Manado – Suasana khidmat dan penuh penghormatan menyelimuti Taman Makam Pahlawan (TMP) Kairagi, Manado, Senin pagi (24/6), ketika Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Polda Sulut) melaksanakan upacara ziarah dan tabur bunga menjelang peringatan Hari Bhayangkara ke-79. Rangkaian kegiatan ini menjadi bentuk penghormatan yang tulus dari institusi Polri kepada para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Upacara ziarah yang berlangsung secara tertib dan khidmat dipimpin langsung oleh Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Pol Roycke Harry Langie. Seluruh jajaran pejabat utama Polda, anggota Polri, dan Bhayangkari turut hadir dalam formasi lengkap, dengan mengenakan seragam dinas serta atribut penghormatan. Suasana seketika menjadi hening ketika iringan upacara memasuki kawasan TMP Kairagi yang teduh dan tertata rapi.
Upacara ziarah dimulai dengan penghormatan kepada arwah para pahlawan yang dimakamkan di TMP tersebut. Kapolda memimpin jalannya hening cipta yang berlangsung selama beberapa menit, sebagai simbol penghargaan mendalam kepada para pejuang kemerdekaan. Seusai hening cipta, prosesi dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga di tugu makam utama dan tabur bunga di sejumlah pusara pahlawan yang tersebar di areal pemakaman.
Kapolda Sulut, Irjen Pol Roycke Langie, dalam keterangan kepada media menyampaikan bahwa kegiatan ziarah dan tabur bunga bukan sekadar agenda seremonial tahunan, namun menjadi refleksi nilai-nilai pengabdian dan semangat juang yang harus terus diwarisi oleh seluruh insan Bhayangkara.
“Ziarah ini merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan kita kepada para pahlawan bangsa. Kita ingin mengingatkan kepada seluruh anggota Polri, bahwa semangat pengabdian dan pengorbanan mereka adalah warisan yang harus dijaga dan diteladani. Menjelang Hari Bhayangkara ke-79, ini adalah momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali komitmen Polri dalam menjaga keamanan dan melayani masyarakat dengan sepenuh hati,” ujar Irjen Pol Roycke Langie.
Ziarah dan tabur bunga yang dilaksanakan ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa, namun juga meneguhkan kembali jati diri Polri sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan penegakan hukum. Kegiatan ini juga selaras dengan tema besar peringatan Hari Bhayangkara ke-79 tahun ini, yakni “Polri Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas”.

Simbol Penghormatan di Laut, Wakapolda Pimpin Tabur Bunga di Perairan Manado
Sementara di lokasi berbeda, Wakapolda Sulut Brigjen Pol Yudhiawan bersama sejumlah pejabat utama lainnya melaksanakan kegiatan serupa berupa upacara dan tabur bunga di laut. Prosesi dilakukan dari atas Kapal Polisi KP. XVIII-2001 milik Direktorat Polairud Polda Sulut, yang berlayar dari dermaga kawasan Mega Mas Manado menuju titik upacara di perairan Teluk Manado.
Rangkaian kegiatan diawali dengan penghormatan kepada arwah para pahlawan yang telah gugur di lautan, termasuk para pejuang dan anggota kepolisian yang meninggal dalam tugas menjaga kedaulatan negara dari ancaman di wilayah maritim. Selanjutnya, tabur bunga dilakukan oleh Wakapolda Sulut bersama jajaran, dengan penuh ketenangan dan penghayatan atas jasa para pahlawan laut.
Menurut Wakapolda Sulut, kegiatan tersebut memiliki nilai spiritual dan historis yang kuat. Laut Indonesia yang luas menyimpan banyak cerita tentang perjuangan dan pengorbanan, baik di masa perang kemerdekaan maupun dalam operasi-operasi keamanan modern yang dijalankan oleh Polri dan TNI.
“Tabur bunga di laut ini adalah bentuk penghormatan kami kepada para pahlawan dan rekan-rekan anggota kepolisian yang gugur dalam menjalankan tugas, terutama di wilayah perairan. Semangat juang mereka menjadi inspirasi bagi kami dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia. Ini juga sekaligus sebagai pesan bahwa pengabdian kepada negara tidak terbatas ruang dan waktu,” jelas Brigjen Pol Yudhiawan.

Keselarasan Makna: Antara Tradisi dan Tanggung Jawab Institusi
Tradisi ziarah dan tabur bunga menjelang Hari Bhayangkara telah menjadi kegiatan yang rutin dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Sulawesi Utara. Namun dalam pelaksanaan tahun ini, Polda Sulut menekankan aspek reflektif yang lebih mendalam. Seluruh jajaran diminta untuk tidak hanya menjalani kegiatan sebagai bentuk formalitas, tetapi benar-benar menghayati semangat para pejuang dalam konteks pelayanan dan pengabdian Polri di era modern.
Kegiatan ziarah ini sekaligus menjadi momen introspeksi bagi setiap personel kepolisian untuk melihat kembali sejauh mana dedikasi yang telah mereka berikan dalam menjalankan tugas menjaga keamanan, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Sebab dalam sejarah panjang institusi kepolisian di Indonesia, nilai-nilai luhur seperti keberanian, integritas, dan loyalitas telah diwariskan oleh para pendahulu yang rela mengorbankan hidup demi tanah air.
Dalam pelaksanaan ziarah tahun ini, tampak pula kehadiran tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan organisasi keagamaan, serta perwakilan pemuda yang diundang secara khusus untuk ikut serta dalam memberikan penghormatan. Hal ini menjadi simbol sinergitas antara Polri dan masyarakat dalam menjaga stabilitas dan mewujudkan kehidupan berbangsa yang damai dan berkeadilan.

Polri dan Masyarakat: Satu Napas dalam Penghargaan Terhadap Sejarah
Di tengah dinamika sosial dan tantangan keamanan yang terus berkembang, Polri berupaya memperkuat kepercayaan masyarakat melalui berbagai pendekatan humanis dan kolaboratif. Salah satu bentuk konkret pendekatan tersebut tercermin dalam rangkaian peringatan Hari Bhayangkara, yang tidak hanya bersifat internal tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Warga yang hadir dalam kegiatan ziarah di TMP Kairagi mengaku terharu dan bangga melihat penghormatan yang dilakukan oleh jajaran Polda Sulut. Menurut mereka, kegiatan ini bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga membangun semangat kebangsaan di kalangan generasi muda.
“Kami merasa terhormat bisa menyaksikan langsung kegiatan ziarah ini. Ini menunjukkan bahwa Polri tidak melupakan sejarah. Semoga semangat ini terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikut,” ujar Lenny Rondonuwu, tokoh masyarakat yang hadir di lokasi acara.
Selain di Manado, kegiatan serupa juga dilaporkan digelar oleh jajaran kepolisian di seluruh jajaran Polres se-Sulawesi Utara, sebagai bagian dari rangkaian nasional Hari Bhayangkara. Hal ini memperkuat kesan bahwa penghormatan terhadap pahlawan tidak mengenal batas wilayah maupun jenjang kepangkatan.

Menuju Bhayangkara ke-79: Harapan dan Komitmen
Dalam menyambut Hari Bhayangkara ke-79, berbagai kegiatan sosial, edukatif, dan kemasyarakatan juga telah digelar oleh Polda Sulut dan jajaran, mulai dari bakti sosial, donor darah, vaksinasi massal, pelayanan kesehatan, hingga lomba-lomba yang melibatkan masyarakat umum dan pelajar. Rangkaian ini menjadi bagian dari pendekatan Polri untuk semakin dekat dengan rakyat serta menumbuhkan kepercayaan publik melalui aksi nyata dan keberpihakan pada kepentingan masyarakat.
Momentum ziarah dan tabur bunga ini menjadi titik tolak dari semangat yang lebih besar: menjadikan Polri sebagai institusi yang modern, profesional, dan berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas. Dalam konteks pembangunan nasional dan transformasi ekonomi, peran Polri semakin strategis untuk menciptakan iklim kondusif bagi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kapolda Sulut kembali menegaskan komitmen institusinya untuk terus hadir dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Dalam setiap penanganan persoalan keamanan dan ketertiban, Polri akan mengedepankan pendekatan yang presisi dan kolaboratif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia.
“Kami percaya, dengan mengenang jasa para pahlawan dan menjalankan tugas dengan hati nurani, Polri akan semakin dicintai rakyat. Polri harus mampu hadir di tengah masyarakat bukan sebagai kekuatan koersif semata, tetapi sebagai mitra, pelindung, dan sahabat rakyat dalam mewujudkan cita-cita bersama,” tutup Irjen Pol Roycke Langie.
Ziarah dan tabur bunga yang digelar oleh Polda Sulawesi Utara bukan hanya sekadar seremoni menyambut Hari Bhayangkara. Kegiatan ini adalah manifestasi dari kesadaran sejarah dan penghayatan nilai-nilai luhur perjuangan. Di tengah berbagai tantangan zaman, penghormatan terhadap pahlawan menjadi fondasi moral bagi Polri untuk terus melangkah dengan integritas, profesionalisme, dan keberanian.
Hari Bhayangkara ke-79 bukan hanya tentang usia institusi. Ia adalah cermin dari perjalanan panjang pengabdian dan harapan besar untuk masa depan. Dengan semangat Bhayangkara, Polri dan masyarakat berjalan bersama menjaga Indonesia tetap aman, damai, dan bermartabat.