MINAHASA UTARA — Dua sekolah dasar negeri di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, saat ini berada dalam tahap penantian penting menyusul peluncuran program nasional yang menyasar perbaikan gizi anak sekolah. SD Negeri 2 dan SD Negeri 3 Airmadidi menjadi lokasi awal peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Isyana Bagoes Oka, Jumat pekan lalu. Namun setelah seremoni peluncuran, implementasi nyata program tersebut belum terlaksana di lapangan.
Kepala SD Negeri 3 Airmadidi, Meike Meiny Enga, mengungkapkan bahwa sejak peluncuran tersebut, pihak sekolah terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengetahui kepastian pelaksanaan teknis program. “Siswa dan orang tua sangat antusias saat mendengar langsung bahwa sekolah mereka dipilih menjadi lokasi peluncuran MBG. Sayangnya, hingga kini program tersebut belum berjalan secara rutin,” ujar Enga saat ditemui di ruang kerjanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala SD Negeri 2 Airmadidi, Tirza Gerungan. Ia menjelaskan bahwa program MBG memberikan harapan besar kepada masyarakat, terutama keluarga dari kalangan ekonomi lemah, namun pihak sekolah belum mendapat petunjuk teknis dan logistik dari pelaksana program. “Kami siap melaksanakan program ini kapan pun diminta. Fasilitas pendukung seperti ruang makan dan tenaga pendamping sudah kami siapkan sejak awal,” terang Gerungan.

Peluncuran Program MBG dan Dampaknya
Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu bagian dari prioritas nasional dalam upaya memperbaiki status gizi anak Indonesia, mengurangi angka stunting, serta meningkatkan konsentrasi dan daya tahan belajar siswa. Program ini diluncurkan oleh Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dalam rangkaian kunjungan kerja ke Sulawesi Utara.
Dalam sambutannya saat peluncuran MBG di Airmadidi, Isyana menyampaikan bahwa program ini akan dimulai secara bertahap di berbagai daerah di Indonesia dengan prioritas daerah-daerah yang memiliki angka kekurangan gizi tinggi. “Pemberian makan bergizi setiap hari bukan hanya bentuk intervensi terhadap status gizi anak, tetapi juga bentuk nyata keberpihakan negara pada generasi masa depan,” ujar Isyana.
Peluncuran program ini disambut dengan antusiasme tinggi dari para siswa. Mereka menerima paket makanan bergizi yang disiapkan khusus untuk acara tersebut. Pihak sekolah bekerja sama dengan dinas kesehatan daerah untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan sesuai standar gizi anak sekolah dasar.
Namun antusiasme tersebut kini digantung dalam ketidakpastian. “Setelah launching, kami belum lagi menerima makanan seperti pada hari itu. Kami paham ini program besar dan mungkin perlu waktu, tapi kami harap ini segera jalan,” ujar seorang guru kelas di SDN 3 Airmadidi yang enggan disebut namanya.

Langkah Mandiri Sekolah: Inisiatif Program Makanan Tambahan
Sembari menunggu pelaksanaan resmi MBG, SD Negeri 3 Airmadidi telah menjalankan program makanan tambahan yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program ini dilakukan sebulan sekali dan menyasar seluruh peserta didik serta tenaga pendidik di sekolah.
Meike Meiny Enga menjelaskan bahwa program ini lahir dari kepedulian terhadap kondisi siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. “Makanan tambahan yang kami berikan biasanya berupa susu, telur rebus, buah, atau bubur kacang hijau. Kami pilih yang bergizi namun tetap terjangkau dalam anggaran BOS,” jelasnya.
Menurut Enga, meskipun terbatas, program makanan tambahan ini telah menunjukkan hasil positif. Siswa menjadi lebih semangat belajar, konsentrasi meningkat, dan beberapa guru melaporkan bahwa angka kehadiran siswa juga bertambah. “Ini tentu mendorong kami untuk terus mendukung program MBG agar segera bisa diimplementasikan secara menyeluruh,” tambahnya.

Harapan Orang Tua dan Komunitas
Dukungan terhadap program ini juga datang dari para orang tua siswa. Mereka berharap pemerintah segera menindaklanjuti peluncuran program MBG agar tidak berhenti pada seremoni belaka. “Kami sangat senang jika anak-anak bisa dapat makanan bergizi setiap hari dari sekolah. Itu akan sangat membantu, apalagi harga kebutuhan sekarang naik semua,” ungkap Maryam, orang tua siswa kelas 4 di SDN 2 Airmadidi.
Sejumlah tokoh masyarakat di Airmadidi juga mendukung pelaksanaan MBG sebagai bagian dari upaya membangun sumber daya manusia yang berkualitas di daerah. Pendeta Gerson Lumingkewas, tokoh gereja di Minahasa Utara, menyebut bahwa MBG bisa menjadi solusi konkret dalam mengatasi ketimpangan gizi dan pendidikan. “Kami di gereja juga sering kampanye soal pentingnya asupan gizi anak. Kalau program ini berjalan baik, kami siap bantu mengedukasi jemaat dan mendukung distribusi di lapangan,” ujarnya.

Pemerintah Daerah Siap Dukung Teknis Pelaksanaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Minahasa Utara menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan kesiapan sekolah-sekolah di daerah tersebut dalam rangka mendukung pelaksanaan MBG. Kepala Dinas, Drs. Albert Mewengkang, menyebut bahwa koordinasi lintas sektor sangat penting agar pelaksanaan tidak hanya berjalan lancar tetapi juga tepat sasaran.
“Program ini tentu membutuhkan integrasi antara dunia pendidikan, dinas kesehatan, serta pemangku kepentingan lainnya. Kami sedang menyiapkan regulasi lokal dan format pelaporan agar nantinya tidak terjadi tumpang tindih,” ungkap Mewengkang saat dikonfirmasi di kantornya.
Ia menambahkan bahwa saat ini pihaknya sedang menunggu petunjuk teknis lanjutan dari kementerian terkait, terutama menyangkut sistem logistik dan penyaluran makanan, mitra penyedia, serta standar gizi yang harus dipenuhi. “Kami optimis di awal tahun ajaran baru, tepatnya Juli 2025, program MBG sudah bisa mulai diterapkan di beberapa sekolah termasuk SDN 2 dan SDN 3 Airmadidi,” kata Mewengkang.

Persiapan Menuju Tahun Ajaran Baru
Tahun ajaran baru yang akan dimulai pada Juli 2025 menjadi tonggak penting bagi pelaksanaan MBG di Minahasa Utara. Sejumlah sekolah sudah melakukan berbagai persiapan, termasuk pendataan jumlah siswa, identifikasi siswa dengan kebutuhan gizi khusus, dan penyusunan jadwal distribusi makanan.
Kepala SDN 2 Airmadidi, Tirza Gerungan, mengatakan bahwa sekolahnya telah menyiapkan dapur kecil dan ruang penyimpanan makanan untuk mendukung kelancaran program. “Kami harap, selain makanan yang diberikan, akan ada pendampingan dari petugas kesehatan untuk memastikan tidak hanya kenyang tapi juga sehat,” ucap Gerungan.
Ia juga menyebut perlunya pelibatan wali murid dalam program ini, baik dalam bentuk relawan maupun sosialisasi. “Kami ingin ini jadi gerakan bersama. Kalau orang tua turut andil, anak-anak pasti lebih antusias,” lanjutnya.

Gizi, Pendidikan, dan Masa Depan Anak Bangsa
Program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar pemberian makan di sekolah. Lebih dari itu, program ini merupakan upaya strategis untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia sejak dini, menurunkan angka putus sekolah akibat kemiskinan, dan mengentaskan persoalan klasik kekurangan gizi anak yang masih membayangi banyak wilayah di Indonesia, termasuk Sulawesi Utara.
Di tengah dinamika kebijakan dan kesiapan logistik, SDN 2 dan SDN 3 Airmadidi kini berdiri sebagai simbol harapan. Harapan akan negara yang hadir secara nyata di tengah kebutuhan mendesak rakyat kecil. Harapan akan masa depan anak-anak yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing. Dan yang terpenting, harapan bahwa setiap langkah menuju perubahan akan selalu dimulai dari hal paling sederhana: satu piring makan bergizi setiap hari di sekolah.