Jagat media sosial Sulawesi Utara (Sulut) dihebohkan dengan beredarnya foto baliho putih bertuliskan “Museum Ini Dijual” yang terpasang di atas pintu masuk Museum Negeri Sulawesi Utara. Isu yang menyebar luas dalam beberapa hari terakhir ini memicu reaksi publik, yang khawatir dengan nasib warisan sejarah daerah. Namun, Kepala Dinas Kebudayaan Sulut, Jani Lukas, dengan tegas membantah isu tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan sepihak dari salah satu pegawai museum.

Bermula dari Aksi Pegawai Museum

Menurut Jani Lukas, kabar tentang rencana penjualan Museum Negeri Sulut adalah murni hoaks. Ia menyatakan bahwa salah satu pegawai museum sengaja menyebarkan informasi keliru tersebut.

“Kami pastikan tidak ada rencana menjual museum. Itu ulah pegawai kami yang bertugas di museum,” ujar Lukas saat ditemui media, Senin (19/2).

Pegawai yang dimaksud adalah Alfred Pontolondo, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Seksi Museum UPTD Taman Budaya dan Museum. Alfred mengaku bahwa ia memang sengaja memunculkan isu tersebut agar masyarakat lebih peduli terhadap kondisi museum yang saat ini dinilai memprihatinkan.

“Tujuan saya bukan untuk menyesatkan informasi, tapi untuk menarik perhatian publik agar sadar bahwa museum kita butuh perhatian lebih,” ungkap Alfred.

Fakta Kondisi Museum Negeri Sulut

Dari hasil pantauan di lapangan, kondisi Museum Negeri Sulut memang memperlihatkan tanda-tanda kurangnya perawatan. Beberapa benda bersejarah terlihat tidak tertata dengan baik, ada koleksi yang berdebu, serta beberapa fasilitas museum yang mulai rusak. Bahkan, isu lain menyebutkan bahwa sejumlah artefak berharga di dalam museum telah hilang.

Namun, Jani Lukas menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen merawat museum semaksimal mungkin meskipun dihadapkan pada keterbatasan anggaran.

“Anggaran yang tersedia sangat terbatas, dan hanya dialokasikan untuk pemeliharaan koleksi, sosialisasi, serta pengembangan SDM museum. Untuk renovasi besar, kita masih menunggu kebijakan lebih lanjut dari pemerintah daerah,” tambahnya.

Respons Publik dan Langkah Pemerintah

Isu museum dijual ini memang sempat membuat publik geram. Banyak warganet yang menyuarakan keprihatinan mereka di media sosial, mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam menjaga aset budaya daerah.

Menanggapi reaksi masyarakat, Dinas Kebudayaan Sulut berjanji akan mengambil langkah konkret guna memperbaiki kondisi museum.

“Kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar ada perhatian lebih terhadap museum. Ini aset sejarah yang harus kita jaga bersama,” kata Lukas.

Sementara itu, Alfred Pontolondo mengaku siap menerima konsekuensi atas tindakannya, namun ia berharap langkahnya bisa membuka mata pemerintah dan masyarakat terhadap pentingnya pelestarian sejarah.

“Jika saya harus diberi sanksi, saya terima. Tapi yang terpenting, museum ini jangan sampai benar-benar terlupakan,” pungkasnya.

Kesimpulan

Kontroversi tentang isu penjualan Museum Negeri Sulut menjadi pengingat bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama. Hoaks memang berbahaya, tetapi di balik isu ini, ada kenyataan pahit yang tidak bisa diabaikan: museum sebagai pusat sejarah daerah masih membutuhkan perhatian lebih.

Pemerintah kini ditantang untuk memberikan solusi nyata, bukan sekadar bantahan, agar museum tidak hanya menjadi tempat berisi benda mati, tetapi tetap hidup sebagai pusat edukasi dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Utara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *