Manado – Antusiasme warga Kota Manado memuncak pada Minggu pagi saat ribuan orang memadati apron Pangkalan Udara (Lanud) Sam Ratulangi. Kegiatan Open Base yang digelar TNI Angkatan Udara (TNI AU) tersebut menjadi magnet tersendiri, menyuguhkan pemandangan langka: barisan alutsista modern dari pesawat Hercules hingga jet tempur F-16 Fighting Falcon terpajang megah, siap disambangi dan diabadikan oleh publik. Kegiatan Open Base ini tidak hanya menjadi ajang hiburan dan edukasi bagi masyarakat Sulawesi Utara, tetapi juga strategi komunikasi publik TNI AU untuk memperkenalkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) kepada khalayak luas. Lanud Sam Ratulangi, yang terletak di Jalan A.A. Maramis, Mapanget, menjadi pusat perhatian sejak pagi hari. Ribuan warga dari berbagai penjuru kota, termasuk keluarga dengan anak-anak, pelajar, hingga komunitas pecinta dirgantara, hadir berbondong-bondong untuk menyaksikan dari dekat kekuatan udara Indonesia.

“Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mendekatkan TNI Angkatan Udara kepada masyarakat, sekaligus memperkenalkan alutsista yang kami operasikan dalam menjaga kedaulatan wilayah udara NKRI,” jelas Komandan Lanud Sam Ratulangi, Marsma TNI Antariksa Anondo, dalam keterangannya kepada media di lokasi acara.

Ribuan Warga Serbu Apron Sejak Pagi

Sejak pukul 06.00 WITA, barisan kendaraan mulai tampak memadati area sekitar pangkalan udara. Pengamanan ketat dilakukan, namun suasana tetap kondusif dan penuh semangat. Anak-anak tampak berlari-lari kecil menuju apron yang luas, di mana beberapa unit pesawat tempur dan angkut telah terparkir dengan posisi statis.

Di antara alutsista yang dipamerkan, terdapat dua pesawat angkut Hercules C-130 yang dikenal sebagai tulang punggung mobilitas TNI AU. Tidak kalah mencolok, dua pesawat tempur F-16 Fighting Falcon — ikon kecepatan dan kelincahan angkatan udara — juga tampil gagah. Sebuah helikopter jenis Bell juga menjadi salah satu daya tarik utama yang menarik perhatian pengunjung.

Sukiati, seorang pengunjung asal Tuminting, datang bersama keluarganya. “Anak saya sangat suka pesawat. Ini pertama kalinya kami bisa melihat langsung dari dekat, bahkan bisa berfoto di depan jet tempur. Kami sangat senang dan bangga,” ujarnya dengan mata berbinar. Ia mengaku baru mengetahui secara langsung bentuk dan ukuran pesawat tempur Indonesia yang selama ini hanya dilihat lewat layar televisi.

Edukasi dan Keterbukaan Menjadi Tujuan Utama

Dalam kegiatan ini, para personel TNI AU yang bertugas dengan ramah menjelaskan spesifikasi pesawat, sejarah operasi, hingga peran strategis masing-masing alutsista. Anak-anak diberi kesempatan masuk ke dalam kabin pesawat Hercules, merasakan atmosfer ruang kemudi, dan berdialog langsung dengan para teknisi dan pilot.

Menurut Marsma TNI Antariksa Anondo, Open Base ini juga menjadi sarana edukasi dan transparansi yang penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap institusi militer. “TNI AU adalah milik rakyat. Kami ingin rakyat tahu bahwa alutsista yang mereka lihat hari ini adalah kekuatan yang menjaga langit Indonesia, termasuk di kawasan Sulawesi Utara yang memiliki posisi strategis karena berbatasan langsung dengan Filipina,” tegasnya.

Wilayah udara Sulawesi Utara kerap menjadi perhatian nasional karena kedekatannya dengan wilayah perbatasan. Dalam beberapa waktu terakhir, intensitas patroli udara di kawasan ini meningkat seiring dinamika geopolitik regional. Kedatangan F-16 ke Manado bukan sekadar bagian dari kegiatan display, melainkan turut mendukung operasi pengamanan wilayah udara perbatasan yang sedang berlangsung.

Mengenal Lebih Dekat Alutsista TNI AU

Pameran statis dan dinamis menjadi dua bentuk penyajian alutsista yang dilakukan selama kegiatan Open Base. Dalam pameran statis, pengunjung bebas mendekati pesawat yang diparkir dan berinteraksi dengan kru. Sedangkan dalam pameran dinamis, beberapa manuver sederhana ditampilkan oleh helikopter dan pesawat tempur, memperlihatkan kelincahan dan manuver evasif yang biasa dilakukan dalam misi pengamanan udara.

Hercules C-130, yang menjadi primadona dalam kegiatan ini, dikenal luas sebagai pesawat multiguna. Dari pengiriman logistik, evakuasi medis, hingga pengangkutan pasukan, pesawat ini telah beroperasi selama puluhan tahun dan terus dimodernisasi. Sementara itu, F-16 Fighting Falcon adalah pesawat tempur generasi keempat dengan teknologi mutakhir. Jet ini berkemampuan supersonik dan dilengkapi radar canggih serta persenjataan udara-ke-udara maupun udara-ke-darat.

Keberadaan helikopter Bell di antara pesawat tempur dan angkut memberikan nuansa lengkap tentang komposisi kekuatan udara TNI AU. Helikopter ini biasa digunakan dalam misi SAR (search and rescue), pengawasan udara, hingga evakuasi bencana.

Membangun Kecintaan pada Dunia Dirgantara

Tak sedikit pelajar yang datang bersama guru mereka dalam rangka kunjungan edukatif. Sekelompok siswa dari SMA Negeri 9 Manado tampak mencatat detail spesifikasi pesawat sembari berdiskusi dengan prajurit. Kegiatan ini membuka ruang inspirasi bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat dunia kedirgantaraan.

Letkol Pnb Arman, salah satu perwira penerbang yang bertugas mendampingi peserta, mengungkapkan bahwa TNI AU membuka pintu bagi pemuda-pemudi Indonesia untuk ikut bergabung menjadi bagian dari kekuatan pertahanan udara nasional. “Kegiatan seperti ini juga diharapkan bisa menumbuhkan minat bagi mereka yang bercita-cita menjadi pilot atau teknisi pesawat,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa Lanud Sam Ratulangi aktif dalam kegiatan pembinaan potensi dirgantara, termasuk pelatihan aeromodelling dan pembinaan siswa-siswi Pramuka Saka Dirgantara.

Dukungan Pemerintah dan Respon Positif Masyarakat

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Open Base ini. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, dr. Grace Punuh, yang turut hadir, mengapresiasi TNI AU atas inisiatif memperkenalkan alutsista kepada masyarakat. “Kegiatan ini bukan hanya memperkenalkan militer secara positif kepada masyarakat, tetapi juga mendukung penguatan pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan generasi muda,” ujarnya.

Gubernur Sulawesi Utara melalui perwakilannya juga menyampaikan dukungan terhadap keterlibatan aktif TNI dalam memperkuat ketahanan nasional yang bersumber dari masyarakat.

Salah satu tokoh masyarakat Mapanget, Bapak Rantje Kolondam, menilai Open Base sebagai bentuk keterbukaan institusi militer terhadap rakyat. “Kami merasa dihargai sebagai warga negara. TNI bukan hanya institusi pertahanan, tetapi juga bagian dari masyarakat yang dekat, terbuka, dan siap melindungi rakyatnya,” ujarnya.

Pesan Damai dan Kedaulatan Udara

Di balik semaraknya kegiatan, pesan yang diusung TNI AU tetap tegas: kedaulatan udara Indonesia adalah harga mati. Operasi kehadiran F-16 di wilayah udara Sulawesi Utara merupakan bagian dari penguatan pengawasan terhadap potensi pelanggaran wilayah oleh pesawat asing, terutama di kawasan perbatasan dengan Filipina.

Kegiatan Open Base menjadi sarana komunikasi strategis agar masyarakat memahami pentingnya kehadiran militer yang kuat dan profesional. Lewat interaksi langsung, masyarakat diberi pemahaman bahwa kekuatan udara bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk melindungi dan menjaga kedamaian.

Marsma TNI Antariksa Anondo menegaskan bahwa TNI AU akan terus meningkatkan intensitas kegiatan serupa ke depan. “Ini bukan yang terakhir. Kami ingin kegiatan seperti ini menjadi agenda tahunan. Keterlibatan masyarakat sangat positif dan harus terus dijaga,” tuturnya. Antusiasme masyarakat Manado dalam kegiatan Open Base di Lanud Sam Ratulangi menunjukkan betapa pentingnya komunikasi langsung antara militer dan rakyat. Melalui alutsista yang ditampilkan secara terbuka, TNI AU mengajak masyarakat untuk memahami peran strategisnya dalam menjaga langit Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan sipil-militer, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan nasional di kalangan generasi muda.

Dalam nuansa penuh antusiasme dan rasa bangga, Open Base ini menjadi simbol keterbukaan dan kedekatan TNI AU dengan masyarakat yang selama ini dilindunginya dari balik awan. Sebuah momentum yang membuktikan bahwa kekuatan pertahanan negara bukan hanya soal senjata dan pesawat tempur, tetapi juga tentang kepercayaan dan kolaborasi antara tentara dan rakyat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *