Proses renovasi Sekolah Rakyat Menengah Pertama 21 Kota Manado yang berlokasi di kompleks Sentra Tumou-Tou Kementerian Sosial, Kelurahan Paal IV, Kecamatan Tikala, nyaris rampung sepenuhnya. Dengan progres pembangunan yang sudah melampaui angka 90 persen, seluruh fasilitas penunjang pendidikan berbasis asrama ini ditargetkan siap pakai sebelum tahun ajaran baru dimulai pada pertengahan Juli 2025.

Di tengah hiruk-pikuk Kota Manado, geliat pembangunan sekolah ini menjadi perhatian khusus. Bangunan sekolah yang merupakan hasil renovasi dari fasilitas eksisting milik Kementerian Sosial, disulap menjadi sarana pendidikan yang representatif dan ramah anak. Gedung-gedung perkantoran lama kini berubah wajah menjadi ruang kelas, asrama, ruang konseling, hingga fasilitas pendukung seperti ruang makan dan ruang wali asuh.

Kepala Sentra Tumou-Tou, Meerada Saryati Aryani, menegaskan bahwa penyelesaian fasilitas fisik sekolah ini menjadi tonggak penting dalam memulai babak baru pendidikan berbasis inklusi dan asrama di Manado.

“Sekolah Rakyat Menengah Pertama 21 ini bukan hanya sekolah biasa. Ini adalah pusat pembinaan anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu, anak-anak yang kehilangan dukungan keluarga, serta mereka yang memerlukan perlindungan sosial secara menyeluruh. Ini adalah bentuk nyata kehadiran negara,” ujar Meerada saat ditemui di lokasi.

Transformasi Gedung Eks Kantor Jadi Sekolah Berkonsep Asrama

Gedung-gedung yang sebelumnya digunakan untuk keperluan administrasi sosial kini telah mengalami perubahan signifikan. Bangunan utama sekolah terdiri dari ruang belajar yang dilengkapi dengan meja-kursi ergonomis, papan tulis digital, serta perangkat multimedia yang memadai untuk pembelajaran interaktif.

Asrama putra dan putri yang masing-masing terletak di sisi berbeda dari kompleks ini dirancang dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan. Setiap kamar mampu menampung empat hingga enam siswa, dilengkapi dengan tempat tidur susun, loker pribadi, serta pendingin ruangan. Ruang konseling disiapkan untuk mendampingi siswa menghadapi persoalan pribadi maupun akademik. Tak kalah penting, ruangan bagi wali asuh juga menjadi bagian dari sistem pengasuhan intensif berbasis pendekatan keluarga.

Pekerja konstruksi tampak menyelesaikan tahapan akhir seperti pemasangan panel listrik, pengecatan ulang dinding, serta pengangkutan perlengkapan sekolah. Di waktu yang sama, pengiriman barang-barang penunjang pembelajaran seperti buku pelajaran, alat tulis, dan perlengkapan tidur juga tengah berlangsung secara bertahap.

Peluncuran Nasional dan Target Operasional Juli 2025

Sekolah Rakyat ini direncanakan akan diluncurkan secara serentak bersama sejumlah sekolah serupa di seluruh Indonesia pada 14 Juli 2025. Peluncuran ini akan menandai dimulainya tahun ajaran baru sekaligus pengoperasian resmi sekolah dengan total 75 siswa kelas 7 angkatan pertama.

Sebanyak 11 orang tenaga pengajar telah disiapkan untuk mengisi posisi strategis dalam bidang akademik dan pengembangan karakter. Para guru tersebut telah melalui proses rekrutmen dan pelatihan intensif oleh Kementerian Sosial, yang menggandeng mitra pendidikan dari berbagai perguruan tinggi.

“Tenaga pendidik yang ditugaskan di sini bukan hanya mengajar, tapi juga menjadi pembina, pendamping, bahkan keluarga bagi anak-anak di asrama. Karena itu, pelatihan yang diberikan sangat menekankan pendekatan humanis, kesetaraan, dan penguatan psikososial,” jelas Meerada.

Sasaran Siswa: Anak-anak Rentan Sosial

Salah satu nilai utama dari keberadaan Sekolah Rakyat ini adalah fokusnya pada penyediaan pendidikan bagi anak-anak yang berada dalam situasi kerentanan sosial. Siswa yang diterima merupakan anak-anak dari keluarga miskin, yatim-piatu, korban kekerasan dalam rumah tangga, atau yang hidup dalam pengasuhan alternatif.

Proses seleksi calon siswa dilakukan melalui sistem rujukan dan asesmen dari dinas sosial kabupaten/kota, panti asuhan, maupun organisasi masyarakat sipil. Anak-anak yang memenuhi syarat akan mendapatkan beasiswa penuh selama tiga tahun masa pendidikan. Fasilitas yang mereka nikmati mencakup makan, tempat tinggal, layanan kesehatan dasar, perlengkapan sekolah, serta pendampingan psikososial.

Meerada menyebut pendekatan ini sebagai wujud keadilan sosial dalam dunia pendidikan. “Mereka yang secara ekonomi dan sosial tertinggal, harus diberi akses yang sama, bahkan lebih. Negara harus hadir secara aktif dan sistemik.”

Kurikulum Berbasis Kemandirian dan Karakter

Sekolah Rakyat Menengah Pertama 21 ini mengadopsi kurikulum nasional yang disesuaikan dengan pendekatan pendidikan sosial. Selain pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS, siswa juga akan mendapatkan materi pengembangan diri, kewirausahaan, literasi digital, serta pendidikan karakter yang kuat.

Kurikulum tersebut dikembangkan bersama tim akademisi dari Universitas Negeri Manado dan lembaga pendidikan vokasi. Pendekatan pembelajaran akan mengedepankan praktik, kolaborasi, dan eksplorasi minat siswa.

Sistem belajar-mengajar dilakukan dalam blok waktu yang lebih fleksibel, memberi ruang bagi aktivitas non-akademik seperti berkebun, kerajinan tangan, olahraga, serta bimbingan minat dan bakat. Siswa juga akan dilibatkan dalam manajemen asrama sebagai bentuk latihan tanggung jawab dan kemandirian.

Peran Sentra Tumou-Tou dan Dukungan Kementerian Sosial

Sebagai bagian dari program nasional Kementerian Sosial, Sentra Tumou-Tou bertindak sebagai pelaksana teknis dan pembina utama dari Sekolah Rakyat ini. Sentra ini sebelumnya dikenal aktif dalam pelayanan sosial berbasis keluarga dan komunitas.

Dengan pengembangan sekolah ini, Sentra Tumou-Tou memperluas mandatnya menjadi institusi layanan pendidikan yang menyatu dengan perlindungan sosial.

Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial telah mengalokasikan anggaran khusus untuk pembangunan dan pengoperasian sekolah-sekolah rakyat di seluruh Indonesia. Sekolah Rakyat Menengah Pertama 21 Manado menjadi salah satu dari 34 sekolah serupa yang sedang dipersiapkan di seluruh provinsi.

Respons Masyarakat dan Harapan ke Depan

Keberadaan sekolah ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Beberapa tokoh pendidikan dan tokoh agama menyebut langkah ini sebagai bentuk pembebasan struktural terhadap anak-anak yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan formal.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Manado, Drs. Adrianus Lantang, mengungkapkan dukungannya terhadap program ini dan berharap kehadiran Sekolah Rakyat bisa menjadi pemantik inovasi sosial dalam dunia pendidikan.

“Ini contoh konkret bahwa pendidikan harus menjangkau yang tak terjangkau. Kami siap berkolaborasi dari sisi kebijakan maupun penyediaan tenaga profesional,” ujar Adrianus.

Orang tua calon siswa yang berasal dari berbagai kabupaten di Sulawesi Utara juga menyampaikan harapan mereka. Sinta Lumingkewas, ibu dari seorang anak yang akan diterima di sekolah ini, mengungkapkan rasa syukurnya. “Anak saya bisa sekolah, tinggal di tempat aman, dan dibina langsung oleh guru dan pengasuh. Ini seperti mimpi.”

Membangun Masa Depan Lewat Pendidikan yang Inklusif

Sekolah Rakyat Menengah Pertama 21 Manado berdiri di atas fondasi gagasan bahwa semua anak, apapun latar belakangnya, memiliki hak untuk berkembang. Dengan pendekatan asrama, fasilitas lengkap, guru yang berdaya, serta dukungan sistem sosial yang kuat, sekolah ini bertekad menjadi model pendidikan yang inklusif, adaptif, dan transformatif.

Ke depan, sekolah ini juga dirancang untuk berkembang menjadi pusat pelatihan keterampilan hidup dan pendidikan vokasional. Fasilitas bengkel kerja, studio kreatif, dan laboratorium komputer telah masuk dalam rencana pengembangan tahap dua.

Kementerian Sosial menargetkan bahwa para lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, tetapi juga siap mandiri secara ekonomi dan sosial.

Dengan semua infrastruktur yang nyaris rampung dan semangat pengabdian yang kuat, Sekolah Rakyat Manado menjadi bukti bahwa pendidikan bisa menjadi jalan keluar dari kemiskinan dan keterasingan sosial. Sekolah ini bukan hanya bangunan, tetapi rumah harapan bagi anak-anak Indonesia yang selama ini nyaris tak terdengar suaranya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *