MANADO, — Sektor pariwisata di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali bergairah menyusul meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), yang didominasi oleh turis asal China. Ratusan wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu tiba di Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, Kamis (10/4) siang. Kedatangan mereka menandai penerbangan ketiga dalam skema direct flight dari Kota Nanjing, China ke Manado, sejak awal tahun ini.
Data dari Humas Bandara Sam Ratulangi Manado mencatat, sejak bulan Maret hingga awal April 2025, tercatat sedikitnya 336 wisatawan asal China yang masuk ke Sulut melalui jalur udara internasional tersebut. Jumlah ini diyakini akan terus meningkat, seiring promosi pariwisata yang gencar dilakukan pemerintah daerah ke pasar global, khususnya Asia Timur.

“Kunjungan wisatawan dari China memang menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan. Penerbangan langsung dari Nanjing ke Manado ini sangat membantu mendatangkan turis dalam jumlah besar,” ujar Yanti Pramono, Humas Bandara Sam Ratulangi Manado.
Menurut Yanti, program penerbangan langsung (direct flight) merupakan bagian dari strategi pengembangan pariwisata yang telah dirancang sejak tahun 2023 lalu. Pemerintah daerah bersama stakeholder penerbangan dan pelaku industri pariwisata menilai, potensi pasar wisatawan asal China masih sangat besar, terlebih dengan minat mereka terhadap destinasi laut dan alam tropis yang ditawarkan Sulawesi Utara.
“Dengan adanya direct flight ini, barrier kunjungan seperti waktu tempuh dan konektivitas bisa ditekan. Wisatawan lebih mudah dan cepat datang ke Sulut. Dan ini tentu berdampak langsung terhadap perekonomian lokal,” tambah Yanti.

Rombongan turis yang baru saja mendarat tersebut langsung disambut dengan nuansa budaya lokal khas Sulawesi Utara. Mereka akan menjalani agenda wisata selama beberapa hari, termasuk mengunjungi objek wisata unggulan seperti Taman Laut Bunaken, Bukit Kasih di Minahasa, Danau Linow di Tomohon, serta kawasan wisata kuliner di Kota Manado.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Dinas Pariwisata pun menyambut positif tren ini. Kepala Dinas Pariwisata Sulut, melalui pernyataan resminya, menyebutkan bahwa kolaborasi dengan maskapai internasional serta pelaku usaha pariwisata lokal telah menjadi kunci utama dalam menarik kunjungan wisman. Selain itu, peningkatan kualitas pelayanan dan infrastruktur pariwisata juga terus diupayakan.

“Target kita bukan hanya meningkatkan jumlah kunjungan, tapi juga memperpanjang masa tinggal dan meningkatkan belanja wisatawan. Ini yang akan mendorong multiplier effect pada ekonomi daerah,” ujar salah satu pejabat di Dinas Pariwisata Sulut.
Lebih lanjut, tren peningkatan kunjungan wisman asal China ini juga diharapkan membuka peluang kerja baru bagi masyarakat lokal, khususnya di bidang hospitality, pemandu wisata, transportasi, dan UMKM kuliner serta kerajinan.

Mengapa Wisatawan China Tertarik ke Sulut?
Berdasarkan sejumlah survei, wisatawan China cenderung menyukai destinasi tropis yang memiliki keindahan laut, budaya unik, serta keramahan masyarakat lokal. Sulawesi Utara yang memiliki kekayaan bawah laut kelas dunia serta kultur masyarakat yang terbuka dinilai sangat cocok dengan selera wisatawan asal China.
Selain itu, faktor keamanan dan stabilitas politik daerah juga menjadi pertimbangan penting bagi wisatawan mancanegara. Selama beberapa tahun terakhir, Sulut dikenal sebagai salah satu provinsi teraman dan paling toleran di Indonesia.

Bagaimana Prospek ke Depan?
Pemerintah daerah menyatakan bahwa tren ini bukan sekadar peningkatan musiman. Jika pengelolaan pariwisata dilakukan secara berkelanjutan, maka Sulut berpeluang menjadi salah satu pintu utama wisatawan asing ke kawasan timur Indonesia. Pemerintah pun menargetkan penambahan rute penerbangan langsung dari kota-kota besar lain di China seperti Guangzhou, Shenzhen, dan Beijing.
Dengan dukungan promosi digital, kerja sama antar-negara, dan penguatan infrastruktur pariwisata, Sulawesi Utara diyakini akan semakin bersinar di peta destinasi wisata internasional.
“Ini momentum kebangkitan. Kita harus terus jaga dan kembangkan dengan profesionalisme serta semangat kolaborasi,” pungkas Yanti Pramono.