MANADO – Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2025 di Kota Manado resmi berakhir pada 20 Juni 2025. Namun hingga masa penutupan tersebut, SMA Negeri 6 Manado belum mampu memenuhi kuota penerimaan siswa baru. Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala itu baru menerima 34 pendaftar dari total kuota yang tersedia sebanyak 108 kursi.

Letak sekolah yang berada di kawasan padat pemukiman ternyata belum menjamin tingginya animo masyarakat untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah tersebut. Menurut Kepala SMA Negeri 6 Manado, Sammy Prang, hingga sistem pendaftaran ditutup, jumlah pendaftar baru mencapai kurang dari lima puluh persen dari daya tampung yang disediakan.

“Kuota kami tahun ini sebanyak 108 kursi, yang dibagi ke dalam tiga rombongan belajar atau kelas. Tapi sampai pendaftaran ditutup, baru ada 34 calon siswa yang mendaftar dan dinyatakan lolos verifikasi. Itu pun semuanya berasal dari jalur domisili,” ungkap Sammy saat ditemui di ruang kerjanya.

Minimnya Minat, Bukan Kali Pertama

Fenomena ini ternyata bukan kali pertama terjadi di SMA Negeri 6 Manado. Menurut Sammy, tren jumlah pendaftar di sekolah ini memang cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Meski pemerintah terus berupaya memfasilitasi pendidikan menengah yang merata dan terjangkau, tidak semua satuan pendidikan memperoleh respons positif dari masyarakat.

“Kalau dilihat dari tiga tahun terakhir, hampir selalu seperti ini. Kuota tersedia, tapi tidak pernah penuh. Tahun ini pun sepertinya akan sama. Tidak ada kenaikan signifikan dari sisi jumlah pendaftar,” jelasnya.

Data historis dari sekolah menunjukkan bahwa sejak 2022, jumlah pendaftar tidak pernah mencapai angka 100 persen dari daya tampung. Penyebabnya pun beragam, mulai dari lokasi sekolah yang dianggap kurang strategis oleh sebagian orang tua, hingga preferensi masyarakat terhadap sekolah-sekolah yang lebih populer di pusat kota.

Strategi Penyesuaian dan Koordinasi dengan Dinas Pendidikan

Melihat kondisi tersebut, pihak sekolah tidak tinggal diam. Saat ini, manajemen SMA Negeri 6 Manado tengah melakukan koordinasi intensif dengan Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulawesi Utara. Langkah ini bertujuan mencari solusi, termasuk kemungkinan redistribusi calon siswa dari sekolah lain yang mengalami kelebihan pendaftar.

“Memang salah satu alternatif yang kami diskusikan dengan Dinas Pendidikan adalah kemungkinan ada siswa dari sekolah lain yang melebihi kuota, kemudian diarahkan ke SMA Negeri 6. Ini bisa jadi solusi untuk menyeimbangkan distribusi siswa di seluruh sekolah negeri,” kata Sammy.

Dikda Provinsi Sulawesi Utara dikabarkan tengah mengkaji data sebaran pendaftar secara menyeluruh, guna menentukan langkah-langkah konkret dalam mengatasi ketimpangan ini. Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah sistem zonasi tambahan, yang memungkinkan perpindahan siswa secara otomatis ke sekolah yang belum memenuhi kuota.

Sosialisasi Masih Jadi Tantangan

Minimnya peminat juga dikaitkan dengan persoalan sosialisasi. Beberapa tokoh masyarakat di Kelurahan Taas menyebutkan bahwa informasi mengenai keunggulan dan perkembangan SMA Negeri 6 Manado belum tersebar secara luas. Masyarakat yang memiliki pilihan sekolah lain cenderung mengarahkan anak-anak mereka ke sekolah yang dianggap lebih populer atau punya rekam jejak akademik lebih baik.

“Anak saya daftar ke SMA Negeri 1 karena menurut kami di sana lebih bagus. SMA Negeri 6 saya dengar memang dekat, tapi kami tidak tahu banyak soal kegiatan atau prestasinya,” ucap Lenny Wuisan, warga Kelurahan Taas yang anaknya baru saja mengikuti PPDB.

Ketua RT setempat, Frederico Lengkong, mengakui bahwa pihak sekolah sudah beberapa kali berusaha memperkenalkan diri ke warga. Namun, dalam praktiknya, belum ada program promosi yang mampu menarik animo secara besar-besaran.

“Sudah pernah ada guru yang datang untuk berikan sosialisasi, tapi sepertinya belum maksimal. Harusnya ada kegiatan yang bisa membuat warga lebih kenal, seperti lomba-lomba antar SD atau kunjungan langsung,” ujarnya.

Persaingan dengan Sekolah Swasta

Selain bersaing dengan sekolah negeri lain, SMA Negeri 6 Manado juga harus menghadapi persaingan dengan sekolah-sekolah swasta yang semakin agresif dalam melakukan promosi. Beberapa sekolah swasta di Manado bahkan menawarkan program-program khusus, seperti kelas bilingual, kegiatan ekstrakurikuler beragam, dan fasilitas digital learning.

Faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan utama orang tua dalam memilih sekolah untuk anak-anak mereka. Menurut pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Manado, Dr. Hans B. Palit, S.Pd, M.Pd, kualitas bukan lagi satu-satunya faktor dominan dalam proses pemilihan sekolah.

“Sekarang ini orang tua sangat peka terhadap pendekatan personal. Sekolah yang secara aktif membangun relasi dengan masyarakat, punya program unggulan yang jelas, dan mampu menunjukkan prestasi konkret cenderung lebih diminati,” jelasnya.

Dr. Hans menambahkan bahwa sekolah seperti SMA Negeri 6 Manado perlu membangun branding yang kuat agar dikenal sebagai pilihan yang berkualitas, terjangkau, dan memiliki rekam jejak baik.

Harapan dan Evaluasi ke Depan

Meskipun jumlah pendaftar masih jauh dari harapan, pihak sekolah belum kehilangan semangat. Sammy Prang mengungkapkan bahwa mereka akan terus memperbaiki sistem penerimaan, meningkatkan kualitas layanan pendidikan, dan membangun kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

“Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik. Kalau memang belum banyak yang tahu kelebihan SMA Negeri 6, itu tugas kami untuk lebih aktif menyampaikan informasi ke masyarakat. Kami percaya dengan kerja keras, jumlah peminat akan meningkat di tahun-tahun mendatang,” tegasnya.

Ia juga berharap adanya dukungan lebih besar dari Dinas Pendidikan untuk membantu sekolah-sekolah yang berada di zona pinggiran atau tidak berada di pusat kota. Menurutnya, kesenjangan antara sekolah favorit dan sekolah lain akan terus melebar jika tidak ada intervensi dari pemerintah.

“Kami perlu dukungan, baik dalam bentuk pelatihan guru, penguatan infrastruktur, maupun program promosi yang terintegrasi. Semua itu penting agar kepercayaan masyarakat bisa tumbuh,” pungkasnya.

Dukungan Masyarakat Jadi Kunci

Kehadiran SMA Negeri 6 Manado sebagai salah satu sekolah negeri di wilayah padat penduduk sebenarnya memiliki potensi besar dalam mendukung pemerataan pendidikan. Namun tanpa dukungan penuh dari masyarakat dan kebijakan afirmatif dari pemerintah, potensi tersebut sulit terwujud secara optimal.

Tokoh pendidikan lokal, Merry Wowiling, yang juga aktif dalam program literasi remaja di Kecamatan Tikala, menilai perlu ada keterlibatan lebih besar dari tokoh masyarakat dan pemuda dalam mengedukasi warga soal pentingnya memanfaatkan fasilitas pendidikan di lingkungan terdekat.

“Sering kali orang tua hanya ikut-ikutan atau punya asumsi yang salah tentang kualitas sekolah. Padahal, justru dengan memilih sekolah di dekat rumah, anak bisa belajar lebih nyaman, lebih hemat biaya transportasi, dan bisa ikut mengembangkan sekolah itu sendiri,” ujar Merry.

Peluang Masih Terbuka

Meski pendaftaran resmi telah ditutup, berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara, masih ada peluang penyesuaian atau penambahan kuota bagi sekolah-sekolah yang belum memenuhi daya tampung. Hal ini akan ditentukan berdasarkan evaluasi keseluruhan pasca-tahap verifikasi dan penempatan siswa.

Jika nantinya terjadi redistribusi siswa, SMA Negeri 6 Manado berpeluang mendapatkan tambahan peserta didik dari sekolah lain yang mengalami kelebihan kuota. Proses ini akan berlangsung secara sistematis dan merata, sesuai dengan prinsip pemerataan pendidikan.

Pihak sekolah menyambut baik opsi tersebut, namun tetap mengedepankan peningkatan kualitas layanan internal sebagai prioritas utama. Mereka menilai bahwa memperkuat keunggulan sekolah dari dalam akan memberikan dampak jangka panjang yang lebih berkelanjutan dibanding hanya mengandalkan limpahan siswa.

Kondisi sepi pendaftar yang kembali terjadi di SMA Negeri 6 Manado menjadi catatan penting dalam evaluasi PPDB tahun ini. Situasi ini menggambarkan betapa pentingnya strategi komunikasi, peningkatan mutu pendidikan, serta pendekatan partisipatif dalam membangun kepercayaan masyarakat.

Dukungan dari berbagai elemen, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat sekitar, akan sangat menentukan keberhasilan satuan pendidikan seperti SMA Negeri 6 dalam memenuhi perannya sebagai lembaga pembentuk generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing.

SMA Negeri 6 Manado masih memiliki peluang untuk berbenah dan kembali menjadi pilihan utama warga. Dengan komitmen dan strategi yang tepat, sekolah ini berpotensi tumbuh menjadi pusat pendidikan unggulan di wilayah Tikala dan sekitarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *