Manado – Harga kopra di Sulawesi Utara melonjak signifikan, mencapai Rp22.500 per kilogram pada awal Mei 2025. Kenaikan ini disambut antusias oleh petani kelapa di wilayah tersebut, terutama di Kabupaten Minahasa Utara, yang merupakan salah satu sentra produksi kopra di provinsi ini.

Kenaikan Harga yang Signifikan
Dalam satu bulan terakhir, harga kopra mengalami peningkatan tajam dari Rp15.000 menjadi Rp22.500 per kilogram. Kenaikan ini memberikan harapan baru bagi petani kelapa yang sebelumnya menghadapi harga jual yang rendah.
“Kami sangat bersyukur dengan kenaikan harga ini. Pendapatan kami meningkat, dan semangat untuk bertani kembali tumbuh,” ujar Stevi, seorang petani kopra di Minahasa Utara.

Faktor Penyebab Kenaikan
Beberapa faktor berkontribusi terhadap kenaikan harga kopra di Sulawesi Utara. Salah satunya adalah penurunan produksi akibat cuaca yang kurang mendukung, yang menyebabkan pasokan kopra berkurang di pasaran. Biasanya, pengusaha dapat membeli hingga 15.000 ton kopra per hari, namun saat ini hanya sekitar 7.000 hingga 10.000 ton yang tersedia.
“Permintaan tetap tinggi, tetapi pasokan menurun. Hal ini mendorong harga naik,” jelas Ishak Kandowangko, seorang pengusaha kopra di Manado.

Dampak Positif bagi Petani
Kenaikan harga kopra membawa dampak positif bagi petani kelapa di Sulawesi Utara. Pendapatan mereka meningkat, yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berinvestasi dalam perawatan kebun. “Dengan harga yang lebih baik, kami bisa memperbaiki kebun dan meningkatkan produksi,” kata Stevi.

Harapan untuk Stabilitas Harga
Meskipun kenaikan harga kopra memberikan manfaat, petani berharap agar harga tetap stabil dan tidak mengalami penurunan drastis di masa depan. Stabilitas harga penting untuk perencanaan dan keberlanjutan usaha pertanian mereka. “Kami berharap harga tetap stabil agar kami bisa merencanakan ke depan dengan lebih baik,” ujar Stevi.

Kenaikan Harga Arang Tempurung Kelapa
Selain kopra, harga arang yang berasal dari tempurung kelapa juga mengalami kenaikan, dari Rp6.000 menjadi Rp9.000 per kilogram. Kenaikan ini memberikan tambahan pendapatan bagi petani yang memanfaatkan limbah tempurung kelapa untuk produksi arang. Kenaikan harga kopra dan arang tempurung kelapa di Sulawesi Utara memberikan angin segar bagi petani kelapa di wilayah tersebut. Namun, tantangan tetap ada, termasuk kebutuhan akan stabilitas harga dan dukungan dari pemerintah untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian kelapa. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan petani kelapa di Sulawesi Utara dapat terus berkembang dan meningkatkan kesejahteraan mereka.