Bitung, Sulawesi Utara — Dalam upaya memperkuat keamanan maritim nasional, Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) menggelar Latihan Bersama Keamanan, Keselamatan, dan Penegakan Hukum di Laut Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai 5 hingga 8 Mei 2025, di perairan Selat Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara.

Sinergi Tujuh Instansi Maritim
Latihan ini melibatkan tujuh instansi maritim utama: Bakamla RI, TNI Angkatan Laut, Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud), Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Bea Cukai, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Sebanyak 175 personel dan tujuh kapal patroli dari masing-masing instansi dikerahkan untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan operasional dalam menghadapi berbagai ancaman di laut.

Fokus pada Penegakan Hukum dan Keselamatan
Latihan bersama ini mengusung tiga skenario utama: penanggulangan penangkapan ikan ilegal (illegal fishing), penindakan terhadap pengangkutan hasil tambang ilegal (illegal mining), dan penyelamatan kapal yang mengalami kebakaran di laut. Deputi Operasi dan Latihan Bakamla RI, Laksamana Muda Andi Abdul Aziz, menyatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk menyatukan pola pikir dan tindakan antar personel dari berbagai lembaga, sehingga operasi di lapangan dapat berjalan lancar dan efektif.

Apresiasi Pemerintah Daerah
Wakil Wali Kota Bitung, Randito Maringka, yang turut hadir dalam apel kesiapan, menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Kota Bitung terhadap kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya latihan bersama dalam menjaga keamanan kawasan serta mendukung pembangunan maritim nasional.
Latihan bersama ini menjadi momentum penting dalam memperkuat koordinasi dan kesiapan operasional antar instansi maritim di Indonesia. Dengan sinergi yang solid, diharapkan perairan Indonesia tetap aman dari berbagai ancaman, serta mampu merespons cepat terhadap situasi darurat di laut.