MANADO – Suasana khidmat menyelimuti halaman Kantor Gubernur Sulawesi Utara pada Senin pagi, ketika ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) hadir dalam upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117. Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Victor Mailangkay, memimpin langsung jalannya upacara yang berlangsung dengan tertib dan penuh semangat nasionalisme.

Kegiatan ini menjadi penanda kuat bahwa pemerintah provinsi tidak hanya memperingati sebuah tonggak sejarah, tetapi juga berikhtiar menjaga semangat perjuangan para pendahulu bangsa yang telah meletakkan dasar bagi kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.

Refleksi Sejarah yang Relevan di Masa Kini

Dalam amanat yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Victor Mailangkay, yang merupakan sambutan resmi dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Mutia Hafid, terselip pesan kuat tentang arti kebangkitan. Disampaikan bahwa 117 tahun yang lalu, di tengah tekanan kolonialisme, lahirlah kesadaran kolektif dari anak-anak bangsa untuk mengubah nasib melalui organisasi modern pertama, Budi Utomo.

Lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 dianggap sebagai awal kebangkitan nasional, ketika semangat persatuan dan cita-cita akan kemajuan tumbuh dalam sanubari para pemuda terdidik. Organisasi ini menjadi simbol awal perjuangan berbasis intelektual dan moral, membuka lembaran baru dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia.

“Pendirian Budi Utomo menandai lahirnya kesadaran bahwa kemajuan bangsa hanya dapat dicapai jika kita berdiri di atas kekuatan sendiri,” ucap Victor Mailangkay dalam amanat tersebut.

Kebangkitan Nasional di Era Tantangan Baru

Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, peringatan Harkitnas tahun ini mengusung tema “Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat”. Tema tersebut tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga sebuah panggilan untuk bersatu dan bangkit dari berbagai krisis yang mendera. Saat ini, bangsa Indonesia menghadapi sejumlah tantangan global seperti disrupsi teknologi, ketegangan geopolitik, krisis pangan, hingga ancaman terhadap kedaulatan digital.

Wakil Gubernur Victor Mailangkay menegaskan bahwa kebangkitan nasional tidak boleh dimaknai sebagai sekadar mengenang masa lalu, tetapi harus dijadikan momentum untuk melangkah maju, memperkuat jati diri dan memperkokoh fondasi menuju Indonesia Emas 2045. “Kebangkitan adalah keberanian untuk menjawab tantangan zaman,” ujarnya.

ASN Jadi Garda Terdepan dalam Pembangunan

Upacara ini juga menjadi momen penting bagi para ASN untuk memperkuat komitmen dalam menjalankan tugas pelayanan publik. Kehadiran ratusan pegawai negeri, lengkap dengan seragam Korpri, mencerminkan kesiapan dan semangat baru dalam mengabdi kepada masyarakat dan negara.

Victor Mailangkay menyampaikan harapan agar ASN di lingkungan Pemprov Sulut mampu menjadi motor penggerak perubahan, terutama dalam mendukung program strategis nasional maupun daerah. Menurutnya, semangat kebangkitan nasional harus diwujudkan dalam tindakan nyata melalui pelayanan yang cepat, tepat, dan akuntabel.

Makna Lokal, Visi Nasional

Selain menjadi refleksi terhadap sejarah nasional, peringatan Harkitnas ini juga memiliki makna penting bagi daerah. Sulawesi Utara, yang berada di gerbang utara Indonesia, memiliki peran strategis dalam konektivitas kawasan Asia Pasifik. Potensi ini, menurut Victor Mailangkay, harus dioptimalkan untuk menopang pembangunan nasional dan menjadikan daerah ini sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi baru di kawasan timur Indonesia.

“Sulawesi Utara memiliki sumber daya manusia dan alam yang luar biasa. Kebangkitan kita sebagai bangsa juga harus tercermin dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Mailangkay.

Momentum Memperkuat Kolaborasi Antar Sektor

Perjalanan menuju Indonesia Emas membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Wakil Gubernur mengajak seluruh elemen untuk meningkatkan kolaborasi, terutama dalam hal pemberdayaan ekonomi lokal, pendidikan, transformasi digital, dan peningkatan kualitas kesehatan.

Dalam kesempatan itu, Victor juga mengingatkan agar semangat gotong-royong dan kebersamaan, yang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia, terus dijaga di tengah perkembangan teknologi yang sering kali menciptakan keterasingan sosial. Ia menekankan pentingnya membangun koneksi antarmanusia yang sehat, berakar pada nilai-nilai kultural dan spiritual.

Tanggapan Peserta Upacara

Salah satu peserta upacara, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulut, dr. Grace Punuh, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Menurutnya, Harkitnas menjadi waktu yang tepat untuk kembali mengingat tanggung jawab sebagai pendidik dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda.

“Kami di sektor pendidikan merasa sangat terinspirasi. Kebangkitan bukan hanya milik masa lalu. Ini adalah proses terus-menerus yang perlu diwariskan melalui kurikulum, budaya sekolah, dan keteladanan guru,” katanya.

Sementara itu, pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, drg. Merry Lahindo, menyatakan bahwa pesan-pesan dalam amanat menteri sangat relevan dengan tantangan saat ini, khususnya dalam dunia kesehatan yang terus mengalami tekanan akibat dinamika global.

“Pandemi memberi pelajaran penting tentang ketahanan sistem kesehatan. Kini, semangat bangkit bersama menjadi dasar untuk membangun sistem pelayanan yang lebih tangguh dan responsif,” ujarnya.

Warisan Sejarah yang Terus Menyala

Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar peringatan simbolik. Di balik peringatan ini terkandung nilai-nilai luhur seperti patriotisme, keadilan, dan keberanian untuk berubah. Bagi generasi muda, Harkitnas adalah jembatan untuk memahami sejarah bukan sebagai kisah masa lalu, tetapi sebagai energi yang mendorong kemajuan.

Peneliti sejarah lokal, Dr. Rinto Makalalag, menekankan pentingnya literasi sejarah agar semangat Harkitnas tetap hidup. “Kita tidak boleh hanya memperingati, tapi juga menggali dan menghidupkan nilai-nilainya. Kebangkitan bukan hanya soal politik, tapi juga soal budaya, ilmu pengetahuan, dan moral,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa Budi Utomo adalah manifestasi dari peradaban intelektual Nusantara, di mana kaum terpelajar berani berdiri di barisan depan untuk memajukan bangsanya tanpa pamrih. Semangat itu, katanya, harus ditransformasikan dalam konteks kontemporer, terutama melalui peran kaum muda dan pemanfaatan teknologi.

Peringatan Nasional dengan Dampak Nyata Daerah

Momentum nasional seperti Harkitnas bisa menjadi titik tolak untuk mendorong kebijakan daerah yang lebih responsif terhadap kebutuhan rakyat. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara memanfaatkan peringatan ini untuk mengkonsolidasikan kembali semangat kerja seluruh jajaran birokrasi dan memperkuat perencanaan pembangunan berkelanjutan.

Beberapa inisiatif seperti percepatan transformasi digital layanan publik, peningkatan kualitas SDM ASN melalui pelatihan kepemimpinan, serta penguatan sistem pengawasan berbasis teknologi menjadi agenda utama pasca-upacara Harkitnas.

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Steve Kepel, refleksi kebangkitan harus terwujud dalam kebijakan dan implementasi program-program konkret. “Kami menekankan pada efektivitas dan efisiensi birokrasi sebagai fondasi pelayanan publik yang berorientasi pada hasil. Kebangkitan itu harus terukur, bukan hanya dalam simbolisme upacara,” tegasnya.

Menuju Indonesia Emas 2045: Peran Daerah Tidak Bisa Dikesampingkan

Victor Mailangkay menutup amanatnya dengan menekankan pentingnya menyatukan langkah untuk menyambut satu abad Indonesia merdeka pada tahun 2045. Ia menyebut bahwa visi Indonesia Emas hanya akan menjadi kenyataan bila seluruh daerah bergerak bersama, tidak tertinggal dalam arus modernisasi, dan berani berinovasi untuk melayani rakyat.

“Kita tidak boleh puas hanya sebagai pelaksana program pusat. Kita harus menjadi inovator, pelopor, dan inspirator di daerah. Bangkit bersama bukan slogan, itu tanggung jawab sejarah,” tegasnya dengan nada penuh semangat.

Upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Sulawesi Utara bukan hanya menjadi seremonial tahunan, tetapi juga manifestasi dari semangat kolektif untuk membangun bangsa dari daerah. Dalam suasana yang khidmat dan penuh nasionalisme, para ASN dan pejabat pemerintah menunjukkan komitmen untuk menjaga dan mewujudkan semangat kebangkitan dalam tindakan nyata.

Kebangkitan bukan hanya milik masa lalu. Ia adalah energi yang terus menyala, menjadi panduan dalam menghadapi tantangan zaman, dan fondasi untuk meraih cita-cita besar: Indonesia yang kuat, maju, adil, dan sejahtera.

“Kebangkitan nasional adalah panggilan untuk kita semua agar tidak menjadi penonton dalam sejarah, tetapi menjadi pelaku yang aktif menciptakan masa depan,” — Victor Mailangkay, Wakil Gubernur Sulut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *