radiodigitalmanado.co.id – Bertempat di Aula Mapalus, Kantor Gubernur Sulawesi Utara, ratusan warga dan perwakilan korban erupsi Gunung Ruang dari Desa Laingpatehi dan Pumpente mengikuti acara pencabutan undian nomor rumah yang akan mereka tempati di Desa Modisi, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Acara ini digelar belum lama ini dan menjadi momen penting dalam upaya pemulihan kehidupan para korban bencana.
Pencabutan nomor undian rumah ini berlangsung secara tertib dan disaksikan oleh berbagai pihak penting, termasuk Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara Steve Kepel, Penjabat Bupati Sitaro Joi Oroh, dan perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Sulawesi Utara. Keberadaan para pejabat ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam memastikan proses relokasi dan pemulihan berjalan lancar.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Steven Kandouw mengungkapkan rasa syukurnya atas langkah pemerintah yang proaktif dalam menangani dampak erupsi Gunung Ruang. Kandouw menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan para korban mendapatkan hunian yang layak dan fasilitas penunjang yang memadai di tempat tinggal baru mereka.
Katiandago Manoppo, salah satu warga korban erupsi Gunung Ruang, mengungkapkan perasaan campur aduknya setelah mengikuti acara pencabutan undian. “Kami sangat bersyukur, tapi juga masih penuh harap agar proses pembangunan rumah cepat selesai. Kami ingin segera menempati rumah baru dan melanjutkan hidup yang lebih baik setelah musibah ini,” ungkapnya.
Pemerintah saat ini sedang menyiapkan pembangunan sebanyak 282 rumah bagi keluarga korban erupsi Gunung Ruang di Desa Modisi. Proyek ini merupakan bagian dari program hunian tetap (huntap) yang dikelola oleh Kementerian PUPR, bertujuan memberikan kepastian tempat tinggal bagi korban bencana yang kehilangan rumah mereka akibat erupsi. Proses pembangunan hunian tetap ini telah mencapai sekitar 16 persen dan ditargetkan selesai pada akhir tahun.

Tak hanya membangun rumah, Kementerian PUPR juga berencana menyediakan berbagai fasilitas umum dan sosial di Desa Modisi. Fasilitas tersebut meliputi sekolah, gereja, dan sistem penyediaan air minum (SPAM). Semua ini bertujuan untuk memastikan para korban mendapatkan kualitas hidup yang layak dan akses terhadap fasilitas dasar di lokasi relokasi.
Langkah pemerintah ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi para korban erupsi, tidak hanya berupa tempat tinggal yang aman, tetapi juga lingkungan yang mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi mereka di masa depan. Proses pencabutan undian ini menandai babak baru bagi para korban, di mana mereka mulai melihat titik terang setelah menghadapi masa sulit akibat bencana alam.

Dengan target rampungnya pembangunan pada akhir tahun, para korban diharapkan dapat segera menempati hunian tetap tersebut dan memulaikembali kehidupan mereka dengan optimisme baru di tempat yang lebih aman dan nyaman.