Minahasa Utara – Pemerintah Desa Kolongan, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesehatan masyarakat. Rabu pagi, suasana Balai Desa Kolongan tampak ramai dipadati oleh warga, khususnya ibu hamil, balita, dan para lansia. Mereka hadir untuk menerima bantuan susu gratis yang dibagikan oleh pemerintah desa sebagai langkah nyata dalam upaya pencegahan stunting.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program peningkatan gizi masyarakat yang selama ini menjadi prioritas pemerintah desa. Susu yang dibagikan adalah susu berkualitas yang mengandung berbagai nutrisi penting bagi tumbuh kembang anak, serta memperkuat kondisi tubuh ibu hamil dan para lansia.

Komitmen Nyata Melawan Stunting

Kepala Desa Kolongan, Adri Moningka, mengatakan bahwa pembagian susu ini bukan sekadar program tahunan atau kegiatan seremonial belaka, tetapi merupakan langkah nyata yang dirancang secara berkelanjutan. Program ini, menurutnya, didasarkan pada data dan kondisi riil di lapangan, di mana masih ditemukan beberapa kasus anak yang masuk dalam kategori berisiko stunting.

“Kami sadar betul bahwa stunting bukan sekadar soal pendek atau kurang tinggi, tapi menyangkut masa depan generasi kita. Anak yang stunting memiliki risiko lebih besar mengalami kesulitan belajar, rendahnya produktivitas saat dewasa, hingga menurunnya daya saing bangsa. Karena itu, upaya ini bukan hanya soal bagi-bagi susu, tapi soal menyelamatkan masa depan,” tegas Adri Moningka.

Selain itu, Adri juga menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan tim medis dari Puskesmas setempat yang ikut memberikan edukasi kepada para ibu tentang pentingnya nutrisi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

“Edukasi ini penting agar program tidak hanya berhenti pada bantuan fisik, tapi juga menyentuh perubahan perilaku dan pola asuh. Kami ingin para orang tua memahami bahwa makanan bergizi, ASI eksklusif, imunisasi, dan kebersihan lingkungan adalah bagian dari pencegahan stunting,” tambahnya.

Respons Positif dari Masyarakat

Masyarakat Desa Kolongan menyambut baik pembagian susu gratis ini. Jufri Longdong, salah satu warga yang hadir bersama anaknya, mengungkapkan rasa syukur atas inisiatif pemerintah desa. Ia mengatakan bahwa bantuan ini sangat membantu, terutama bagi keluarga dengan penghasilan rendah.

“Bagi kami yang pendapatannya pas-pasan, membeli susu secara rutin itu tidak mudah. Dengan adanya program ini, kami sangat terbantu. Anak kami bisa mendapatkan asupan tambahan yang sehat. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut,” ujarnya.

Sejumlah warga juga menyampaikan bahwa mereka merasa diperhatikan dan didukung oleh pemerintah desa. Salah satu ibu hamil, Maria Tumewu, menyampaikan bahwa dirinya merasa lebih termotivasi untuk menjaga pola makan dan kesehatan selama kehamilan.

“Biasanya saya hanya minum air putih atau teh manis. Sekarang ada susu yang bisa diminum setiap hari. Saya jadi lebih semangat menjaga pola makan supaya bayi saya nanti sehat dan kuat,” ucap Maria sambil tersenyum.

Lansia Juga Diperhatikan

Tak hanya fokus pada ibu hamil dan balita, program ini juga menyasar kelompok lansia. Beberapa warga lanjut usia tampak hadir dan menerima pembagian susu khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia tua. Keterlibatan lansia dalam program ini merupakan bagian dari pendekatan holistik pemerintah desa terhadap kesehatan masyarakat.

“Lansia juga perlu perhatian karena mereka adalah bagian dari keluarga dan komunitas. Susu untuk lansia mengandung kalsium dan vitamin D yang tinggi, penting untuk mencegah osteoporosis dan menjaga daya tahan tubuh,” jelas seorang petugas dari Puskesmas Talawaan yang turut mendampingi kegiatan.

Dukungan dari Puskesmas dan PKK

Kegiatan ini berjalan lancar berkat dukungan penuh dari tenaga kesehatan dan kader-kader dari Tim Penggerak PKK Desa Kolongan. Mereka telah mendata warga penerima manfaat sejak beberapa minggu sebelumnya, memastikan distribusi berjalan tepat sasaran.

Tim kesehatan juga memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian makanan tambahan dan pemantauan berat badan anak secara berkala. Warga diajak untuk tidak segan-segan datang ke posyandu setiap bulan agar tumbuh kembang anak dapat dipantau secara rutin.

“Posyandu bukan hanya tempat timbang badan, tapi pusat informasi dan konsultasi. Kami ingin semua warga menjadikan posyandu sebagai bagian dari kehidupan mereka,” ungkap salah satu bidan desa yang turut hadir.

Langkah Lanjutan: Monitoring dan Evaluasi

Pemerintah Desa Kolongan tidak berhenti pada pembagian susu. Setelah kegiatan ini, perangkat desa akan melakukan monitoring berkala untuk melihat efek dari bantuan tersebut terhadap kondisi gizi anak dan ibu hamil. Mereka juga berencana bekerja sama dengan instansi terkait di tingkat kabupaten untuk memperluas jangkauan program ini.

Menurut Sekretaris Desa Kolongan, Antonius Sumendap, kegiatan ini juga dijadikan bahan evaluasi tahunan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) agar program-program yang benar-benar bermanfaat bisa terus ditingkatkan.

“Kami akan terus evaluasi. Apakah ada dampak langsung terhadap berat badan anak? Apakah ibu hamil merasa terbantu? Semua itu akan kami jadikan indikator keberhasilan,” tegas Antonius.

Melibatkan Generasi Muda dalam Aksi Sosial

Hal menarik dari kegiatan ini adalah keterlibatan generasi muda desa, termasuk para remaja Karang Taruna yang membantu proses distribusi dan dokumentasi kegiatan. Keterlibatan mereka menciptakan suasana gotong-royong dan solidaritas lintas generasi.

“Ini bukan hanya soal bagi-bagi susu. Ini soal menghidupkan semangat gotong royong. Anak muda kami ajak terlibat supaya mereka tumbuh dengan nilai-nilai kepedulian sosial,” kata Kepala Dusun setempat, Albert Tilaar.

Sinergi Antar Stakeholder

Program ini berjalan berkat kerja sama erat antara pemerintah desa, Puskesmas Talawaan, BPD, serta berbagai tokoh masyarakat dan keagamaan. Mereka sepakat bahwa isu stunting adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya beban pemerintah semata.

Kepala Puskesmas Talawaan, dr. Intan Rembang, dalam keterangannya menyatakan bahwa pendekatan lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pencegahan stunting. Ia juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam memastikan anak mendapat asupan gizi cukup dan pola hidup bersih.

“Kami butuh dukungan dari semua pihak, termasuk gereja, sekolah, dan komunitas lokal. Edukasi gizi dan kebersihan harus menjadi bagian dari keseharian masyarakat,” ujarnya.

Rencana Jangka Panjang: Desa Sehat dan Mandiri

Pemerintah Desa Kolongan menargetkan untuk menjadi desa percontohan dalam penanganan gizi dan kesehatan masyarakat. Mereka sedang mengupayakan kerja sama dengan lembaga-lembaga kesehatan serta universitas untuk mengembangkan program desa sehat berbasis data.

Program seperti urban farming, pelatihan gizi keluarga, dan pengolahan makanan sehat berbahan lokal juga masuk dalam agenda prioritas pembangunan desa. Semua ini dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kehidupan sehat dan seimbang bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Tidak ada pembangunan tanpa kesehatan. Masyarakat sehat adalah fondasi kemajuan desa. Itulah kenapa kami serius menggarap isu ini,” ujar Adri Moningka dengan penuh semangat.

Harapan untuk Generasi Sehat

Langkah yang diambil Pemerintah Desa Kolongan ini memberikan harapan baru bagi masa depan anak-anak di desa tersebut. Dengan intervensi yang tepat dan kolaborasi yang kuat antar elemen masyarakat, angka stunting bukan hanya bisa ditekan, tetapi bisa dihilangkan sepenuhnya dari desa.

Pembagian susu ini menjadi simbol kecil dari semangat besar untuk menciptakan generasi sehat, cerdas, dan tangguh. Sebuah langkah sederhana, namun berdampak besar. Sebab, dari desa yang kecil, bisa lahir harapan besar bagi masa depan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *