyangka akan mendapatkan perhatian langsung dari pemimpin daerah.

“Terima kasih, Pak Gubernur. Saya sudah lama susah jalan, sekarang bisa keluar rumah lagi,” ungkap Oma Rensje dengan suara lirih.

Respon Positif Warga dan Pemerintah Kecamatan

Camat Poigar, Melda Kumayas, menyambut baik perhatian Gubernur terhadap masyarakat di wilayahnya. Menurutnya, bantuan ini sangat dibutuhkan terutama bagi petani yang selama ini bekerja keras namun terkendala keterbatasan alat dan modal.

“Selama ini petani kami bekerja dengan alat sederhana. Bantuan seperti ini benar-benar sangat membantu. Saya berharap ini bukan yang terakhir,” ucap Camat Melda.

Hal serupa disampaikan oleh Ketua Kelompok Tani “Harapan Baru”, Imanuel Mokodompit. Ia mengapresiasi kehadiran langsung Gubernur dan mengaku optimistis dengan dukungan tersebut, produksi pertanian di Desa Wineru akan meningkat signifikan.

“Kami akan manfaatkan bantuan ini sebaik mungkin. Ini bukan hanya alat, tapi harapan baru bagi petani,” ujarnya.

Strategi Terpadu Pemerintah Provinsi: Langkah Menuju Kedaulatan Pangan

Langkah Gubernur Yulius Selvanus di Desa Wineru merupakan bagian dari strategi besar Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk mewujudkan kedaulatan pangan daerah. Program bantuan alat dan bibit merupakan turunan dari kebijakan “Gerakan Petani Mandiri” yang telah diluncurkan sejak awal 2024.

Program ini menargetkan pemberdayaan 5.000 keluarga petani di 15 kabupaten/kota dengan pendekatan holistik yang mencakup pembinaan, pelatihan, serta penyaluran modal dan alat kerja.

Kepala Dinas Pertanian Sulawesi Utara, Dr. Hendrik Lapian, menegaskan bahwa bantuan yang diberikan telah melalui proses verifikasi yang ketat. Setiap kelompok tani yang menerima bantuan telah memiliki legalitas dan track record yang baik.

“Kami tidak asal bagikan bantuan. Semua kelompok penerima sudah diverifikasi dan memiliki rencana kerja yang jelas,” kata Hendrik.

Ia menambahkan bahwa di masa mendatang, pemerintah provinsi akan melanjutkan pendampingan teknis dan pemasaran hasil produksi petani agar tidak hanya berdaya tanam, tetapi juga berdaya jual.

Data Potensi Pertanian Poigar: Ladang Subur yang Perlu Dioptimalkan

Wilayah Kecamatan Poigar dikenal sebagai salah satu lumbung pangan di Bolaang Mongondow. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten, luas lahan sawah dan ladang di Poigar mencapai 4.200 hektare. Sebagian besar dimanfaatkan untuk tanaman padi, jagung, dan palawija.

Namun, kurangnya modernisasi dan modal sering kali menghambat potensi maksimal wilayah ini. Rata-rata hasil panen padi masih di bawah standar nasional, yakni hanya 4,5 ton per hektare. Sementara itu, akses ke pasar regional juga masih menjadi kendala utama bagi petani.

Dengan adanya bantuan dari Pemerintah Provinsi, diharapkan produktivitas pertanian akan meningkat signifikan. Selain itu, pengembangan sektor peternakan seperti budidaya bebek dapat menambah diversifikasi usaha tani masyarakat setempat.

Harapan Gubernur: Kolaborasi dan Kesungguhan Warga

Menutup kunjungannya di Desa Wineru, Gubernur Yulius Selvanus berpesan agar bantuan yang telah diberikan digunakan dengan penuh tanggung jawab dan dikelola secara kolektif oleh kelompok tani.

“Saya titip ini sebagai amanah. Jangan sampai hanya disimpan, tapi harus dimanfaatkan untuk kebaikan bersama,” katanya.

Ia juga mengajak seluruh elemen pemerintah desa dan kecamatan untuk aktif mendampingi masyarakat dalam pengelolaan bantuan, termasuk pelaporan berkala kepada pemerintah provinsi.

“Swasembada pangan hanya bisa tercapai kalau semua kompak, dari pemerintah, petani, hingga anak-anak muda yang mau kembali ke desa untuk bertani,” ucap Gubernur. Langkah Gubernur Yulius Selvanus di Desa Wineru adalah representasi dari gaya kepemimpinan yang responsif dan membumi. Ia tak hanya mengeluarkan kebijakan dari balik meja, tetapi juga hadir langsung ke lapangan, mendengar, melihat, dan bertindak.

Program bantuan alat pertanian, bibit, dan bebek yang disalurkan di Poigar menjadi simbol bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan tidak bisa ditunda. Swasembada pangan bukan lagi sekadar jargon politik, melainkan gerakan nyata yang dimulai dari desa-desa seperti Wineru.

Dengan dukungan berkelanjutan dari pemerintah provinsi, serta semangat gotong royong dari petani, Poigar berpeluang besar menjadi model desa pertanian mandiri yang sukses di Sulawesi Utara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *