Manado—Di tengah hiruk pikuk kota yang semakin padat, hadirnya ruang terbuka yang menyajikan suasana santai nan estetik menjadi kebutuhan banyak warga urban, terutama generasi muda. Menjawab kebutuhan tersebut, sebuah kawasan baru bernama “Sky View” kini hadir sebagai lokasi favorit warga Manado, Sulawesi Utara, untuk bersantai, menikmati senja, dan mencicipi sajian ringan di tepi Teluk Manado.
Berada di kawasan strategis Bahu Mall, tepat di pesisir pantai, Sky View mengusung konsep outdoor lounge dengan nuansa semi-bali yang menawarkan keindahan panorama laut langsung dari tempat duduk. Dalam waktu singkat sejak pembukaannya sebulan lalu, Sky View langsung menarik perhatian publik. Tidak hanya sebagai tempat nongkrong, kawasan ini juga mulai tumbuh sebagai pusat aktivitas ekonomi baru yang memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Setiap sore menjelang malam, kawasan Sky View ramai dikunjungi oleh warga dari berbagai kalangan. Mereka datang untuk melepas penat, berkumpul bersama teman, atau sekadar menikmati kopi dan camilan sambil menatap matahari terbenam di balik siluet Pulau Bunaken. Angin laut yang bertiup sepoi-sepoi membuat suasana semakin nyaman, menciptakan ruang sosial yang alami dan hangat.
“Saya suka tempat ini karena suasananya santai, pemandangannya indah, dan kita bisa duduk di tempat terbuka sambil ngobrol-ngobrol. Udah gitu banyak pilihan makanan juga,” ujar Indri, seorang pengunjung yang datang bersama tiga temannya saat ditemui pada Minggu sore.
Konsep terbuka yang diusung Sky View memang menjadi magnet tersendiri. Tanpa bangunan permanen yang masif, area ini didominasi oleh tenda-tenda UMKM dan food truck berdesain kekinian. Karakteristik ini membuat Sky View berbeda dari tempat nongkrong kebanyakan di Manado, yang biasanya berada di dalam bangunan tertutup seperti kafe atau mal.
Sebagian besar pelaku usaha di kawasan ini mengandalkan kendaraan modifikasi, atau biasa disebut food truck, sebagai lapak berjualan. Beragam sajian mulai dari kopi, teh, susu, minuman berbasis soda hingga makanan ringan seperti dimsum, kentang goreng, roti panggang, dan pastel kekinian dapat dengan mudah ditemukan. Harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau, menyasar pasar pelajar, mahasiswa, dan pekerja muda yang mencari tempat melepas lelah setelah beraktivitas seharian.
Salah satu barista dari tenant kopi di Sky View, Swarczh Zefanya Watak, mengungkapkan bahwa meski belum lama buka, respon masyarakat sudah cukup menggembirakan.
“Setiap hari, pengunjung selalu ada, terutama kalau cuaca cerah. Paling ramai itu mulai dari jam lima sore sampai jam sepuluh malam. Kami biasanya bisa menjual sekitar 50–70 gelas kopi sehari. Omset harian bisa tembus dua juta rupiah, meskipun kadang tergantung cuaca,” kata Swarczh yang mengenakan kacamata dan apron barista sambil melayani pelanggan.
Tidak hanya soal omzet, Sky View juga memberi ruang untuk kreativitas dan eksistensi anak muda Manado. Beberapa komunitas mulai menjadikan tempat ini sebagai titik kumpul, termasuk komunitas fotografi, skateboard, hingga musisi jalanan. Mereka melihat Sky View bukan sekadar tempat duduk santai, tapi juga ruang ekspresi yang terbuka dan inklusif.
Menurut pengamatan langsung di lapangan, sistem pengelolaan di Sky View tampak terstruktur. Ada pengelola inti yang mengatur pembagian area tenant, jadwal operasional, hingga aspek kebersihan. Setiap pelaku usaha wajib menjaga kebersihan area masing-masing dan tidak membuang sampah sembarangan. Fasilitas seperti tempat sampah, penerangan, dan keamanan pun disediakan secara swadaya oleh para pelaku usaha yang bekerja sama dengan pengelola.
Salah satu keunggulan lain dari Sky View adalah fleksibilitasnya dalam menghadirkan hiburan. Tanpa perlu panggung besar, pengunjung bisa menikmati penampilan akustik dari musisi lokal, yang biasanya tampil pada akhir pekan. Musik ringan yang dibawakan melengkapi suasana romantis di tepi laut. Pengunjung pun bisa berinteraksi langsung dengan musisi, memberi tip, atau bahkan bernyanyi bersama.

Tumbuhnya Ruang Publik Alternatif di Kota Manado
Fenomena tumbuhnya Sky View sebagai ruang publik alternatif menjadi menarik ketika dikaitkan dengan tren urbanisasi dan kebutuhan warga kota terhadap ruang santai yang terbuka. Di Manado sendiri, ruang terbuka hijau dan area publik yang bisa diakses masyarakat secara bebas masih terbilang minim. Mal dan kafe masih menjadi pilihan dominan bagi warga yang ingin bersantai, namun kerap kali menghadirkan suasana yang bising dan terkesan formal.
Kehadiran Sky View menghadirkan nuansa berbeda. Dengan latar Teluk Manado yang terbuka dan langit senja yang dramatis, tempat ini menjadi lokasi sempurna untuk healing ringan tanpa harus jauh dari pusat kota. Jaraknya yang hanya sekitar 15 menit dari pusat pemerintahan Kota Manado juga memudahkan aksesibilitas.
Sosiolog dari Universitas Sam Ratulangi, Dr. Noldy Rantung, menilai bahwa kehadiran ruang-ruang seperti Sky View sangat penting untuk membangun kualitas hidup masyarakat urban.
“Manusia kota butuh ruang untuk bersosialisasi tanpa tekanan, tempat yang ramah dan terjangkau. Sky View memenuhi unsur itu. Ruang terbuka seperti ini memperkuat jaringan sosial, memperluas pergaulan, dan memberi ruang bagi kreativitas anak muda,” terang Dr. Rantung saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah kota sebaiknya memberikan dukungan regulatif terhadap kawasan seperti Sky View. Bukan hanya dalam bentuk izin usaha, tetapi juga perlindungan terhadap pengusaha kecil, kebersihan lingkungan, dan pengawasan keamanan.

Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Kreatif
Kawasan Sky View juga menjadi contoh konkret bagaimana ruang publik dapat memberdayakan sektor ekonomi kreatif. Dalam kurun waktu singkat, belasan pelaku UMKM telah bergabung dalam ekosistem ini, membuka lapangan kerja baru dan menstimulasi sirkulasi ekonomi lokal.
Beberapa pelaku usaha bahkan datang dari luar kota, seperti dari Tomohon, Bitung, dan Minahasa, yang tertarik menjajal pasar Manado yang dinamis. Daya tarik utamanya adalah lokasi strategis, biaya operasional yang rendah, dan kebebasan dalam berkreasi.
Meski demikian, kawasan ini tidak lepas dari tantangan. Masalah klasik seperti cuaca, ketersediaan lahan parkir, dan keterbatasan fasilitas umum seperti toilet umum masih menjadi kendala. Beberapa pengunjung mengeluhkan sulitnya mencari tempat parkir saat akhir pekan, terutama ketika jumlah pengunjung membludak.
Pengelola kawasan mengaku tengah berupaya berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Dinas Pariwisata Kota Manado dan pengelola Bahu Mall, untuk mencari solusi jangka panjang. Salah satu ide yang tengah digodok adalah penyediaan parkir khusus dan toilet umum portabel yang bisa digunakan saat akhir pekan.
“Harapan kami, pemerintah bisa melihat potensi tempat ini sebagai bagian dari wajah baru pariwisata kota. Tidak hanya untuk wisatawan luar, tapi juga untuk warga lokal. Kalau dikelola dengan baik, Sky View bisa jadi ikon baru Manado,” kata seorang pengelola yang enggan disebutkan namanya.

Daya Tarik Estetik yang Kuat di Era Media Sosial
Selain menyasar kenyamanan fisik, Sky View juga cerdas dalam memanfaatkan daya tarik visual untuk menjaring pengunjung. Dengan penataan lampu estetik, tempat duduk kayu bergaya santai, dan latar belakang sunset yang menawan, kawasan ini menjadi spot favorit untuk berfoto dan membuat konten di media sosial.
Beberapa pengunjung bahkan datang khusus untuk membuat konten TikTok, Instagram Reels, atau sekadar mengambil foto dengan latar pemandangan laut. Hal ini menjadi promosi tidak langsung yang sangat efektif dan murah. Sky View dengan cepat menyebar ke berbagai platform media sosial, menarik perhatian bahkan dari warga luar kota.
Bagi pelaku UMKM, kehadiran pengunjung yang gemar membuat konten juga menjadi peluang promosi produk. Mereka berlomba-lomba membuat desain booth yang menarik, menata makanan dengan tampilan kekinian, dan aktif berinteraksi di platform digital.

Wajah Baru Nongkrong di Manado
Sky View menjadi wajah baru bagaimana masyarakat kota Manado menikmati waktu senggang. Menggabungkan konsep kuliner, hiburan, dan relaksasi dalam satu kawasan terbuka yang estetis dan ramah, tempat ini berhasil menciptakan ekosistem sosial dan ekonomi yang saling menguntungkan.
Dalam waktu dekat, kawasan ini berpotensi berkembang lebih besar, tidak hanya sebagai tempat nongkrong, tetapi juga sebagai titik destinasi pariwisata alternatif kota Manado. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat akan menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan dan kualitas Sky View ke depannya.
Dengan segala potensi dan pesonanya, Sky View telah membuktikan bahwa ruang publik yang ramah, sederhana, dan menyatu dengan alam adalah kebutuhan riil warga kota masa kini. Di tempat ini, senja tak hanya jadi latar, tapi juga jadi bagian dari gaya hidup baru masyarakat Manado.