Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus Komaling, resmi melepas ekspor perdana teripang susu, salah satu komoditas laut unggulan Bumi Nyiur Melambai, ke Amerika Serikat. Pelepasan ekspor yang berlangsung pada Sabtu pekan lalu (tanggal lengkap dapat disesuaikan), bertempat di Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, menandai babak baru dalam perjalanan ekspor hasil laut berstandar internasional dari Sulawesi Utara. Sebanyak 273 kilogram teripang susu yang merupakan hasil budidaya lokal dikirim melalui eksportir CV. Buka-Buka Island, dalam pengiriman perdana yang digadang-gadang sebagai tonggak penting sektor perikanan berkelanjutan dan berorientasi global.

Ekspor Perdana yang Menandai Lompatan Ekonomi Sulut
Ekspor perdana teripang susu ini bukan hanya peristiwa seremoni, namun sebuah pencapaian besar yang mewakili sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha lokal, dan komunitas nelayan serta pembudidaya. Menariknya, produk yang diekspor bukan berasal dari hasil tangkapan alam liar, melainkan dari budidaya berkelanjutan yang telah memenuhi standar kualitas dan keamanan ekspor internasional.
Direktur CV. Buka-Buka Island, Patricia Tumbelaka, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil perjuangan panjang dan kolaboratif. “Ini bukan proses instan. Butuh waktu, dedikasi, serta pengawasan mutu dari hulu ke hilir. Terima kasih kepada para nelayan dan pembudidaya lokal yang telah bekerja keras dengan penuh semangat,” ujar Patricia saat diwawancarai usai seremoni pelepasan ekspor.
Menurutnya, pencapaian ini menjadi cermin potensi besar Sulut dalam menembus pasar ekspor dengan produk laut premium yang ramah lingkungan dan memiliki daya saing tinggi.

Mengapa Amerika Serikat? Potensi Pasar dan Strategi Ekspor
Amerika Serikat dipilih sebagai negara tujuan ekspor bukan tanpa alasan. Negara adidaya tersebut dikenal memiliki pasar luas dan permintaan tinggi terhadap produk hasil laut, terutama yang memiliki nilai tambah dalam aspek kesehatan dan gizi. Teripang susu, yang kaya akan kolagen, protein, dan zat bioaktif, menjadi komoditas yang digemari di pasar makanan kesehatan dan pengobatan alternatif, yang saat ini tengah naik daun di kawasan Barat.
“Pasar Amerika adalah pasar yang menantang namun sangat menjanjikan. Teripang susu dari Sulut memiliki keunikan, kualitas, dan sertifikasi yang membuatnya bisa bersaing. Ini peluang besar untuk devisa daerah dan pemberdayaan masyarakat pesisir,” jelas Patricia.
Dari sisi nilai ekonomi, pengiriman 273 kilogram teripang susu kering premium ini diperkirakan bernilai lebih dari Rp500 juta di pasar internasional. Jumlah ini belum termasuk potensi pengiriman lanjutan yang saat ini sedang dijajaki dengan negara lain seperti Kanada dan beberapa negara Eropa Barat.

Dukungan Pemerintah: Dari Hulu ke Hilir
Dalam sambutannya, Gubernur Yulius Selvanus Komaling menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam memperkuat sektor ekspor komoditas kelautan. Ia menegaskan bahwa dukungan pemerintah tidak berhenti pada seremoni semata, melainkan berlanjut dalam bentuk fasilitasi pelatihan, pembiayaan, pendampingan teknis, dan pencarian pasar ekspor berkelanjutan.
“Pemprov akan memperkuat sistem rantai pasok dan infrastruktur logistik. Kami juga menggandeng Balai Karantina, Bea Cukai, serta pihak bandara untuk memastikan proses ekspor berjalan lancar dan efisien,” ujar Gubernur Komaling.
Pemerintah juga tengah mengembangkan pusat riset dan pengembangan perikanan budidaya di berbagai wilayah pesisir untuk mendorong inovasi, produktivitas, dan peningkatan mutu komoditas laut Sulut.

Ekspor Legal dan Berwawasan Lingkungan
Salah satu perhatian utama dalam ekspor hasil laut adalah aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Teripang merupakan salah satu spesies laut yang masuk dalam pengawasan konservasi. Namun, dengan pendekatan budidaya legal, penggunaan benih terkontrol, serta praktik ramah lingkungan, ekspor dapat dilakukan tanpa merusak ekosistem laut.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, Ir. Telly Watung, menjelaskan bahwa setiap proses produksi hingga pengemasan teripang susu dilakukan dengan pengawasan ketat dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Karantina Ikan.
“Semua tahapan ekspor ini telah melalui prosedur yang legal dan terverifikasi. Tidak ada eksploitasi alam liar. Kami menjamin bahwa praktik budidaya dilakukan secara bertanggung jawab, demi menjaga keberlangsungan ekosistem laut kita,” tegas Telly.
Ia juga menyebut bahwa regulasi terkait ekspor hasil laut akan diperketat ke depannya agar tidak membuka celah bagi praktik ilegal yang mengancam biodiversitas laut Sulut.

Peluang Ekspor Lanjutan dan Visi Sulut Menjadi Pusat Ekspor Laut Timur Indonesia
Ekspor perdana ini membuka jalan bagi komoditas-komoditas laut lainnya dari Sulut untuk merambah pasar dunia. Gubernur Komaling menyebutkan bahwa saat ini Pemprov tengah mempersiapkan infrastruktur dan strategi ekspor untuk komoditas unggulan lainnya seperti rumput laut, ikan tuna, kepiting, dan lobster.
“Setelah teripang, kami targetkan ekspor rumput laut olahan dan ikan tuna beku. CV. Buka-Buka Island menjadi pionir. Kami ingin lebih banyak pelaku usaha lokal terlibat agar perekonomian pesisir tumbuh merata,” tegasnya.
Sulut, dengan garis pantai panjang dan kekayaan laut melimpah, berpeluang besar menjadi pusat ekspor kelautan kawasan timur Indonesia. Untuk itu, Pemprov menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Perdagangan guna memperkuat daya saing dan standardisasi produk lokal.

Respon Positif dan Proyeksi Ekonomi Masa Depan
Ekspor perdana teripang ini mendapat sambutan positif dari pelaku industri kelautan dan organisasi eksportir nasional. Ketua Asosiasi Eksportir Komoditas Laut Indonesia (AEKLI) Sulut, Ronald Tumiwa, menilai langkah ini sebagai momentum penting dalam kebangkitan industri perikanan lokal.
“Ini memberikan sinyal kuat kepada generasi muda bahwa sektor kelautan bisa menjadi masa depan ekonomi Sulawesi Utara. Ini adalah sektor yang produktif dan menjanjikan, tidak hanya dari sisi finansial, tetapi juga dari segi inovasi dan keberlanjutan,” kata Ronald.
CV. Buka-Buka Island juga merencanakan pengiriman lanjutan dalam dua bulan mendatang dan mulai menyiapkan sistem sertifikasi eco-label (sertifikasi keberlanjutan) agar produk teripang dari Sulut dapat lebih kompetitif di pasar global.
Dengan pelepasan ekspor perdana ini, Sulawesi Utara menegaskan eksistensinya sebagai kekuatan baru dalam perdagangan komoditas laut internasional. Tidak hanya sebagai penghasil, tetapi juga sebagai pelopor dalam praktik budidaya laut yang bertanggung jawab dan berstandar tinggi.
Gubernur Yulius Selvanus Komaling menutup pernyataannya dengan optimisme tinggi. “Ini bukan sekadar ekspor, ini adalah simbol kebangkitan ekonomi kelautan Sulawesi Utara. Produk kita bukan hanya bernilai tinggi, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dan tanggung jawab terhadap alam,” ujarnya.
Pelepasan ekspor teripang susu ke Amerika Serikat ini menjadi awal dari langkah panjang Sulawesi Utara menuju panggung global, membawa semangat inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan sebagai fondasi masa depan ekonomi biru Indonesia Timur.