Minahasa Utara kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan aksi nyata dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang berlangsung di Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan. Acara ini melibatkan berbagai komunitas peduli lingkungan di Sulawesi Utara serta masyarakat setempat, termasuk pemerintah desa.

Kegiatan ini tidak hanya sebatas aksi bersih-bersih dan penanaman pohon, tetapi juga menghadirkan edukasi tentang konsep ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah. Konsep ini bertujuan untuk mengajarkan masyarakat bahwa sampah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari dapat dikelola dengan bijak dan bahkan memiliki nilai ekonomis jika dimanfaatkan dengan benar.

Aksi Nyata untuk Bumi: Tanam Pohon dan Pilah Sampah

Sejak pagi, puluhan peserta telah berkumpul di lokasi kegiatan dengan semangat tinggi. Mereka terdiri dari anggota komunitas lingkungan, pemuda desa, dan relawan dari berbagai daerah di Sulawesi Utara. Marlon Kamagi, Founder ‘Ba Ciraro’, yang menjadi salah satu inisiator kegiatan ini menegaskan bahwa peringatan HPSN kali ini tidak hanya berfokus pada aksi simbolis, tetapi juga membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat.

“Tahun ini, kami ingin mengajak masyarakat memahami bahwa sampah bukan sekadar masalah, tetapi juga peluang. Melalui ekonomi sirkular, sampah bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi, misalnya dengan daur ulang atau pengelolaan yang lebih bijak,” ujar Marlon yang tampak mengenakan kaos hitam.

Dalam kegiatan ini, ratusan bibit pohon ditanam di berbagai titik strategis di sekitar Desa Tumaluntung. Penanaman ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan akibat sampah serta meningkatkan kualitas udara di kawasan tersebut. Selain itu, para peserta juga melakukan aksi angkat dan pilah sampah di beberapa area yang selama ini sering menjadi titik pembuangan liar.

Edukasi Ekonomi Sirkular: Mengubah Sampah Jadi Sumber Penghasilan

Salah satu bagian terpenting dari acara ini adalah sesi edukasi ekonomi sirkular, di mana masyarakat diberikan pemahaman tentang bagaimana sampah dapat dikelola menjadi sumber ekonomi baru. Edukasi ini mencakup berbagai teknik pengolahan sampah, mulai dari daur ulang plastik hingga pemanfaatan sampah organik menjadi kompos.

“Banyak yang belum tahu bahwa sampah plastik bisa diolah menjadi produk kreatif seperti tas, dompet, atau bahkan bahan baku paving block. Kalau dikelola dengan baik, ini bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat,” kata Aldy Loing, salah satu peserta yang mengenakan rompi cokelat muda.

Tak hanya teori, dalam kegiatan ini juga dilakukan pameran pengelolaan sampah secara kreatif oleh berbagai komunitas bank sampah di Sulawesi Utara. Produk-produk hasil daur ulang seperti kerajinan tangan, pupuk kompos, dan barang-barang berbahan dasar sampah plastik dipamerkan sebagai contoh konkret bagaimana sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Antusiasme Tinggi, Harapan untuk Masa Depan

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat dan peserta yang hadir. Banyak warga Desa Tumaluntung yang menyatakan kesadaran mereka tentang pentingnya pengelolaan sampah secara berkelanjutan meningkat setelah mengikuti kegiatan ini.

“Saya baru tahu kalau sampah bisa dimanfaatkan jadi barang berguna. Dulu saya anggap sampah cuma jadi masalah, sekarang saya melihat ada peluang usaha di dalamnya,” ujar salah satu warga yang turut serta dalam acara tersebut.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan serta mampu melihat sampah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan, bukan hanya sebagai limbah.

Hari Peduli Sampah Nasional 2025 di Minahasa Utara kali ini tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga awal dari perubahan nyata menuju lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Aksi kecil yang dilakukan hari ini bisa menjadi langkah besar untuk masa depan bumi yang lebih hijau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *