Kotamobagu – Dalam rangka memperkuat ketahanan sosial masyarakat dari ancaman penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, Polres Kotamobagu bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kotamobagu resmi mencanangkan program “Kampung Tangguh Bebas Narkoba”. Inisiatif ini diluncurkan sebagai upaya nyata mendorong partisipasi kolektif warga bersama aparat keamanan untuk menciptakan lingkungan yang benar-benar bersih dari peredaran dan penyalahgunaan narkotika.
Peluncuran program digelar secara meriah dan penuh semangat di Kelurahan Mongondow, Kecamatan Kotamobagu Barat. Kelurahan ini dipilih sebagai lokasi percontohan pertama, menyusul catatan positifnya sebagai salah satu kawasan yang terbebas dari tindak pidana narkotika dan tidak ditemukan peredaran minuman keras ilegal dalam beberapa tahun terakhir.

Posko Kampung Tangguh dan Ikrar Bersama
Dalam rangkaian kegiatan pencanangan, dilakukan pula peresmian Posko Kampung Tangguh Bebas Narkoba yang akan berfungsi sebagai pusat koordinasi kegiatan pencegahan, edukasi, serta rehabilitasi berbasis masyarakat. Posko ini merupakan hasil kerja sama antara kepolisian, pemerintah kelurahan, tokoh masyarakat, dan berbagai elemen warga.
Acara semakin khidmat dengan pembacaan Ikrar Kampung Bebas Narkoba yang dipimpin langsung oleh Ketua Pemuda Kelurahan Mongondow. Ikrar tersebut diikuti secara serentak oleh masyarakat, tokoh agama, pemuda, para siswa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Komitmen tersebut ditandai pula dengan penandatanganan Ikrar Bersama sebagai bentuk keseriusan seluruh pihak dalam menjaga kampung dari ancaman narkoba.

Kelurahan Mongondow: Pilot Project Tanpa Jejak Narkotika
Kapolres Kotamobagu AKBP Irwanto dalam pernyataannya menegaskan bahwa pemilihan Kelurahan Mongondow sebagai lokasi awal program ini bukan tanpa alasan. Ia menyebut, wilayah ini menjadi contoh yang relevan karena belum pernah tercatat dalam laporan kepolisian sebagai lokasi terjadinya tindak pidana narkotika.
“Kelurahan Mongondow kami pilih karena hingga saat ini belum ditemukan kasus penyalahgunaan narkoba maupun peredaran miras di lingkungan ini. Artinya, masyarakat di sini telah menunjukkan ketahanan sosial yang baik. Inilah yang ingin kita perkuat dan sebarkan ke wilayah lain,” ujar AKBP Irwanto saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Menurutnya, ketangguhan sosial masyarakat dalam menolak narkoba harus dibangun dan dijaga secara kolektif. Ia berharap, model kampung tangguh ini dapat direplikasi di seluruh wilayah hukum Polres Kotamobagu sebagai bagian dari strategi jangka panjang menekan angka penyalahgunaan narkoba di Sulawesi Utara.

Partisipasi Warga Kunci Keberhasilan
Wali Kota Kotamobagu, Wenny Gaib, turut hadir dalam acara pencanangan dan memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program. Dalam sambutannya, Wenny menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Polres Kotamobagu dan menyebut sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat sebagai kunci utama suksesnya program ini.
“Program Kampung Tangguh Bebas Narkoba ini adalah bukti nyata bahwa kita tidak bisa hanya mengandalkan aparat. Diperlukan keterlibatan aktif seluruh masyarakat agar lingkungan kita aman dan generasi muda terselamatkan dari jerat narkoba,” tegas Wenny.
Ia juga menyebut program ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk menciptakan masyarakat yang sehat, aman, dan sejahtera, serta menekankan pentingnya edukasi dini di kalangan pelajar dan generasi muda.

Pendidikan dan Pencegahan Berbasis Komunitas
Melalui program ini, pendekatan pencegahan narkoba tidak lagi hanya dilakukan melalui penindakan hukum. Kampung Tangguh Bebas Narkoba mengusung strategi edukatif dan partisipatif, dimana warga menjadi agen perubahan yang aktif dalam mengawasi lingkungan sekitarnya.
Dalam kegiatan yang sama, para siswa dari beberapa sekolah di Kotamobagu turut serta dalam sesi edukasi dan diskusi terbuka mengenai bahaya narkoba. Acara ini juga melibatkan tokoh agama yang memberikan ceramah singkat tentang pentingnya menjauhi narkoba dari sudut pandang moral dan spiritual.
Pihak kepolisian menghadirkan tim penyuluh dari Satuan Reserse Narkoba untuk memberikan informasi langsung mengenai jenis-jenis narkotika, modus peredarannya, dan konsekuensi hukum yang menanti para pelaku. Masyarakat terlihat antusias mengikuti pemaparan tersebut, yang dikemas secara interaktif dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan usia.

Mendorong Replikasi di Seluruh Kecamatan
Setelah peluncuran di Kelurahan Mongondow, program ini akan diperluas ke kelurahan lain di Kotamobagu. Langkah ini dilakukan untuk memperluas jangkauan upaya pencegahan dan memastikan seluruh kawasan di Kota Kotamobagu memiliki sistem perlindungan komunitas yang tangguh terhadap bahaya narkotika.
AKBP Irwanto menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak bisa hanya dilihat dari satu wilayah saja. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan Mongondow sebagai inspirasi agar setiap kelurahan membentuk posko serupa.
“Kami akan lakukan evaluasi berkala terhadap dampak dari kampung tangguh ini. Bila terbukti efektif, kami bersama Pemerintah Kota Kotamobagu akan mendorong kelurahan lain untuk segera membentuk struktur yang sama, dengan pendekatan lokal yang disesuaikan,” kata Irwanto.

Kampung Tangguh: Bukan Sekadar Simbol
Di sela-sela kegiatan, tokoh masyarakat dan pemuda menyampaikan rasa bangga mereka terhadap kepercayaan yang diberikan untuk menjadi pelopor program nasional ini. Mereka juga menekankan bahwa program ini tidak boleh hanya berhenti pada seremoni pencanangan, melainkan harus menjadi gerakan berkelanjutan.
Ketua Pemuda Kelurahan Mongondow, yang memimpin ikrar bersama, menuturkan bahwa pemuda siap menjadi garda terdepan dalam menjaga lingkungan dari narkoba. Ia menyebut, kegiatan seperti patroli warga, edukasi rumah ke rumah, serta pembentukan tim pemuda tangguh akan mulai dilaksanakan pekan depan.
“Ini bukan seremoni, ini perjuangan bersama. Kami akan jaga kampung ini dengan semangat kebersamaan. Narkoba bukan hanya musuh negara, tapi musuh keluarga,” tegasnya.

Keterlibatan Babinsa dan Bhabinkamtibmas
Program ini juga mendapat dukungan dari aparat kewilayahan, yakni Babinsa dari TNI dan Bhabinkamtibmas dari Polri yang selama ini menjadi ujung tombak pengawasan di lapangan. Keduanya aktif berinteraksi dengan warga dan akan menjadi bagian dari sistem pemantauan kampung tangguh.
Kehadiran Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam struktur kampung tangguh memastikan bahwa koordinasi antara warga dan aparat berlangsung secara langsung dan cepat. Selain itu, keterlibatan mereka juga memberikan rasa aman dan membangun kepercayaan publik terhadap penegakan hukum yang humanis.

Sinergi Pemerintah, Polisi, dan Masyarakat
Wenny Gaib menegaskan bahwa Pemkot Kotamobagu akan mengalokasikan dukungan anggaran dan kebijakan untuk memastikan keberlanjutan program ini. Ia juga menyebut bahwa pihaknya akan menggandeng institusi pendidikan, organisasi keagamaan, dan komunitas sipil untuk memperluas jejaring kampung tangguh.
Sinergi antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat akan menjadi fondasi kokoh dalam mencegah penyebaran narkoba di tingkat akar rumput. Dengan pola kolaboratif ini, program Kampung Tangguh Bebas Narkoba diharapkan bukan hanya menjadi simbol, tetapi sebuah sistem sosial yang hidup dan berkelanjutan.

Harapan Menjadi Model Nasional
Polres Kotamobagu dan Pemerintah Kota Kotamobagu menargetkan agar Kampung Tangguh Bebas Narkoba ini bisa menjadi model nasional dalam pencegahan narkotika berbasis masyarakat. Konsep yang diterapkan memadukan penegakan hukum, pendekatan kultural, edukasi komunitas, dan pemanfaatan kearifan lokal sebagai tameng dari pengaruh negatif narkoba.
Wenny Gaib menyampaikan optimisme bahwa jika seluruh elemen masyarakat dapat bersatu seperti yang ditunjukkan di Mongondow, maka Kotamobagu akan menjadi contoh kota bebas narkoba yang patut ditiru.
“Program ini adalah investasi sosial jangka panjang. Dengan membentengi masyarakat dari narkoba, kita sedang menyelamatkan generasi masa depan,” tegas Wenny.

Menuju Kotamobagu Bersinar
Dengan diluncurkannya Kampung Tangguh Bebas Narkoba di Kelurahan Mongondow, langkah awal menuju “Kotamobagu Bersinar” atau “Bersih dari Narkoba” telah resmi dimulai. Harapan besar dititipkan pada warga, pemuda, tokoh agama, dan seluruh elemen yang telah menyatakan komitmennya untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Keberhasilan program ini akan menjadi indikator penting bagi kekuatan masyarakat dalam menghadapi ancaman sosial modern seperti narkotika. Jika Mongondow bisa, kelurahan lain pun pasti bisa.