Manado — Suasana halaman Kantor Gubernur Sulawesi Utara pada Rabu pagi, 4 Juni 2025, tampak berbeda dari biasanya. Sejumlah kepala daerah, tokoh agama, serta perwakilan umat Muslim dari berbagai kabupaten dan kota berkumpul menyaksikan penyerahan hewan kurban dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut). Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus secara simbolis menyerahkan bantuan 50 ekor sapi kepada umat Muslim menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Kamis, 6 Juni 2025.
Didampingi Wakil Gubernur Victor Mailangkay dan sejumlah pejabat struktural lingkup Pemprov Sulut, Gubernur menyampaikan bahwa penyerahan bantuan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan wujud nyata dari semangat kebersamaan dan kepedulian antarumat beragama di Bumi Nyiur Melambai.
“Ini bukan sekadar penyerahan hewan kurban. Ini adalah simbol dari kasih sayang, dari toleransi, dari kepedulian yang pemerintah hadirkan bagi umat Muslim di Sulawesi Utara,” ujar Gubernur Yulius Selvanus dalam sambutannya.
Penyerahan sapi kurban tersebut menjadi bagian dari agenda rutin tahunan yang digelar oleh Pemprov Sulut dalam menyambut Hari Raya Idul Adha. Namun, tahun ini terasa istimewa karena selain 50 ekor sapi yang disiapkan oleh pemerintah provinsi, turut diserahkan pula 16 ekor sapi bantuan langsung dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, yang didistribusikan kepada pengurus masjid dari berbagai daerah di Sulut.
“Saya mewakili masyarakat Muslim di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sangat bersyukur dan berterima kasih atas perhatian pemerintah. Bantuan ini sangat membantu pelaksanaan ibadah kurban, khususnya di wilayah yang tidak semua masjid memiliki kemampuan menyembelih hewan kurban,” ungkap H. Zakaria Dg Lallo, tokoh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

Pemprov Sulut Jaga Tradisi Kepedulian antar Umat Beragama
Pemberian bantuan sapi kurban oleh Pemprov Sulut menjadi bukti konkret dari komitmen pemerintah dalam menjaga dan memelihara kerukunan antarumat beragama. Sulawesi Utara dikenal sebagai provinsi yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan harmoni sosial. Masyarakat dari beragam latar belakang agama hidup berdampingan dalam suasana damai, saling menghormati, dan saling membantu.
Gubernur Yulius Selvanus dalam kesempatan tersebut kembali menegaskan bahwa pemerintahannya tidak memandang perbedaan agama sebagai penghalang, melainkan sebagai kekayaan budaya dan sosial yang perlu dirawat bersama.
“Pemerintah tidak membedakan pelayanan terhadap warga berdasarkan latar belakang agamanya. Semua warga Sulawesi Utara adalah bagian dari keluarga besar daerah ini. Karena itu, Idul Adha menjadi momen penting untuk mempererat persaudaraan kita semua,” ujar Selvanus.
Dalam pidato yang disampaikan dengan penuh semangat namun penuh kehangatan itu, Gubernur mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini menjadi fondasi kebersamaan di daerah ini. Ia juga mengingatkan pentingnya semangat berbagi, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
“Dalam hewan kurban ada makna pengorbanan, ada ketulusan hati, dan ada keikhlasan untuk berbagi. Inilah semangat yang perlu kita hidupkan, tidak hanya pada Idul Adha, tapi dalam setiap aspek kehidupan kita,” tambahnya.

Distribusi Bantuan Sapi Diserahkan ke Sejumlah Kabupaten dan Kota
Dari total 66 ekor sapi yang diserahkan, 50 berasal dari alokasi Pemerintah Provinsi Sulut dan sisanya sebanyak 16 ekor merupakan bantuan Presiden Prabowo Subianto. Proses distribusi dilakukan secara merata dengan mempertimbangkan kebutuhan dan sebaran penduduk Muslim di wilayah Sulawesi Utara.
Kabupaten/kota yang menerima bantuan tersebut antara lain Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe serta Kabupaten Kepulauan Talaud.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Sulawesi Utara, Drs. Muhamad Rasid, menjelaskan bahwa penyaluran sapi kurban dilakukan melalui koordinasi dengan tokoh agama dan pengurus masjid di masing-masing daerah.
“Setiap masjid yang menerima bantuan sapi sudah melewati proses verifikasi. Kami pastikan bahwa hewan yang diberikan sesuai standar kesehatan, usia, dan kelayakan untuk kurban. Ini penting agar ibadah kurban bisa berjalan sesuai syariat dan memberi manfaat optimal bagi masyarakat sekitar,” terang Rasid.

Sapi Kurban dari Presiden Prabowo: Tanda Kepedulian Pemerintah Pusat
Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam acara ini adalah kehadiran bantuan 16 ekor sapi dari Presiden Republik Indonesia. Bantuan ini dinilai sebagai bentuk perhatian dan penghargaan dari pemerintah pusat terhadap keragaman dan keharmonisan sosial di daerah-daerah.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Victor Mailangkay, dalam keterangannya mengatakan bahwa bantuan dari Presiden menjadi penyemangat bagi pemerintah daerah untuk terus memperkuat solidaritas dan pelayanan publik berbasis nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
“Kami merasa tersanjung dan berterima kasih atas perhatian Presiden Prabowo Subianto. Bantuan ini membuktikan bahwa pemerintah pusat dan daerah bekerja seiring sejalan dalam membangun bangsa ini dari segala aspek, termasuk aspek keagamaan dan sosial kemasyarakatan,” ucap Mailangkay.
Pengurus Masjid Raya Manado, Ustaz Ahmad Yusri, menyampaikan bahwa sapi dari Presiden ini akan disembelih pada hari raya dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin serta jemaah yang membutuhkan.
“Ini adalah amanah yang akan kami jalankan dengan penuh tanggung jawab. Terima kasih kepada Presiden dan juga kepada Gubernur serta jajarannya. Semoga kebaikan ini membawa keberkahan bagi seluruh rakyat,” ujarnya.

Momentum Idul Adha Sebagai Refleksi Sosial
Hari Raya Idul Adha bukan sekadar momen beribadah bagi umat Muslim. Lebih dari itu, Idul Adha menjadi refleksi sosial tentang pentingnya kepedulian terhadap sesama, terutama kepada mereka yang berada dalam kondisi kurang mampu.
Di tengah berbagai tantangan ekonomi yang masih dihadapi masyarakat pascapandemi, bantuan sapi kurban dari pemerintah menjadi harapan bagi banyak kalangan. Tidak hanya soal pemenuhan kebutuhan konsumsi pada hari besar, tetapi juga sebagai bukti kehadiran negara dalam setiap aspek kehidupan warganya.
Dr. Nurmala Arsyad, Dosen Sosiologi Agama di Universitas Sam Ratulangi Manado, menilai bahwa penyerahan hewan kurban oleh pemerintah adalah salah satu bentuk simbolik dari solidaritas vertikal (dari negara ke rakyat) yang memperkuat legitimasi moral pemerintah di mata masyarakat.
“Dalam konteks masyarakat multikultural seperti Sulawesi Utara, tindakan-tindakan afirmatif seperti ini sangat penting. Tidak hanya mendekatkan negara kepada rakyat, tetapi juga memperkuat integrasi sosial dan meminimalisir potensi konflik berbasis identitas,” papar Nurmala.

Kerukunan Umat Beragama sebagai Pilar Pembangunan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menjadikan kerukunan antarumat beragama sebagai pilar utama pembangunan daerah. Selama beberapa tahun terakhir, berbagai program lintas agama digalakkan untuk memperkuat ikatan sosial di antara warga.
Gubernur Yulius Selvanus bahkan telah membentuk Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) sebagai mitra strategis dalam menjaga keharmonisan sosial. Bantuan hewan kurban ini, menurutnya, menjadi bagian dari program pemerintah yang menjamin kesetaraan layanan dan perhatian kepada semua umat beragama.
“Tidak ada warga kelas satu atau kelas dua di Sulawesi Utara. Semua diperlakukan sama. Kami ingin setiap warga merasa dihargai, dihormati, dan dilindungi oleh negara,” kata Selvanus.

Harapan dan Pesan Gubernur: Persatuan Adalah Kunci
Menutup rangkaian acara penyerahan bantuan hewan kurban, Gubernur menyampaikan pesan yang menyentuh dan tegas kepada seluruh masyarakat Sulut. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan Hari Raya Idul Adha sebagai momen untuk memperkuat ikatan kebangsaan.
“Marilah kita jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa kekuatan kita ada pada persatuan. Jangan biarkan perbedaan agama, suku, dan budaya menjadi alasan untuk saling menjauh. Justru dari keberagaman itulah kita belajar hidup berdampingan, saling memahami, dan saling menopang,” tegasnya.
Gubernur berharap, melalui kegiatan seperti ini, Sulawesi Utara bisa terus menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam menjaga harmoni sosial. Ia mengajak seluruh kepala daerah hingga level desa dan kelurahan untuk menjadikan semangat berbagi dan gotong royong sebagai budaya pemerintahan.

Makna Kurban dalam Bingkai Toleransi
Idul Adha 1446 Hijriah di Sulawesi Utara dipastikan akan berjalan dengan penuh khidmat dan rasa syukur. Kehadiran bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat menjadi penegasan bahwa negara hadir untuk semua golongan. Lebih dari sekadar ritual keagamaan, kurban tahun ini menjadi momentum untuk merefleksikan makna toleransi, keadilan, dan solidaritas sosial.
Kisah ini bukan hanya tentang sapi, bukan hanya tentang angka 50 atau 16. Ini adalah cerita tentang empati yang menjelma dalam bentuk nyata. Di Sulawesi Utara, kurban bukan sekadar menyembelih, melainkan juga mengikat simpul persaudaraan dalam warna-warni keberagaman. Dan di halaman kantor gubernur yang menjadi saksi, semangat itu dihidupkan, untuk terus tumbuh dan diwariskan.