Di tengah lonjakan harga beras, Perum Bulog mulai mendistribusikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di pasar-pasar tradisional di kota Manado. Penyaluran perdana beras bersubsidi ini dilakukan pada Kamis siang (18/7) di Pasar Pinasungkulan Karombasan, Manado, Sulawesi Utara, dengan harapan dapat meredam lonjakan harga yang membebani masyarakat. Pada hari pertama penyaluran beras SPHP, Kantor Wilayah Bulog Sulawesi Utara-Gorontalo menyasar lima lapak pedagang di Pasar Pinasungkulan. Masing-masing lapak tersebut menerima jatah 60 karung beras kemasan 5 kilogram.
Kepala Kanwil Bulog Sulawesi Utara-Gorontalo, Ermin Tora, saat meninjau langsung proses distribusi di pasar, menegaskan bahwa penjualan beras SPHP diatur dengan ketat melalui regulasi yang jelas. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan beras subsidi benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kami ketat mengatur penjualan beras SPHP melalui regulasi. Ini penting untuk menghindari penyalahgunaan,” ujar Ermin Tora, menekankan komitmen Bulog dalam mengawasi penyaluran.
Bulog pun tak segan memberi sanksi tegas apabila ditemukan pedagang yang menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. Sanksi dapat berupa pencabutan izin penjualan hingga tindakan hukum. Kehadiran beras SPHP dengan harga yang lebih terjangkau disambut baik oleh para pedagang dan warga di Pasar Pinasungkulan. Mereka berharap distribusi beras subsidi ini dapat dilaksanakan secara konsisten. Ramli, salah seorang pedagang di Pasar Pinasungkulan, mengungkapkan harapannya agar pasokan beras SPHP terus terjaga.
“Saya harap ketersediaan beras SPHP ini konsisten, supaya warga bisa beli beras dengan harga lebih terjangkau,” ujarnya.
Konsistensi pasokan dianggap penting agar harga beras di pasar dapat kembali stabil dan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, tidak lagi tercekik oleh tingginya harga. Senada dengan pedagang, sejumlah warga juga menyambut gembira penyaluran beras SPHP ke pasar. Mereka berharap beras SPHP bisa terus tersedia di pasaran, memungkinkan masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan beras dengan harga yang lebih murah dan terjangkau.
“Ini sangat membantu kami. Semoga stok selalu ada, biar masyarakat tidak kesulitan cari beras,” kata salah seorang warga di pasar.

Meski Bulog telah menyalurkan beras SPHP, harga beras jenis lain masih relatif tinggi. Beras jenis Membramo dijual di angka Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kilogram, sementara beras jenis Superwin dibanderol Rp 17.000 per kilogram. Harga ini jauh di atas harga normal sebelum terjadi lonjakan, yang menunjukkan bahwa program SPHP ini sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan pasar.
Beras sebagai kebutuhan pokok memiliki dampak langsung pada inflasi dan daya beli masyarakat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa beras menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar dalam beberapa waktu terakhir. Intervensi pasar pun dilakukan, salah satunya melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Program ini adalah salah satu bentuk intervensi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan, khususnya beras. Melalui program SPHP, Bulog menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke pasar dengan harga yang telah ditetapkan. Tujuannya untuk menambah pasokan di pasar, menekan harga, dan mengurangi tekanan inflasi. Bulog juga bekerja sama dengan distributor untuk memastikan penyebarab beras SPHP merata. Langkah ini diharapkan dapat mempersempat rantai distribusi dan mencegah praktik penimbunan yang dapat memperparah kondisi harga.
Baik masyarakat dan pedagang di Manado kini menaruh harapan besar pada keberlanjutan program ini. Mereka berharap pemerintah dan Bulog terus memantau kondisi pasar dan beradaptasi dengan dinamika harga untuk memastikan ketersediaan beras dengan harga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.