Manado — Kehebohan sempat mewarnai ruang publik dan media sosial Sulawesi Utara, usai papan nama “RSUD ODSK” yang terpasang di bagian depan Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Provinsi Sulut itu tiba-tiba menghilang. Banyak pihak berspekulasi bahwa pencopotan tersebut berkaitan dengan perubahan arah kebijakan atau bahkan pergantian nama instansi kesehatan strategis tersebut. Namun, dugaan tersebut dibantah langsung oleh Direktur Utama RSUD ODSK, dr. Lidya Tulus.
Plang nama itu, menurut Lidya, tidak dihilangkan atau dicopot untuk menghapus identitas rumah sakit. Ia menegaskan bahwa pencopotan dilakukan semata-mata karena kondisi fisik huruf-huruf dalam plang tersebut telah rusak parah dan membutuhkan perbaikan segera.

Kerusakan Plang Nama, Bukan Penghapusan Identitas
Plang nama “ODSK” yang terletak di bagian depan gedung utama RSUD Sulawesi Utara telah lama menjadi penanda utama identitas rumah sakit. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah bagian huruf dalam plang itu tampak rusak dan mulai tidak utuh, terutama huruf-huruf akronim ODSK yang menjadi ikon rumah sakit.
Dalam klarifikasi resminya, Direktur Utama RSUD Sulawesi Utara, dr. Lidya Tulus, mengungkapkan bahwa pencopotan dilakukan karena huruf-huruf tersebut sudah tidak layak lagi dipertahankan dalam kondisi lama.
“Bukan dihilangkan, bukan juga karena penggantian nama. Huruf-huruf itu rusak akibat cuaca ekstrem, terutama angin kencang yang menerpa wilayah ini dalam beberapa waktu terakhir. Dasarnya pun sudah keropos. Maka, kami copot untuk diperbaiki,” kata Lidya Tulus dalam pernyataannya kepada media.

Inisiatif Perbaikan Demi Keselamatan dan Estetika
Kerusakan pada plang nama itu, menurut Lidya, bukan hanya merusak estetika rumah sakit, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan pengunjung. Struktur penyangga yang sudah keropos dinilai bisa sewaktu-waktu runtuh jika tidak segera ditangani.
“Kami tidak ingin mengambil risiko. Ini bukan soal nama, ini soal tanggung jawab terhadap keselamatan masyarakat yang datang ke rumah sakit. Maka kami ambil inisiatif untuk mengganti dan memperbaikinya dengan material yang lebih kokoh,” ujarnya.
Proses perbaikan itu, menurut Lidya, sudah masuk tahap pengerjaan dan akan segera selesai dalam waktu dekat. Pihak rumah sakit juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Cipta Karya untuk memastikan pengerjaan dilakukan sesuai standar teknis bangunan publik.

ODSK Bukan Sekadar Nama, Tapi Sebuah Gerakan
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus saat dikonfirmasi mengenai isu pencopotan nama “ODSK”, menegaskan bahwa akronim tersebut bukan sekadar nama institusi, melainkan representasi dari gerakan besar yang pernah dicanangkan dalam bidang kesehatan.
“ODSK adalah singkatan dari Operasi Daerah Selesaikan Kesehatan. Ini bukan brand komersial atau nama institusi belaka. Ini bagian dari gerakan terpadu yang kami inisiasi untuk menjamin akses kesehatan berkualitas bagi seluruh rakyat Sulawesi Utara,” ucap Gubernur dalam salah satu pertemuan terbuka di Kantor Gubernur.
Penjelasan ini memperkuat posisi rumah sakit sebagai institusi publik yang tidak hanya menjalankan fungsi pelayanan, tetapi juga mengemban misi khusus dalam konteks pembangunan kesehatan daerah.

Publik Menanti Kepastian Plang Baru
Ketiadaan plang nama ODSK di bagian depan rumah sakit memang memancing reaksi beragam dari publik. Di media sosial, sejumlah warganet mengunggah foto bagian depan rumah sakit yang tampak kosong tanpa huruf ikonik tersebut. Tidak sedikit yang menduga telah terjadi pergantian manajemen atau bahkan perubahan status kelembagaan rumah sakit.
Namun, dengan penjelasan terbuka dari direktur utama dan penegasan dari Gubernur, kekhawatiran tersebut perlahan terjawab.
Tokoh masyarakat Manado, Reiner Pongoh, menilai transparansi dari pihak rumah sakit sudah sangat tepat. Ia mengatakan, masyarakat Sulawesi Utara harus tetap kritis namun juga perlu diberi ruang untuk mendapatkan informasi yang akurat dari sumber resmi.
“Penjelasan dari Ibu Direktur dan Pak Gubernur itu penting untuk menjernihkan suasana. Jangan sampai masyarakat hanya terjebak pada asumsi liar. Ini bukan soal penghapusan nama, tapi murni soal perbaikan fasilitas,” kata Reiner.

Penguatan Fungsi Pelayanan dan Infrastruktur
Rumah Sakit Umum Daerah ODSK yang dibangun dalam periode pemerintahan sebelumnya memang menjadi salah satu simbol pelayanan kesehatan unggulan di Sulawesi Utara. Fasilitas ini melayani ribuan pasien setiap bulan dan menjadi rujukan utama bagi beberapa kabupaten/kota.
Namun, seperti bangunan publik pada umumnya, usia infrastruktur dan cuaca ekstrem yang sering melanda kawasan pesisir seperti Manado menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, pihak rumah sakit saat ini juga tengah menyiapkan sejumlah rencana peremajaan bangunan, termasuk di bagian depan dan interior rumah sakit.
Dalam pernyataan tambahan, Lidya Tulus mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyusun proposal pembaruan arsitektur dan branding visual rumah sakit agar tampak lebih representatif dan selaras dengan semangat reformasi layanan publik.
“Bukan hanya plang, tapi kami juga menyiapkan beberapa pembaruan agar rumah sakit ini tidak hanya fungsional tapi juga nyaman dan mudah diakses. Estetika juga penting untuk menunjang psikologi pasien dan keluarga yang datang berobat,” ujar Lidya.

Misi ODSK dalam Konteks Sejarah dan Pemerintahan
Sejak awal didirikan, rumah sakit ini memang tidak semata-mata menjadi fasilitas medis. Ia juga membawa semangat besar dari program Operasi Daerah Selesaikan Kesehatan yang diinisiasi oleh pemerintah daerah untuk mengintervensi problem pelayanan kesehatan primer, terutama di daerah kepulauan dan pegunungan yang sulit dijangkau.
ODSK juga merepresentasikan model manajemen kolaboratif lintas sektor antara pemerintah provinsi, akademisi, dan dunia usaha, khususnya dalam bidang pengadaan alat kesehatan dan sistem rujukan digital.
“Dulu banyak orang tidak tahu bahwa program ODSK itu mencakup pelatihan tenaga medis, pengiriman dokter ke wilayah terisolasi, sampai pembangunan puskesmas terapung. Jadi bukan cuma label di depan rumah sakit,” kata dr. Steven Lasut, seorang pakar kesehatan masyarakat di Manado.

Menjaga Simbol dan Semangat Pelayanan
Dengan dicopotnya huruf “ODSK” untuk sementara waktu, muncul pula pertanyaan publik tentang kelanjutan semangat yang diusung dari program tersebut. Namun para tokoh kesehatan dan birokrasi Sulut menyatakan bahwa semangat ODSK tetap akan dihidupi, meski secara formal program itu tidak lagi digelorakan secara massif.

Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Polemik soal plang nama hanyalah satu dari sekian dinamika yang dihadapi RSUD ODSK. Namun, di balik insiden kecil ini, tersimpan tantangan besar: bagaimana menjadikan rumah sakit ini bukan hanya sebagai tempat berobat, tetapi juga sebagai pusat transformasi sistem layanan kesehatan di daerah.
Dalam waktu dekat, pihak rumah sakit menjanjikan akan segera merampungkan perbaikan plang nama dan menggantinya dengan desain yang lebih kuat, tahan cuaca, dan mudah terbaca. Huruf-huruf ODSK akan tetap menghiasi bagian depan rumah sakit sebagai simbol komitmen pelayanan dan identitas sejarah kesehatan Sulawesi Utara.
“ODSK bukan hanya huruf. Itu sejarah. Itu semangat. Dan itu akan kami rawat,” tegas Lidya Tulus. Dengan klarifikasi dari berbagai pihak, publik kini bisa lebih memahami bahwa pencopotan nama RS ODSK bukanlah bentuk penghapusan atau penolakan terhadap sejarah, melainkan langkah teknis untuk menjaga keselamatan dan estetika rumah sakit. Di sisi lain, peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya komunikasi publik yang cepat dan transparan, agar kepercayaan masyarakat terhadap layanan pemerintah tetap terjaga. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan bukan hanya dinilai dari seberapa baik fasilitasnya, tapi juga dari kejujuran dan tanggung jawab moral para pengelolanya. Dan dalam hal ini, RSUD ODSK tengah menempuh jalur yang benar.