Manado – Sebanyak lebih dari 50.000 remaja Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) membanjiri kawasan Boulevard II, Kelurahan Sindulang, Kota Manado, dalam selebrasi Paskah yang berlangsung Sabtu, 26 April 2025. Acara penuh sukacita ini diawali dengan ibadah agung yang dipimpin oleh Wakil Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM, Pdt. Richard Mengko, sebelum ribuan remaja melanjutkan pawai akbar menuju Pohon Kasih Megamas.
Kegiatan ini mendapat perhatian luas karena mencatatkan salah satu jumlah peserta terbesar sepanjang sejarah perayaan paskah GMIM.

Selebrasi Ribuan Remaja GMIM Dari Berbagai Wilayah di Sulawesi Utara
Selebrasi ini bukan sekadar perayaan rutin. Dengan mengangkat tema “Remaja GMIM: Milik Kristus, Pembawa Damai” ribuan remaja GMIM dari berbagai wilayah di Sulawesi Utara memperlihatkan semangat persatuan dan iman mereka kepada Yesus Kristus melalui ibadah syukur dan pawai besar-besaran.
Acara ini dipenuhi dengan nyanyian pujian, kibaran panji-panji dari setiap jemaat, serta kreativitas para peserta dalam menampilkan atribut Paskah seperti salib raksasa, poster tema kebangkitan, dan paduan suara spontan di sepanjang jalan.

Mulai di Boulevard II, berakhir di Pohon Kasih Megamas
Perayaan ini digelar pada Sabtu, 26 April 2025, sejak pagi hingga sore hari, mengambil lokasi utama di Boulevard II Manado, dengan rute pawai sepanjang hampir 3 kilometer, berakhir di Pohon Kasih Megamas, ikon persatuan dan kasih sayang di Kota Manado.
Kawasan yang biasa dipadati kendaraan bermotor ini untuk sehari penuh disulap menjadi lautan manusia berpakaian putih, dengan semangat damai memenuhi udara.

Semua Jemaat di Sinode GMIM dan Masyarakat Umum Terlibat Dalam Acara Ini
- Remaja GMIM: Lebih dari 50.000 peserta dari seluruh jemaat di Sinode GMIM, termasuk dari luar wilayah Manado seperti Minahasa, Minahasa Utara, Tomohon, Bitung, bahkan dari Kepulauan Sangihe dan Talaud.
- BPMS GMIM: Wakil Ketua Pdt. Richard Mengko yang memimpin ibadah pembukaan.
- Ketua Panitia Selebrasi Paskah: Richard Sualang, yang juga Wakil Wali Kota Manado.
- Forkopimda Sulut: Termasuk Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus, Kapolda Sulut, Danrem 131 Santiago, dan pejabat daerah lainnya.
- Panji Yosua GMIM: Unit keamanan internal remaja GMIM yang membantu aparat kepolisian menjaga kelancaran acara.
- Masyarakat umum: Warga Manado yang turut menyaksikan dan memberi dukungan di sepanjang rute pawai.

Kegiatan ini Bertujuan Mempererat Persatuan, Semangat Pelayanan, dan Kesaksian Iman
Ketua Panitia, Richard Sualang, dalam keterangannya menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mempererat persatuan, semangat pelayanan, dan kesaksian iman remaja GMIM di tengah dunia yang penuh tantangan.
Menurutnya, Paskah bukan hanya perayaan seremonial, melainkan momen membumikan nilai kebangkitan, pengharapan, dan solidaritas dalam kehidupan sehari-hari remaja Kristen.
“Remaja kita harus menjadi terang dan garam dunia. Kegiatan ini adalah panggilan mereka untuk menunjukkan bahwa mereka bukan hanya milik gereja, tetapi milik Kristus sepenuhnya,” ujarnya dalam wawancara dengan media.
Gubernur Yulius Selvanus turut mengapresiasi semangat remaja GMIM, menyebut mereka sebagai generasi emas yang akan membawa Sulawesi Utara ke masa depan yang lebih damai dan sejahtera.
“Kehadiran puluhan ribu remaja hari ini membuktikan bahwa iman Kristen di Sulawesi Utara tetap kokoh, bahwa Remaja GMIM adalah anak-anak terang yang siap mewarnai Indonesia,” tutur Selvanus dalam sambutannya.

Acara Dimulai Dari Pagi Hingga Selesai Sore Hari
Acara dimulai sejak pukul 07.00 WITA dengan ibadah agung di kawasan Boulevard II.
- Ibadah diisi dengan pujian dan penyembahan yang dipimpin oleh tim musik dari Remaja GMIM Wilayah Manado Titiwungen.
- Renungan Paskah disampaikan oleh Pdt. Richard Mengko, mengingatkan pentingnya menjadi saksi kebangkitan Kristus dalam hidup sehari-hari.
- Doa syafaat dipanjatkan untuk bangsa, gereja, dan masa depan generasi muda GMIM.
Setelah ibadah, peserta diarahkan untuk memulai pawai besar-besaran:
- Setiap kelompok jemaat membawa panji masing-masing.
- Ada yang menampilkan parade marching band, tarian kabasaran, hingga drama paskah singkat di sepanjang jalan.
- Masyarakat Kota Manado berbondong-bondong menyaksikan dari trotoar, banyak yang ikut melambaikan tangan dan menyanyikan lagu rohani bersama peserta pawai.
Keamanan dijaga ketat oleh lebih dari 500 aparat gabungan Polisi, Panji Yosua GMIM, dan relawan dari Remaja GMIM sendiri.
Setiap persimpangan jalan dijaga untuk memastikan kelancaran perjalanan pawai.
Menurut Kapolresta Manado, Kombes Pol Elvanus Abas, tidak ada insiden berarti sepanjang acara berlangsung. “Kegiatan ini benar-benar aman dan tertib. Kami mengapresiasi kedisiplinan para remaja dan kerja sama semua pihak,” katanya.
Saat mencapai Pohon Kasih, peserta kembali berkumpul untuk doa penutup dan seremonial pelepasan balon bertuliskan pesan damai dan harapan kebangkitan untuk dunia.

Suasana dan Antusiasme
Salah satu peserta dari GMIM Petra Malalayang, Monica, 17 tahun, mengungkapkan rasa harunya bisa ikut serta dalam selebrasi ini.
“Ini pertama kalinya saya melihat ribuan teman seiman berkumpul begitu luar biasa. Rasanya benar-benar seperti keluarga besar,” katanya sambil tersenyum.
Hal serupa disampaikan oleh Yosef, 16 tahun, dari GMIM Sion Tumumpa.
“Berjalan bersama teman-teman sambil membawa panji jemaat dan menyanyikan lagu pujian itu membuat saya merasa bangga jadi bagian Remaja GMIM,” ujarnya.
Banyak peserta juga mengunggah momen-momen kebersamaan di media sosial dengan tagar #RemajaGMIMUntukKristus dan #PaskahGMIM2025, yang sempat menjadi trending lokal di Sulawesi Utara.

Selebrasi Paskah Remaja GMIM 2025 di Boulevard Manado bukan sekadar kegiatan seremonial tahunan.
Lebih dari itu, acara ini menjadi momentum nyata memperkuat identitas remaja Kristen, menegaskan bahwa mereka adalah penerus gereja dan bangsa yang memiliki panggilan untuk menyebarkan damai Kristus di tengah dunia.
Keberhasilan acara ini memperlihatkan bahwa dalam dunia yang terus berubah, nilai-nilai kekristenan tetap bisa dihidupi secara kreatif, massal, dan penuh sukacita.
Panitia menyatakan rencana untuk memperluas skala kegiatan tahun depan, bahkan membuka kemungkinan mengundang remaja dari gereja lain untuk membangun ekumenisme lebih luas di Sulawesi Utara.
“Dari Boulevard Manado, kita kirim pesan kepada dunia: Remaja Kristen, Remaja GMIM, siap membangun dunia dalam semangat kebangkitan Kristus!” tutup Richard Sualang.