Manado, — Sebanyak lebih dari 500 atlet dari 56 kontingen yang mewakili 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara serta provinsi Papua dan Gorontalo, turut ambil bagian dalam Kejuaraan Terbuka Pencak Silat Piala Gubernur Sulawesi Utara 2025. Ajang bergengsi ini berlangsung selama empat hari, sejak 30 April hingga 3 Mei, dan dipusatkan di Hall B Gedung KONI Sulut, Manado.

Peningkatan Animo dan Partisipasi Peserta
Kejuaraan ini mempertandingkan dua kategori utama, yakni seni dan tanding, yang dibagi lagi ke dalam empat kelompok usia: usia dini, pra remaja, remaja, dan dewasa. Total hadiah yang diperebutkan mencapai Rp65 juta, menjadikan ajang ini sebagai salah satu turnamen pencak silat dengan hadiah terbesar di kawasan timur Indonesia.
Ketua KONI Sulawesi Utara, Jerry Waleleng, menekankan pentingnya kejuaraan ini sebagai sarana pembinaan dan pencarian bakat atlet-atlet muda. “Kejuaraan ini merupakan ajang pencarian bakat atlet guna berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional,” ujar Waleleng.

Teknologi Digital dalam Penilaian Pertandingan
Salah satu inovasi dalam kejuaraan tahun ini adalah penerapan sistem penilaian berbasis teknologi digital. Langkah ini sejalan dengan upaya modernisasi cabang olahraga pencak silat di era digital. Ketua Umum Pengprov IPSI Sulut, Pontowuisang Kakauhe, menyatakan bahwa penggunaan teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akurasi dalam penilaian pertandingan.
“Kami ingin belajar dari pengalaman untuk IPSI Sulut lebih baik,” kata Kakauhe. “Dengan penerapan teknologi, diharapkan para atlet dapat merasakan pertandingan yang lebih objektif dan profesional.”

Antusiasme Penonton dan Dukungan Masyarakat
Kejuaraan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa tribun penonton di Hall B Gedung KONI Sulut dipenuhi oleh penonton yang antusias menyaksikan pertandingan. Kehadiran orang tua, pelatih, dan ofisial turut menambah semarak suasana kejuaraan.
“Kami sangat senang melihat antusiasme masyarakat terhadap pencak silat. Ini menunjukkan bahwa olahraga tradisional Indonesia masih memiliki tempat di hati masyarakat,” ujar Yosua Sombang, Ketua Panitia Kejuaraan.

Harapan dan Rencana ke Depan
Keberhasilan penyelenggaraan kejuaraan ini menjadi motivasi bagi IPSI Sulut untuk terus mengembangkan olahraga pencak silat di daerah. Kakauhe menyatakan bahwa pihaknya berencana menggelar kejuaraan serupa secara berkala, minimal empat kali dalam setahun, guna meningkatkan kualitas dan kuantitas atlet pencak silat di Sulawesi Utara.
“Mudah-mudahan dalam kurun waktu yang tidak lama, IPSI Sulut bisa melaksanakan Kejuaraan Nasional di Manado,” harap Kakauhe.
Dengan semangat pembinaan dan dukungan teknologi, kejuaraan ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi atlet-atlet pencak silat Sulawesi Utara untuk berprestasi di kancah nasional dan internasional.