Manado – Ratusan atlet muda dari berbagai daerah di Sulawesi Utara memadati Lapangan Kiban Raider 712 Paniki Mapanget, Minggu sore, dalam pembukaan resmi Turnamen NTT Cup II tahun 2025. Sorak-sorai penonton menggema di udara, menyambut antusias gelaran yang bukan hanya menghadirkan kompetisi, tetapi juga menjadi ajang penting pencarian bakat atlet baru di dua cabang olahraga, sepakbola dan bola voli.
Di tengah hiruk-pikuk semangat sportivitas dan rasa kebersamaan, turnamen ini memperlihatkan betapa olahraga mampu menyatukan warga dari beragam latar belakang. Khususnya masyarakat Sulawesi Utara yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yang telah lama berdomisili di daerah ini, menjadikan ajang ini bukan sekadar pertandingan, tetapi ruang silaturahmi yang kental dengan semangat persaudaraan.

Ajang Bergengsi, Ajang Pemacu Prestasi
Sebanyak 30 klub dari berbagai kota dan kabupaten di Sulawesi Utara ambil bagian dalam turnamen tahun ini. Mayoritas peserta merupakan atlet muda keturunan NTT, yang telah tumbuh dan berkembang di tanah Sulawesi Utara. Pertandingan-pertandingan yang digelar tidak hanya menunjukkan persaingan ketat antar tim, namun juga menjadi panggung seleksi alam untuk melihat potensi tersembunyi dari bibit-bibit unggul di dunia olahraga.
Turnamen NTT Cup II ini tidak hanya sebatas kompetisi antar klub, melainkan juga membawa harapan besar terhadap masa depan olahraga Sulawesi Utara. Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Sulawesi Utara, Raymon Bogar, menegaskan bahwa pihaknya melihat ajang ini sebagai salah satu wadah penting dalam proses regenerasi atlet lokal.
“Kami menilai turnamen seperti NTT Cup ini sangat berpotensi menyumbang atlet-atlet berbakat, baik di sepakbola maupun bola voli, untuk mewakili Sulawesi Utara di tingkat provinsi bahkan nasional,” ujar Raymon Bogar.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa agenda olahraga masyarakat bukan hanya menjadi sarana rekreasi dan hiburan, tetapi juga bisa menjadi jalur pembinaan yang serius dan terstruktur apabila diarahkan dengan benar.

Solidaritas Komunitas sebagai Landasan Kegiatan
Ketua Perhimpunan Masyarakat NTT di Sulut, Laurensius Reng, menggarisbawahi nilai sosial yang terkandung dalam kegiatan ini. Menurutnya, turnamen ini lebih dari sekadar mencari siapa yang terbaik di lapangan, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki dan kebersamaan antar masyarakat NTT yang telah lama menetap di Sulawesi Utara.
“Turnamen ini kami gagas sebagai ruang pertemuan, penguat silaturahmi, dan pengingat bahwa meskipun kami hidup di perantauan, akar budaya dan semangat kekeluargaan tidak pernah pudar,” tutur Laurensius.
Menurutnya, melalui kegiatan yang bersifat kolaboratif dan kompetitif ini, masyarakat NTT yang berada di Sulut bisa terus berkontribusi positif bagi pembangunan sosial dan budaya daerah.

Komitmen Berkelanjutan dan Hadiah Puluhan Juta Rupiah
Turnamen NTT Cup II 2025 akan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan, dimulai 6 Juli hingga 5 Oktober 2025. Dengan sistem kompetisi yang ketat dan format pertandingan yang dirancang kompetitif, seluruh peserta dituntut menunjukkan performa terbaik sejak awal babak penyisihan.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat juang para atlet dan pelatih, panitia menyiapkan hadiah berupa piala tetap serta uang tunai puluhan juta rupiah. Tak hanya sebagai pemacu semangat, hadiah tersebut juga menjadi simbol penghargaan atas kerja keras dan dedikasi para peserta yang telah mempersiapkan diri jauh hari sebelumnya.
Namun lebih dari sekadar hadiah materi, yang menjadi nilai utama dari turnamen ini adalah kesempatan. Kesempatan bagi pemain muda untuk tampil dan dikenal, kesempatan bagi pelatih untuk memoles potensi yang ada, dan kesempatan bagi Sulawesi Utara untuk menemukan talenta baru yang kelak dapat mengharumkan nama daerah di ajang lebih tinggi.

Atmosfer Kompetisi dan Antusiasme Penonton
Sejak dimulainya babak penyisihan, suasana kompetisi terasa begitu hidup. Ribuan penonton dari berbagai penjuru kota di Sulawesi Utara berdatangan menyaksikan jalannya pertandingan, terutama dari kalangan masyarakat NTT yang sangat antusias memberikan dukungan kepada tim-tim favorit mereka.
Di sela-sela pertandingan, tampak suasana kekeluargaan yang erat di antara para penonton. Anak-anak, remaja, hingga orang tua duduk berjejer di tribun maupun beralas tikar di bawah rindangnya pohon di sekitar lapangan. Di beberapa sudut, para pelaku UMKM juga turut meramaikan suasana dengan menjajakan makanan khas daerah.
Kombinasi antara kompetisi olahraga dan suasana kekeluargaan ini menciptakan atmosfer unik yang menjadi kekuatan utama turnamen NTT Cup II. Tidak sedikit yang berharap agar ajang ini terus berlanjut setiap tahun dan menjadi agenda tahunan yang melekat dalam kalender olahraga Sulut.

Kontribusi Atlet Keturunan NTT untuk Olahraga Sulawesi Utara
Dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi masyarakat keturunan NTT dalam perkembangan olahraga di Sulawesi Utara cukup signifikan. Sejumlah atlet berbakat dari kalangan ini telah menorehkan prestasi di berbagai level, mulai dari tingkat kota, provinsi, hingga nasional.
Beberapa pelatih lokal bahkan mulai rutin memantau turnamen-turnamen seperti ini sebagai bagian dari proses scouting informal. Kekuatan fisik, semangat pantang menyerah, serta gaya bermain yang agresif menjadi ciri khas yang menonjol dari atlet-atlet asal komunitas NTT, terutama dalam cabang olahraga sepakbola dan bola voli.
Kehadiran turnamen semacam NTT Cup menjadi relevan karena mampu memperkuat fondasi pembinaan usia muda. Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap kualitas atlet, maka kegiatan-kegiatan komunitas yang awalnya bersifat mandiri ini dapat menjadi bagian dari ekosistem pembinaan olahraga di daerah.

Peran Pemerintah dan Harapan ke Depan
Dukungan dari pemerintah daerah, baik melalui Dinas Pemuda dan Olahraga maupun institusi-institusi pendukung lainnya, sangat dibutuhkan untuk menjadikan turnamen seperti ini lebih berkualitas dan berkelanjutan. Selain dari sisi teknis, keberpihakan kebijakan terhadap olahraga komunitas menjadi indikator penting bahwa pemerintah melihat potensi besar dari lapisan masyarakat akar rumput.
Raymon Bogar menegaskan bahwa Dispora Sulut terbuka terhadap segala bentuk kolaborasi dalam pengembangan olahraga. Menurutnya, kemitraan antara pemerintah dan komunitas bisa mempercepat pencapaian target prestasi olahraga daerah secara menyeluruh.
“Kami menyambut baik inisiatif komunitas seperti ini. Selama berjalan sesuai prosedur, kami siap mendukung baik secara moral, teknis, maupun koordinasi kelembagaan. Sulawesi Utara butuh lebih banyak ajang seperti ini untuk menumbuhkan semangat kompetitif dan semangat kebangsaan lewat olahraga,” ucap Raymon.

Dampak Sosial Ekonomi dari Turnamen Komunitas
Di luar lapangan, turnamen ini juga membawa dampak sosial ekonomi yang cukup terasa. Sejumlah pedagang kecil mengaku omset mereka meningkat sejak gelaran ini dibuka. Bahkan, beberapa pelaku usaha makanan ringan dan minuman yang biasa berjualan di sekitar lokasi pertandingan, kini bisa mengantongi penghasilan dua kali lipat dari hari biasa.
Dampak positif lain juga terlihat dari aspek sosial. Warga yang sebelumnya jarang berinteraksi, kini saling mengenal dan berbaur dalam kegiatan bersama. Nilai gotong royong dan kepedulian sosial kembali terasa, terutama saat panitia bekerja sama dengan relawan lokal dalam mengatur jalannya pertandingan.

Kesimpulan: Olahraga sebagai Media Pemersatu dan Pembinaan
Turnamen NTT Cup II 2025 di Sulawesi Utara bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi lebih dari itu, menjadi medium pembinaan, pemersatu, dan pemicu semangat kolektif komunitas. Ketika masyarakat akar rumput diberi ruang untuk berkontribusi, maka bukan hanya prestasi yang bisa dicapai, tapi juga harmoni sosial yang diperkuat.
Dengan semakin banyaknya kegiatan seperti ini dan dukungan yang memadai dari semua pihak, olahraga akan terus tumbuh bukan hanya sebagai prestasi, tetapi juga sebagai budaya. Dan dari Lapangan Kiban Raider 712 Paniki Mapanget, Sulawesi Utara, harapan itu kini mulai menyala.