Manado — Warga Kota Manado kini memiliki alasan besar untuk tersenyum. Setelah bertahun-tahun menghadapi masalah air keruh setiap musim hujan, kini mereka dapat menikmati air bersih yang mengalir tanpa henti, sepanjang hari. Berkat pengoperasian tiga unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru di Desa Lotta, Pineleng, Kabupaten Minahasa, PDAM Wenang Wanua sukses menghadirkan revolusi pelayanan air bersih di Manado.
Instalasi yang diresmikan pekan lalu ini mampu mengolah air baku yang sebelumnya sangat keruh menjadi air siap konsumsi dengan kapasitas produksi mencapai 150 liter per detik. Teknologi canggih yang diterapkan memungkinkan suplai air tetap stabil bahkan di tengah cuaca ekstrem.

Warga Manado Menikmati Suplai Air Tanpa Gangguan
Kehadiran teknologi baru ini menjadi kabar gembira yang ditunggu-tunggu warga Manado. Selama bertahun-tahun, setiap hujan deras melanda, air PDAM berubah keruh dan pasokan sering dihentikan untuk menjaga kualitas distribusi. Hal ini membuat banyak warga terpaksa mencari sumber air alternatif atau membeli air kemasan untuk kebutuhan sehari-hari.
Kini, situasi tersebut berubah total. Instalasi modern di IPA Lotta mampu tetap beroperasi bahkan saat air baku dalam kondisi sangat keruh. Thamrin Robo, petugas operator IPA Lotta, menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan berbasis sistem pengolahan kimia modern, yang dirancang khusus untuk menghadapi tantangan seperti ini.
“Teknologi ini sangat efektif. Air yang sangat keruh bisa kami olah menjadi air bersih dalam waktu cepat, tanpa mengurangi kualitas. Tidak perlu lagi ada penghentian distribusi setiap kali hujan besar,” ujar Thamrin Robo saat ditemui di lokasi instalasi.
Suplai air bersih kini berjalan 24 jam sehari, tanpa gangguan, memberikan kenyamanan baru bagi seluruh masyarakat Manado.

Teknologi Modern Jadi Kunci Keberhasilan
Dirut PDAM Wenang Wanua, Meiky Taliwuna, menyampaikan bahwa pengoperasian tiga unit IPA ini merupakan bagian dari komitmen PDAM untuk meningkatkan kualitas layanan publik. Menurutnya, teknologi pengolahan air yang diterapkan telah melalui riset panjang dan adaptasi teknologi global yang disesuaikan dengan kondisi geografis Manado.
“Kami belajar dari pengalaman. Setiap musim hujan, air baku dari sungai menjadi sangat keruh, sehingga kami harus menghentikan operasional IPA. Kini, dengan instalasi baru, pasokan air tidak lagi bergantung pada kondisi cuaca,” kata Meiky Taliwuna.
Ia menambahkan bahwa sistem baru ini menggunakan chemical dosing dan sedimentasi cepat, diikuti dengan filtrasi berlapis, sehingga air baku berkualitas buruk sekalipun bisa diolah menjadi air bersih layak konsumsi.
“Sistem ini memungkinkan suplai air tetap stabil dan aman, bahkan saat intensitas hujan mencapai puncaknya. Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan air bersih masyarakat terpenuhi tanpa gangguan lagi,” tegasnya.

Perubahan Besar di Tengah Tantangan Cuaca Ekstrem
Pengoperasian instalasi modern ini tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang bagi Manado, yang belakangan ini sering dihantam cuaca ekstrem akibat perubahan iklim global. Data dari BMKG menunjukkan bahwa curah hujan di Manado meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir, memperparah tingkat kekeruhan air sungai yang menjadi sumber air baku utama.
Sebelumnya, PDAM terpaksa melakukan penghentian distribusi air hingga 12 jam atau lebih setiap kali hujan lebat. Hal ini tentu berdampak besar terhadap aktivitas rumah tangga, bisnis, dan fasilitas umum di Manado.
Dengan sistem baru ini, warga seperti Rina Pangkey, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Tikala, mengaku sangat terbantu. Ia menyampaikan pengalamannya yang kini jauh lebih nyaman.
“Dulu setiap hujan besar, kami harus menampung air sebelum pasokan dimatikan. Kadang sampai harus beli air galon buat masak. Tapi sekarang air tetap lancar, bersih, dan tidak ada bau aneh,” ungkap Rina.
Bukan hanya rumah tangga, sektor usaha seperti laundry, restoran, dan hotel juga sangat merasakan manfaat dari layanan air bersih 24 jam ini.

Antusiasme dan Apresiasi dari Warga
Langkah PDAM Wenang Wanua mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Ketua RW 03 Kelurahan Tikala Kumaraka, Budi Mamesah, menilai keberhasilan ini sebagai wujud nyata perubahan.
“Sudah bertahun-tahun kami mengeluh tentang air keruh. Sekarang terbukti, dengan teknologi modern, pelayanan jauh lebih baik. Ini patut diapresiasi,” kata Budi.
Tak hanya warga biasa, dukungan juga datang dari tokoh masyarakat dan akademisi. Dr. Ferry Sumampouw, pakar teknik lingkungan dari Universitas Sam Ratulangi, mengungkapkan bahwa inovasi yang diterapkan PDAM merupakan langkah maju untuk daerah-daerah rawan bencana.
“Manado rentan terhadap banjir dan longsor. Teknologi ini bisa menjadi contoh nasional, bagaimana pengelolaan air harus adaptif terhadap perubahan iklim,” ujarnya.

Proses Pengolahan Air di IPA Lotta
Instalasi pengolahan air di Lotta menggunakan serangkaian proses modern yang dirancang untuk memastikan kualitas air. Proses diawali dengan coagulation-flocculation, yaitu pemberian bahan kimia untuk mengikat partikel kotoran dalam air, diikuti dengan sedimentation untuk mengendapkan partikel tersebut.
Setelah itu, air disaring melalui multi-layer filtration yang terdiri atas pasir, karbon aktif, dan media lainnya untuk menghilangkan sisa kontaminan. Langkah terakhir adalah disinfection menggunakan klorin untuk memastikan air aman dari bakteri dan mikroorganisme berbahaya.
Semua proses tersebut dikendalikan secara otomatis menggunakan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), sehingga operator dapat memantau dan mengatur kualitas air secara real-time.
Thamrin Robo menambahkan bahwa seluruh parameter air, mulai dari pH, kekeruhan, hingga kandungan klorin, terus diawasi ketat selama 24 jam.
“Jika ada deviasi dari standar, sistem otomatis akan melakukan penyesuaian. Ini menjaga konsistensi kualitas air sampai ke pelanggan,” jelasnya.

Investasi Besar untuk Masa Depan Air Bersih
Pengembangan IPA Lotta melibatkan investasi lebih dari Rp80 miliar, dengan dukungan dana dari APBD dan kerja sama dengan Kementerian PUPR. Proyek ini dirancang tidak hanya untuk kebutuhan jangka pendek, tetapi juga proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Manado hingga dua dekade ke depan.
Dirut PDAM Meiky Taliwuna menegaskan bahwa upaya ini merupakan bagian dari visi jangka panjang untuk menjadikan Manado sebagai kota dengan layanan air bersih terbaik di Indonesia Timur.
“Air adalah kebutuhan dasar. Dengan infrastruktur modern ini, kami berharap tidak ada lagi keluhan tentang air keruh atau suplai terputus, bahkan di musim penghujan sekalipun,” paparnya.
Ia juga menyatakan bahwa ke depan, PDAM Wenang Wanua akan terus mengembangkan instalasi serupa di wilayah lain yang rawan krisis air bersih.

Harapan ke Depan
Keberhasilan operasional IPA Lotta menjadi tonggak penting dalam perjalanan PDAM Wenang Wanua. Namun, pekerjaan belum selesai. Meiky Taliwuna menyadari bahwa tantangan tetap ada, mulai dari distribusi ke daerah-daerah tinggi, hingga edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya hemat air.
“Teknologi sudah kami siapkan. Tapi kami juga butuh peran serta masyarakat untuk menjaga jaringan, menggunakan air dengan bijak, dan melaporkan kebocoran jika ditemukan,” ujarnya.
PDAM juga berencana melakukan modernisasi terhadap jaringan pipa tua dan memperluas layanan ke kawasan pinggiran yang selama ini belum terjangkau.
Melalui inovasi dan investasi besar di Instalasi Pengolahan Air Lotta, PDAM Wenang Wanua berhasil membawa perubahan nyata bagi warga Manado. Teknologi pengolahan air modern memungkinkan pasokan air bersih tetap stabil 24 jam tanpa terpengaruh cuaca ekstrem.
Kehadiran layanan air bersih nonstop ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup warga, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan Kota Manado ke depan. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah, cita-cita menjadikan Manado sebagai kota dengan pelayanan air bersih terbaik di kawasan timur Indonesia kini bukan lagi sekadar impian.