MANADO — Ajang tahunan Legislative SulutGo Expo kembali digelar pada 7 hingga 10 Mei 2025 di pusat perbelanjaan Manado Town Square III, Kota Manado. Perhelatan ini mempertemukan unsur legislatif dari seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Utara serta satu-satunya peserta dari Provinsi Gorontalo, yakni Kabupaten Boalemo. Tahun ini, Legislative SulutGo Expo memasuki penyelenggaraan ke-13, menandai konsistensi dalam memperkuat sinergi antarlembaga legislatif, serta menjadi ruang strategis bagi promosi potensi daerah—khususnya produk UMKM yang semakin menjadi sorotan utama.

Legislatif Jadi Motor Penggerak Promosi UMKM
Penyelenggara Legislative SulutGo Expo 2025, Yanni Kopalit, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pameran seremonial. Ajang ini dirancang untuk mendorong kerja legislatif yang lebih inklusif, transparan, dan berpihak pada pembangunan masyarakat, termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Selama tiga belas tahun terakhir, Legislative SulutGo Expo tidak hanya menjadi ajang pertukaran informasi dan inovasi antarlembaga legislatif, tapi juga menjadi ruang hidup bagi UMKM lokal untuk berkembang dan dikenal lebih luas,” ujar Kopalit di sela kegiatan pembukaan.
Menurutnya, pameran kali ini melibatkan lebih dari 50 pelaku UMKM yang difasilitasi untuk menampilkan produk unggulan mereka. Mulai dari makanan olahan khas daerah, kerajinan tangan, hingga produk kecantikan berbasis bahan alami lokal turut menghiasi deretan stan yang dipadati pengunjung sejak hari pertama.

Dari Stan ke Skala Nasional: Upaya Serius Membimbing UMKM
Pentingnya pembinaan UMKM menjadi fokus utama dalam Legislative SulutGo Expo 2025. Di luar aktivitas pameran, panitia pelaksana turut menggandeng sejumlah fasilitator dan mentor bisnis untuk membimbing para pelaku UMKM. Mereka mendapatkan pelatihan intensif dalam pengembangan kemasan, strategi pemasaran digital, hingga pengelolaan keuangan dasar yang sesuai standar industri nasional.
Elvi Pangemanan, pelaku UMKM yang ikut serta dari Minahasa Utara, mengaku bersyukur bisa terlibat dalam kegiatan ini. Ia menjual berbagai produk olahan dari kelapa, seperti virgin coconut oil, sabun herbal, dan makanan ringan tradisional berbasis kelapa.
“Expo ini sangat membantu kami, bukan hanya untuk memperkenalkan produk, tetapi juga mendapatkan arahan langsung tentang bagaimana memasarkan produk lebih baik, memperbaiki kemasan, dan menyiapkan diri menghadapi pasar yang lebih luas,” ucap Elvi dengan penuh semangat.
Ia mengaku baru kali ini mengikuti expo yang sekaligus menjadi ajang belajar. Ia berharap pendampingan semacam ini bisa menjadi kegiatan rutin, bukan hanya saat event besar berlangsung.

Edukasi Anggaran Daerah Lewat Bedah APBD
Salah satu segmen yang menarik perhatian pengunjung adalah lomba bedah APBD antar SMA/sederajat dan mahasiswa dari berbagai kampus di Sulawesi Utara. Kompetisi ini diadakan untuk mendorong pemahaman publik, terutama generasi muda, terkait proses penyusunan dan pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Menurut Yanni Kopalit, edukasi publik mengenai APBD sangat penting untuk menciptakan generasi yang melek anggaran dan mampu mengawal pembangunan daerah secara kritis dan konstruktif.
“Transparansi dan partisipasi publik tidak cukup hanya dengan membuka data, tapi harus dibarengi pemahaman. Melalui lomba bedah APBD ini, kita ingin mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk menjadi agen kontrol dan pengawas yang cerdas,” tegas Kopalit.
Jordan Runtuwarouw, salah satu peserta lomba dari Universitas Negeri Manado, mengatakan bahwa kegiatan ini membuka cakrawala berpikirnya tentang bagaimana pemerintah mengelola keuangan daerah.
“Selama ini kami hanya dengar istilah APBD, tapi tidak paham rinciannya. Di sini, kami belajar bagaimana proses penganggaran terjadi, bagaimana pengalokasian dilakukan, dan apa implikasinya bagi masyarakat,” ujar Jordan.
Ia berharap kegiatan semacam ini diperluas ke kabupaten dan kota lain agar lebih banyak anak muda bisa terlibat dan memahami pentingnya peran legislatif dalam pembangunan daerah.

Partisipasi Legislatif dari Dua Provinsi
Keunikan dari Legislative SulutGo Expo 2025 adalah partisipasi lintas provinsi. Selain DPRD kabupaten/kota dari seluruh Sulawesi Utara, peserta dari Provinsi Gorontalo juga turut hadir melalui representasi DPRD Kabupaten Boalemo. Hal ini menandai perluasan cakupan dan jangkauan expo yang sebelumnya hanya terbatas pada daerah di Sulawesi Utara.
Menurut salah satu staf DPRD Boalemo yang hadir dalam expo, partisipasi ini adalah kesempatan langka untuk belajar dan bertukar informasi dengan kolega dari provinsi tetangga. “Kami bisa melihat bagaimana rekan-rekan dari Sulawesi Utara menjalankan program-program legislasi mereka, terutama dalam hal keterlibatan masyarakat dan promosi potensi daerah,” ujarnya.
Mereka pun membawa serta sejumlah produk lokal khas Boalemo, seperti tenunan tradisional, pangan lokal berbasis sagu, serta produk rempah olahan, yang berhasil mencuri perhatian pengunjung.

Efek Ganda Bagi Perekonomian Lokal
Kegiatan Legislative SulutGo Expo 2025 memberikan dampak ekonomi langsung bagi Kota Manado. Kehadiran ratusan peserta dari luar kota mendorong tingkat hunian hotel meningkat signifikan. Pusat perbelanjaan yang menjadi lokasi acara pun mengalami peningkatan jumlah pengunjung.
Pelaku usaha kuliner dan transportasi daring mengaku merasakan lonjakan permintaan sejak hari pertama expo. Salah satu pengemudi ojek daring, Faris, mengaku menerima dua kali lipat pesanan dibanding hari-hari biasa.
“Saya bisa dapat lebih dari 20 trip sehari selama expo ini berlangsung. Banyak yang minta antar ke Mantos karena ada acara pameran,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Manado menyambut baik gelaran ini dan berharap kegiatan ini dapat diadakan secara berkelanjutan dengan cakupan lebih luas lagi. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Manado, Dra. Djeny Mumu, menyatakan bahwa Legislative SulutGo Expo dapat menjadi role model integrasi antara kerja legislasi dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Sinergi seperti ini yang kita butuhkan. Legislatif tidak hanya fokus pada peraturan, tetapi juga pada aksi nyata yang menyentuh masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil yang masih perlu banyak dukungan,” terang Djeny.

Inovasi, Kolaborasi, dan Konsistensi
Tiga kata kunci mewakili semangat dari pelaksanaan Legislative SulutGo Expo 2025: inovasi, kolaborasi, dan konsistensi. Inovasi tampak dari bentuk kegiatan yang terus dikembangkan dari tahun ke tahun. Kolaborasi terjalin tidak hanya antarlembaga legislatif, tetapi juga dengan pelaku UMKM, lembaga pendidikan, dan pemerintah daerah. Sementara konsistensi terlihat dari keberlangsungan acara ini yang tetap eksis meski di tengah tantangan perubahan zaman dan dinamika politik lokal.
Yanni Kopalit menegaskan bahwa agenda tahun depan telah disiapkan untuk lebih banyak melibatkan kabupaten/kota dari luar Sulut, termasuk provinsi-provinsi tetangga lainnya di kawasan Indonesia Timur.
“Visi kami adalah menjadikan expo ini sebagai ajang regional yang mempertemukan para pengambil kebijakan dan pelaku usaha dalam satu ruang kolaboratif,” katanya.

Membuka Akses, Memberi Dampak
Kegiatan Legislative SulutGo Expo 2025 tidak hanya menjadi etalase produk unggulan daerah dan program legislasi, tetapi juga panggung pembelajaran kolektif. Ketika pelaku UMKM diberi ruang untuk berkembang, ketika generasi muda dilibatkan dalam memahami APBD, dan ketika kolaborasi antarprovinsi dibangun, maka kegiatan ini layak mendapat apresiasi lebih.
Dengan semangat kebersamaan dan keterbukaan, Legislative SulutGo Expo membuktikan bahwa fungsi legislatif bisa lebih dari sekadar pengesahan anggaran dan penyusunan perda. Ia bisa menjadi katalisator perubahan sosial dan ekonomi—asal dilakukan dengan ketulusan, keberanian, dan orientasi pada manfaat publik.