Manado – Menghadapi musim penghujan di Sulawesi Utara yang sering kali membawa potensi bencana, Kepala Kantor SAR (Kakansar) Kelas A Manado, George Mercy Randang, SIP, MAP, menyatakan kesiapan penuh pihaknya untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya bencana alam. Menurut Randang, Basarnas telah meningkatkan kesiapsiagaan melalui sejumlah upaya, termasuk pelatihan rutin, koordinasi dengan instansi terkait, serta kesiapan peralatan evakuasi.
“Kami di Basarnas selalu siap siaga menghadapi segala kemungkinan, terutama di musim penghujan ini,” ujar Randang. Basarnas berkomitmen menjalankan tugas berdasarkan konsep tiga pilar untuk memastikan kesiapan optimal dalam merespon situasi darurat.

Randang menjelaskan, pilar pertama yang diutamakan adalah latihan rutin bagi tim penyelamat internal Basarnas. “Latihan ini penting untuk memastikan setiap personel memiliki kemampuan dan kesiapan yang mumpuni dalam menghadapi kondisi bencana alam. Kami ingin mereka siap kapan pun diperlukan,” kata Randang.
Selain pelatihan internal, pilar kedua melibatkan kerja sama erat dengan berbagai instansi lain, seperti TNI, Polri, serta pemerintah daerah. Kolaborasi ini memungkinkan tim SAR untuk bekerja lebih efektif, khususnya dalam menghadapi skenario bencana besar yang membutuhkan koordinasi lintas instansi. “Dalam kondisi darurat, kecepatan dan ketepatan aksi menjadi faktor krusial, sehingga sinergi dengan TNI, Polri, serta pemerintah daerah sangat penting,” jelasnya.
Pilar terakhir yang menjadi prioritas adalah kesiapan peralatan utama untuk keperluan evakuasi dan penyelamatan. “Kami memiliki peralatan yang selalu dicek secara berkala. Semua itu kami siapkan untuk bisa segera diterjunkan ke lokasi bencana,” tambah Randang.

Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan, Basarnas Kelas A Manado juga terus berkoordinasi dengan pihak BMKG untuk mendapatkan informasi terbaru terkait perkiraan cuaca dan potensi bencana. Melalui kerja sama ini, Basarnas dapat meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi dan merencanakan tindakan preventif yang lebih tepat.
“Kami selalu mengikuti perkembangan informasi dari BMKG agar dapat memperkirakan titik-titik rawan bencana. Hal ini sangat membantu untuk memitigasi dampak bagi masyarakat sekitar,” ungkap Randang.
Lebih lanjut, Randang menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang berpotensi terkena banjir serta titik-titik yang strategis untuk dijadikan posko darurat. “Dalam situasi bencana, penting untuk memiliki posko darurat yang dekat dengan lokasi terdampak. Itu akan mempercepat respons kami dan memudahkan akses bantuan kepada masyarakat,” katanya.

Dengan langkah-langkah persiapan yang matang dan strategi tiga pilar yang diterapkan, Basarnas Manado optimis dapat memberikan layanan tanggap bencana yang maksimal. Randang berharap masyarakat Sulawesi Utara tetap waspada dan mengikuti arahan dari instansi terkait demi keselamatan bersama.
Musim penghujan yang intens di wilayah ini diharapkan bisa dihadapi dengan kesiapan maksimal, sehingga dampak bencana bisa diminimalkan dan masyarakat dapat merasa lebih aman. Randang menegaskan, “Kesiapan kami bukan hanya soal personel dan peralatan, tetapi juga kecepatan dalam bertindak saat bencana terjadi. Kami siap siaga untuk melindungi masyarakat Sulawesi Utara.”
Dengan semangat gotong royong dan kesiapsiagaan, Basarnas Manado berupaya untuk terus meningkatkan kemampuan tim SAR agar mampu menghadapi berbagai tantangan bencana yang mungkin terjadi.