Manado – Kebakaran besar melanda Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Muhajirin di Kelurahan Bailang, Manado, pada Kamis (14/2) pagi. Api dengan cepat membakar lima ruangan utama, termasuk asrama putra, ruang komputer, ruang baca, dan ruang bahasa. Peristiwa ini menyebabkan kepanikan di kalangan santri dan pengajar yang sedang menjalankan aktivitas belajar-mengajar.

Kepulan Asap Tebal dan Upaya Evakuasi
Menurut saksi mata, kebakaran mulai terlihat sekitar pukul 09.30 WITA, saat kepulan asap tebal muncul dari lantai dua gedung utama. Dalam hitungan menit, api langsung membesar dan menjalar ke beberapa ruangan lainnya. Para santri yang berada di dalam kelas segera dievakuasi oleh para pengajar dan pengurus ponpes ke tempat aman.
Nuraini Gasman, Pembina Ponpes Al-Muhajirin, mengungkapkan bahwa suasana panik sempat terjadi ketika api mulai membesar. “Santri berlarian keluar karena asap sudah mulai masuk ke ruangan. Kami langsung mengarahkan mereka menjauh dari gedung yang terbakar,” ungkapnya.
Upaya penyelamatan barang-barang penting, seperti kitab, buku pelajaran, dan peralatan komputer, tidak dapat dilakukan karena kobaran api semakin membesar. “Hampir seluruh isi ruangan tidak bisa diselamatkan. Buku-buku, komputer, hingga perlengkapan santri semuanya hangus terbakar,” tambahnya.

Petugas Damkar Berjibaku Menjinakkan Api
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Manado mengerahkan beberapa unit kendaraan pemadam untuk mengendalikan api. Petugas berjibaku memadamkan kobaran api agar tidak merambat ke bangunan lain. Hingga pukul 11.00 WITA, api berhasil dikendalikan, namun sisa bara masih terus diawasi untuk mencegah kebakaran kembali terjadi.
Kepala Seksi Pendidikan Islam Kementerian Agama Manado, Usran, menyebut dugaan awal kebakaran berasal dari korsleting listrik di atap lantai dua. “Saat ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut, tetapi dugaan sementara mengarah ke arus pendek listrik,” jelasnya.

Kerugian Capai Miliaran Rupiah, Santri Kehilangan Tempat Tinggal
Meski tidak ada korban jiwa, kebakaran ini menyebabkan kerugian material yang cukup besar. Bangunan dan fasilitas yang terbakar diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Asrama putra yang menjadi tempat tinggal bagi puluhan santri kini sudah tidak dapat digunakan.
Para santri yang kehilangan tempat tinggal sementara akan dipindahkan ke lokasi lain hingga kondisi memungkinkan untuk kembali ke ponpes. Pihak pesantren saat ini tengah berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan para donatur untuk upaya bantuan dan pemulihan.

Proses Pendinginan dan Penyisiran di Lokasi Kebakaran
Hingga siang hari, petugas pemadam kebakaran masih melakukan proses pendinginan dan penyisiran di lokasi kejadian. Sisa-sisa bangunan yang hangus terbakar masih mengeluarkan asap. Beberapa warga dan wali santri juga tampak datang ke lokasi untuk melihat langsung kondisi pesantren pasca-kebakaran.
Pihak kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna memastikan penyebab pasti kebakaran. Sementara itu, pihak pesantren berharap adanya bantuan untuk membangun kembali fasilitas yang terbakar agar aktivitas belajar-mengajar dapat kembali berjalan seperti semula.
Peristiwa ini menjadi peringatan penting akan pentingnya sistem keamanan listrik di lembaga pendidikan, khususnya pesantren yang memiliki jumlah santri dalam jumlah besar. Kejadian ini juga mengundang keprihatinan masyarakat, yang mulai menggalang donasi untuk membantu pemulihan Ponpes Al-Muhajirin.