Libur panjang menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh banyak keluarga untuk melepas penat dan berkumpul bersama orang tercinta. Di Sulawesi Utara, khususnya Manado dan sekitarnya, salah satu destinasi yang kini menjadi primadona warga adalah Taman Bali Tateli, sebuah kolam renang bernuansa Pulau Dewata yang menawarkan suasana eksotis dan harga ramah di kantong. Terletak di Desa Tateli, Kabupaten Minahasa, tempat wisata ini menyedot perhatian ribuan pengunjung selama libur Idulfitri dan Paskah, menjadikannya simbol baru rekreasi keluarga di kawasan pesisir Minahasa.

Taman Bali Tateli Menjadi Primadona Liburan di Manado
Dengan segala kesederhanaannya, Taman Bali Tateli berhasil mencuri hati masyarakat Sulawesi Utara. Faktor utama yang menjadikannya favorit adalah kemudahan akses, harga tiket masuk yang terjangkau, serta konsep unik yang mengangkat budaya Bali sebagai tema utama. Di tengah keterbatasan waktu dan biaya untuk bepergian jauh, destinasi ini menjadi solusi ideal bagi warga yang mendambakan suasana liburan eksotis tanpa harus naik pesawat ke luar daerah.
Terletak hanya sekitar 30 menit dari pusat Kota Manado, Taman Bali Tateli sangat mudah dijangkau menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Jalan aspal yang mulus serta papan petunjuk yang jelas memudahkan pengunjung, bahkan yang baru pertama kali datang.
Tiket masuk yang hanya Rp10.000 per orang membuat destinasi ini sangat ramah bagi semua kalangan, mulai dari pelajar hingga keluarga besar. Dengan biaya yang sangat ekonomis tersebut, pengunjung sudah bisa menikmati suasana tropis khas Bali lengkap dengan kolam renang alami, taman bunga, dan ornamen budaya.

Suasana Bali di Tengah Minahasa: yang Ditawarkan Taman Bali Tateli
Taman Bali Tateli dirancang dengan konsep tematik budaya Bali yang kuat. Dari pintu masuk, pengunjung disambut gapura bergaya pura Hindu dengan ukiran khas. Di dalam area kolam, terdapat patung-patung dewa dan dewi Bali yang berdiri kokoh di antara tanaman kamboja dan pohon kelapa.
Kolam renang di tempat ini tidak menggunakan bahan kimia seperti kaporit. Airnya berasal langsung dari mata air alami yang berada di perbukitan sekitar Tateli. “Kami sangat menjaga kualitas air. Kami ingin menciptakan tempat rekreasi yang bukan hanya estetis, tapi juga menyehatkan,” ungkap Ni Kadek Sriyuni, pemilik sekaligus pengelola Taman Bali.
Suasana yang ditawarkan begitu menenangkan. Diiringi semilir angin pegunungan dan latar suara air mengalir, banyak pengunjung menyatakan merasa seperti benar-benar sedang berada di Bali. Beberapa bahkan menyebut tempat ini sebagai “mini Bali di Minahasa”.

Antusiasme Pengunjung Saat Libur Panjang
Libur panjang seperti Idulfitri dan Paskah menjadi momen puncak kunjungan ke Taman Bali. Menurut catatan pengelola, rata-rata pengunjung harian saat liburan bisa mencapai 1.000 hingga 1.500 orang. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan hari biasa yang hanya berkisar 300–500 pengunjung.
Jonathan, warga Malalayang yang datang bersama istri dan dua anaknya, mengungkapkan rasa puasnya berkunjung ke tempat tersebut. “Anak-anak senang sekali berenang di kolam alami. Istri juga bisa foto-foto buat Instagram. Ini liburan murah meriah tapi menyenangkan,” ujarnya sambil tersenyum.
Lonjakan pengunjung tentu menuntut kesiapan ekstra dari pihak pengelola. Selain memperbanyak petugas keamanan dan lifeguard, manajemen juga menambah fasilitas umum seperti toilet, kamar bilas, serta tempat sampah di berbagai titik. “Kami jaga kebersihan dan keamanan agar pengunjung tetap nyaman meski jumlahnya meningkat,” tambah Kadek.

Fasilitas dan Layanan yang Bisa Dinikmati di Taman Bali
Taman Bali Tateli tidak hanya menawarkan kolam renang dan ornamen khas Bali. Ada pula fasilitas pendukung lain yang membuat kunjungan semakin lengkap. Untuk anak-anak, tersedia area bermain dengan perosotan dan ayunan yang aman. Bagi keluarga, terdapat gazebo yang bisa disewa untuk bersantai seharian.
Warung makan yang tersedia di sekitar kolam menawarkan menu lokal dan khas Bali. Makanan seperti ayam betutu, nasi campur Bali, hingga jajanan khas Manado seperti panada dan gogos disajikan dengan harga terjangkau. Pengunjung tidak perlu khawatir soal makanan, karena semua warung yang beroperasi telah melalui pengecekan standar kebersihan oleh pengelola.
Untuk menunjang kenyamanan, Taman Bali juga menyediakan fasilitas parkir luas yang bisa menampung puluhan kendaraan roda empat dan ratusan motor. Bahkan, saat libur panjang, sebagian lahan warga di sekitar kawasan wisata disulap menjadi tempat parkir tambahan.

Keterlibatan Dalam Pengelolaan dan Bagaimana Dampak Ekonominya
Dibalik kesuksesan Taman Bali Tateli, ada peran besar warga lokal yang ikut berkontribusi dalam operasional sehari-hari. Sekitar 30 warga Desa Tateli dilibatkan sebagai tenaga kerja, mulai dari kebersihan, pelayanan warung, pengamanan, hingga operator kolam.
Salah satu warga, Bapak Tigor, mengaku sangat bersyukur dengan keberadaan destinasi ini. “Dulu saya hanya kerja serabutan. Sekarang bisa kerja tetap di sini, bantu-bantu bersih kolam, bersihin taman. Gaji cukup buat kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.
Dampak ekonomi yang dirasakan tidak hanya pada pekerja tetap. Beberapa ibu rumah tangga membuka warung kecil di sekitar area parkir. Bahkan, anak-anak muda setempat menjual jasa fotografi instan bagi pengunjung yang ingin membawa pulang kenangan visual berlatar suasana Bali.

Dukungan Pemerintah
Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa menyambut baik inisiatif pembangunan destinasi wisata tematik ini. Dalam kunjungan resmi ke Taman Bali awal April lalu, Kepala Dinas Pariwisata menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pengelola yang dinilai mampu menghadirkan inovasi tanpa merusak lingkungan.
“Kami menilai ini salah satu contoh pengembangan wisata berbasis budaya yang bisa dikembangkan di daerah lain. Mengangkat tema budaya luar dengan pendekatan lokal adalah strategi yang jitu untuk menarik wisatawan domestik,” kata Kepala Dinas dalam wawancaranya.
Pemerintah Kabupaten Minahasa juga tengah merancang program promosi pariwisata terintegrasi, di mana Taman Bali akan dimasukkan dalam rute wisata tematik Minahasa. Langkah ini diharapkan mendorong pertumbuhan wisatawan dari luar daerah, bahkan dari luar provinsi.
Fenomena membludaknya pengunjung ke Taman Bali Tateli menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat Sulawesi Utara sangat membutuhkan ruang rekreasi yang murah, nyaman, dan memiliki nilai estetika tinggi. Di tengah berbagai tekanan ekonomi, pilihan liburan yang tidak memberatkan kantong namun tetap memberikan kepuasan emosional menjadi kebutuhan yang tak terbantahkan.
Lebih dari sekadar kolam renang, Taman Bali telah menjelma menjadi ruang pertemuan sosial, tempat healing bersama keluarga, serta destinasi edukasi budaya bagi anak-anak yang ingin mengenal warisan budaya Nusantara. Dengan konsep yang terus dikembangkan, pengelola berencana menambahkan fasilitas outbound, pusat oleh-oleh, hingga studio mini untuk pelatihan tari Bali dan kerajinan tangan.
Kehadiran Taman Bali juga menjadi contoh nyata bagaimana wisata berbasis komunitas dapat tumbuh tanpa mengandalkan bantuan besar dari pemerintah. Kolaborasi antara pengelola dan masyarakat telah membentuk ekosistem wisata yang hidup dan berkelanjutan.
Bagi Anda yang belum sempat berkunjung, mungkin ini saatnya merencanakan perjalanan singkat ke Tateli. Dengan biaya terjangkau, udara segar, suasana khas Bali, dan sambutan hangat dari warga lokal, Taman Bali menjadi simbol bahwa keindahan dan ketenangan bisa ditemukan di halaman belakang kita sendiri.