MINAHASA UTARA — Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional, Kepolisian Daerah Sulawesi Utara melaksanakan penanaman bibit jagung di atas lahan seluas 10 hektar yang terletak di kawasan perkebunan Desa Laikit, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Rabu (25/6) sore. Kegiatan tersebut diinisiasi sebagai bagian dari upaya nyata mendukung program nasional ketahanan pangan menuju cita-cita Indonesia Emas.

Penanaman bibit jagung ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Langkah ini menjadi komitmen konkret Polda Sulut dalam mendorong kemandirian pangan serta mengantisipasi potensi krisis bahan pokok yang dapat terjadi akibat situasi global yang tidak menentu. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak lintas sektor seperti TNI, kelompok tani, unsur swasta, serta pemerintah daerah.

Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Pol Royke Lumowa Langie, secara langsung memimpin kegiatan tersebut dan menegaskan bahwa kolaborasi seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk memastikan program ini berjalan berkelanjutan dan berdampak luas.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab petani atau pemerintah, tetapi merupakan tugas kita bersama. Keterlibatan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini,” ujar Kapolda Sulut dalam sambutannya di hadapan peserta kegiatan.

Penanaman jagung secara serentak ini merupakan bagian dari program nasional yang diinisiasi oleh Polri untuk mendorong ketahanan pangan di berbagai wilayah Indonesia. Di Sulawesi Utara, program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pertanian, para penyuluh lapangan, dan lembaga swasta yang bergerak di sektor agribisnis.

Keterlibatan Stakeholder

Selain unsur kepolisian, jajaran Kodam XIII/Merdeka juga turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Kehadiran TNI menandakan bahwa program ketahanan pangan telah menjadi isu strategis lintas lembaga. Kolaborasi ini turut melibatkan kelompok tani lokal yang selama ini aktif membudidayakan tanaman pangan di wilayah Minahasa Utara.

Kepala Desa Laikit, Johanis Maengkom, menyambut baik inisiatif Polda Sulut dan berharap program ini akan berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat desa.

“Kami sangat bersyukur karena wilayah kami dipilih sebagai lokasi program. Kehadiran pihak kepolisian dan TNI tentu memberi semangat baru bagi para petani untuk lebih serius mengelola pertanian jagung,” kata Johanis saat ditemui usai kegiatan.

Tak hanya menjadi lokasi penanaman, Desa Laikit akan dijadikan sebagai proyek percontohan pertanian jagung terpadu yang mengadopsi pendekatan teknologi ramah lingkungan. Petani akan dibekali dengan pelatihan, pendampingan intensif, serta akses terhadap bibit unggul dan pupuk bersubsidi.

Potensi dan Tantangan

Data dari Dinas Pertanian Sulut menyebutkan bahwa tanaman jagung merupakan salah satu komoditas unggulan yang berpotensi besar dikembangkan secara masif di Minahasa Utara. Tanah yang subur serta iklim yang mendukung menjadikan wilayah ini ideal untuk pengembangan jagung skala besar.

Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan akses modal bagi petani, rendahnya pemanfaatan teknologi modern, serta fluktuasi harga pasar. Oleh karena itu, program yang digagas oleh Polda Sulut ini juga dirancang untuk memberikan solusi menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir.

“Kami sedang menjalin kerja sama dengan beberapa pihak untuk membantu petani mengakses modal usaha tani, serta mempertemukan mereka dengan pembeli tetap (off-taker) agar hasil panen bisa langsung terserap,” jelas Kombes Pol Jules Abraham Abast, Kabid Humas Polda Sulut, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Ia menambahkan bahwa sinergi antara sektor keamanan dan sektor pertanian merupakan pendekatan strategis yang selama ini belum banyak dilakukan secara sistematis. Keamanan wilayah yang terjaga akan meningkatkan kepercayaan investor di sektor pertanian, sementara ketahanan pangan yang kuat akan memperkuat stabilitas sosial secara keseluruhan.

Dukungan Pemerintah Daerah

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Dinas Pertanian memberikan dukungan penuh terhadap langkah yang dilakukan Polda Sulut. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulut, Nova Nelwan, menyampaikan bahwa program penanaman jagung di Desa Laikit merupakan pilot project yang diharapkan bisa direplikasi di daerah lain.

“Kami akan mengawal program ini dengan serius. Jika berhasil, ini akan menjadi model sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat dalam membangun kedaulatan pangan daerah,” ungkap Nova Nelwan.

Ia juga menambahkan bahwa dalam lima tahun terakhir, produksi jagung Sulawesi Utara mengalami kenaikan yang signifikan. Namun untuk menjaga tren positif ini, diperlukan pendekatan baru yang berbasis kolaborasi multisektor dan dukungan teknologi pertanian presisi.

Program Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas

Kapolda Sulut menekankan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yaitu negara yang mandiri, kuat, dan berdaulat di berbagai bidang, termasuk sektor pangan. Penanaman jagung dipilih karena komoditas ini memiliki nilai strategis tinggi, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan sebagai bahan baku industri pakan ternak.

“Jagung bukan hanya makanan pokok di beberapa daerah, tapi juga bahan penting bagi industri. Ketika kita memperkuat basis pertanian jagung, berarti kita juga memperkuat ketahanan ekonomi dan membuka peluang ekspor,” ujar Irjen Roycke Langie dalam keterangannya kepada media.

Ia berharap, melalui keterlibatan Polri dalam sektor pangan, masyarakat akan melihat bahwa aparat kepolisian hadir tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan.

Respon Masyarakat

Warga Desa Laikit menyambut positif program ini. Sejumlah petani bahkan mengaku semakin termotivasi untuk mengelola lahan tidur yang sebelumnya tidak produktif. Salah satu petani, Berty Suoth, menyatakan kesiapannya mendukung program ini dan berharap kegiatan serupa dilakukan secara rutin.

“Kami merasa dihargai. Polisi turun langsung membantu petani, ini sangat luar biasa. Kami siap bekerja sama demi ketahanan pangan Sulut,” ujar Berty.

Berdasarkan pantauan di lokasi, bibit jagung yang ditanam merupakan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit dan memiliki masa panen cepat, yakni sekitar 90 hingga 100 hari. Penanaman dilakukan secara mekanis menggunakan traktor tangan dan mesin penabur bibit yang efisien.

Langkah Lanjutan

Program penanaman jagung di Desa Laikit ini direncanakan akan dievaluasi secara berkala. Tim dari Polda Sulut bersama mitra pertanian akan melakukan monitoring perkembangan tanaman hingga masa panen tiba. Hasil dari program ini akan digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan lanjutan dalam memperluas wilayah tanam serta menjangkau kelompok petani di wilayah lain.

Polda Sulut juga berkomitmen mendampingi para petani tidak hanya dalam hal pengolahan lahan, tetapi juga pada aspek distribusi hasil panen dan perlindungan harga di tingkat petani. Pendekatan ini diharapkan dapat memutus rantai distribusi yang panjang dan merugikan petani kecil.

Harapan ke Depan

Langkah Polda Sulut menanam bibit jagung tidak berhenti sebagai simbol dukungan semata, namun diarahkan menjadi pemantik gerakan kolektif seluruh komponen masyarakat untuk menyadari pentingnya ketahanan pangan sebagai isu strategis nasional.

Dalam konteks global yang penuh ketidakpastian, dari perubahan iklim hingga krisis geopolitik, membangun kedaulatan pangan adalah langkah preventif yang harus dijadikan prioritas nasional. Ketika sektor pertanian kuat, maka fondasi sosial dan ekonomi negara pun menjadi lebih kokoh.

Penanaman jagung oleh Polda Sulut di Desa Laikit merupakan contoh nyata bagaimana institusi keamanan dapat memainkan peran transformatif di luar fungsi tradisionalnya. Kolaborasi yang dibangun menjadi cerminan solidaritas nasional dalam menjaga masa depan bangsa melalui ketahanan pangan.

Jika inisiatif ini terus dilanjutkan dan diperluas, bukan tidak mungkin Sulawesi Utara akan menjadi salah satu pusat produksi jagung unggulan di kawasan timur Indonesia. Dengan demikian, ketahanan pangan nasional dapat dicapai secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *