Manado – Suasana penuh semangat dan antusiasme mewarnai Aula Auditorium Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi (Unsratt), Manado, saat ratusan siswa SMA sederajat dari berbagai sekolah di Sulawesi Utara mengikuti ajang First Aid Competition atau Lomba Pertolongan Pertama, yang diselenggarakan oleh Korps Sukarela (KSR) PMI Universitas Sam Ratulangi bekerja sama dengan KSR PMI Politeknik Negeri Manado, belum lama ini. Acara ini diikuti oleh 135 siswa dari 14 sekolah, yang menampilkan kemampuan mereka dalam melakukan tindakan pertolongan pertama dalam situasi darurat, sebagai bagian dari pelatihan kemanusiaan tingkat Palang Merah Remaja (PMR) Wira.

Lomba pertolongan pertama tingkat PMR Wira

Kegiatan lomba pertolongan pertama tingkat PMR Wira ini menjadi magnet bagi para siswa SMA sederajat yang tergabung dalam unit PMR di sekolah mereka. Sebanyak 14 sekolah dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Utara mengirimkan perwakilannya, sehingga total ada 135 peserta yang bersaing dalam perlombaan yang menuntut kecepatan, ketepatan, serta kemampuan kerja sama tim dalam merespons situasi darurat medis.

Para peserta berlomba dalam format simulasi yang sudah dipersiapkan oleh panitia, dengan skenario cedera atau kecelakaan yang harus ditangani sesuai standar pertolongan pertama. Selain keterampilan medis dasar seperti menghentikan pendarahan, membalut luka, atau memberikan resusitasi jantung paru (CPR), penilaian juga mencakup ketenangan saat bertindak, kerja sama tim, serta cara komunikasi yang baik antara sesama anggota tim dan dengan “korban”.

Melibatkan peserta dari berbagai sekolah menengah atas dan kejuaruan Sulut

Menurut Cherya Moningka, selaku penyelenggara kegiatan dari KSR PMI Unsrat, lomba ini melibatkan peserta dari berbagai sekolah menengah atas dan kejuruan di Sulawesi Utara. “Kami mencatat ada 135 siswa dari 14 sekolah yang berpartisipasi, dan masing-masing sekolah mengirimkan satu atau dua tim yang terdiri dari 5-6 anggota,” ujarnya kepada awak media. Ia juga menjelaskan bahwa panitia berasal dari gabungan anggota aktif KSR PMI Unsrat dan Politeknik Negeri Manado, yang telah menyiapkan lomba ini selama lebih dari satu bulan.

Hadir pula perwakilan dari Universitas Sam Ratulangi yang membuka secara resmi kegiatan ini, serta utusan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulawesi Utara, yang memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Dukungan dari pihak kampus, PMI daerah, serta guru-guru pendamping dari masing-masing sekolah turut memperkuat nilai kolaborasi lintas institusi demi pendidikan kemanusiaan generasi muda.

kegiatan ini berlangsung Auditorium Fakultas Ilmu Budaya Unsrat

Lomba ini diselenggarakan di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya Unsrat, Manado, pada pekan lalu. Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan. Selain representatif dan cukup luas untuk menampung lebih dari seratus peserta serta tamu undangan, fasilitas di auditorium ini juga memungkinkan untuk menghadirkan suasana simulasi yang realistis dan kondusif.

Kegiatan ini penting untuk membantu kepercayaan diri

“Lomba pertolongan pertama ini bukan sekadar kompetisi,” tegas Cherya Moningka. “Ini adalah bentuk nyata dari pelatihan misi kemanusiaan. Kami ingin siswa tidak hanya tahu teori, tapi juga mampu bertindak cepat dan tepat saat terjadi situasi darurat di lingkungan mereka. Harapannya, mereka akan menjadi agen perubahan dan pelopor keselamatan di sekolah, rumah, dan masyarakat.”

Hal senada disampaikan oleh salah satu peserta, Bidadari Walansendow, siswa kelas XI dari salah satu SMA di Minahasa. Ia menyebut bahwa lomba ini sangat membantu menumbuhkan kepercayaan diri dan memperluas wawasan. “Kegiatan ini melatih keterampilan dan juga kreativitas. Kita belajar dari skenario nyata. Yang lebih menarik lagi, saya bisa kenalan dengan teman-teman dari sekolah lain yang punya minat yang sama di bidang pertolongan pertama,” kata Bidadari dengan semangat.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian dari edukasi publik mengenai pentingnya keberadaan relawan pertolongan pertama di sekolah dan masyarakat umum. Dalam banyak kasus darurat seperti kecelakaan lalu lintas, luka berat akibat jatuh, atau serangan jantung, keberadaan seseorang yang mampu memberi pertolongan pertama seringkali menjadi faktor penentu antara hidup dan mati.

kegiatan ini berjalan dengan lancar tanpa ada rintangan

Pelaksanaan lomba terbagi dalam beberapa sesi. Tiap tim diberikan skenario berbeda, yang melibatkan korban dengan cedera ringan hingga berat. Di hadapan dewan juri yang terdiri dari praktisi medis, relawan PMI senior, dan dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat, para peserta menunjukkan kemampuan mereka menangani situasi tersebut.

Sebelum lomba dimulai, peserta juga diberikan briefing oleh panitia dan dilakukan pemeriksaan perlengkapan standar seperti perban, bidai, kasa, sarung tangan, dan lainnya. Masing-masing tim dituntut untuk sigap, teliti, dan bekerja sama menyelesaikan tugas dalam waktu terbatas.

Dari pantauan media di lokasi, terlihat bahwa para peserta sangat serius dalam mempersiapkan diri. Ada yang membawa alat simulasi sendiri, ada pula yang mengadakan latihan intensif di sekolah mereka jauh-jauh hari sebelum hari lomba. Sebagian bahkan datang bersama guru pembina yang turut mendampingi sejak pagi.

Atmosfer persaingan pun terasa sengit namun sportif. Sorak sorai dari para pendukung sesama tim sekolah memeriahkan suasana. Tim yang berhasil menangani simulasi secara tepat langsung mendapat tepuk tangan meriah dari penonton yang sebagian besar adalah peserta lomba dari sekolah lain.

Harapan ke depan menjadi agenda rutin

Kegiatan semacam ini diharapkan menjadi agenda rutin tahunan yang tidak hanya dilakukan oleh KSR PMI Unsrat, tetapi juga bisa direplikasi di kabupaten dan kota lainnya di Sulawesi Utara. Dalam jangka panjang, lomba seperti ini dapat mencetak generasi muda yang siap menghadapi bencana, sigap dalam situasi gawat darurat, dan peka terhadap kebutuhan orang lain.

“Saya yakin, anak-anak muda kita punya potensi luar biasa dalam hal kepedulian sosial. Mereka hanya perlu wadah dan kesempatan untuk mengasahnya,” ujar seorang perwakilan PMI Sulut yang hadir dalam acara tersebut. Ia juga menambahkan, kegiatan ini akan menjadi bahan evaluasi dan pengembangan program pelatihan PMR di seluruh wilayah Sulawesi Utara

Selain lomba pertolongan pertama, dalam kegiatan ini juga diselipkan sesi edukasi ringan mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental saat menghadapi bencana, serta workshop singkat tentang pengelolaan trauma pada korban. Panitia berharap, peserta tidak hanya fokus pada aspek teknis medis, tetapi juga memahami aspek psikologis korban.

Beberapa stand kesehatan dan informasi juga dibuka oleh panitia dan mitra kampus, yang menyediakan layanan pemeriksaan tekanan darah gratis, konsultasi kesehatan ringan, serta pembagian brosur edukasi seputar hidup sehat dan tanggap bencana.

Sebagai penutup kegiatan, dilakukan penyerahan penghargaan kepada tiga tim terbaik yang menunjukkan kinerja luar biasa dalam lomba ini. Juara pertama diraih oleh salah satu SMA dari Manado, sementara posisi kedua dan ketiga masing-masing diraih oleh SMA dari Minahasa dan Bitung. Seluruh peserta mendapatkan sertifikat keikutsertaan dan merchandise dari sponsor kegiatan.

Dengan antusiasme tinggi yang ditunjukkan oleh peserta dan panitia, lomba pertolongan pertama ini sukses menanamkan semangat kemanusiaan dalam diri generasi muda Sulawesi Utara. Mereka kini tak hanya menjadi siswa berprestasi di kelas, tetapi juga relawan muda yang siap bergerak untuk sesama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *