Manado kembali diramaikan dengan kemeriahan prosesi Cap Go Meh 2576 yang berlangsung pada tahun 2025 ini. Upacara suci yang menjadi puncak perayaan Tahun Baru Imlek ini tidak hanya menjadi momen sakral bagi umat Tridharma, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan dan simbol keberagaman di Sulawesi Utara.

Diawali dengan Ritual Doa di Klenteng Ban Hin Kiong

Sejak pagi hari, suasana sakral telah terasa di Klenteng Ban Hin Kiong, klenteng tertua di Sulawesi Utara yang berlokasi di pusat Kota Manado. Para Tang Zhen, yaitu para media spiritual dalam tradisi Tridharma, menjalani ritual doa sebagai persiapan sebelum mengikuti prosesi utama siang harinya. Upacara ini dipimpin oleh para pemuka agama Tridharma dan diikuti oleh umat yang datang untuk bersembahyang, memohon keberkahan dan keselamatan di tahun yang baru.

Ketua Badan Urusan Tempat Ibadah Tridharma (TITD) Ban Hin Kiong Manado, Jimmy Binsar, menjelaskan bahwa Cap Go Meh bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga bentuk doa kepada para Dewa agar Kota Manado dan sekitarnya diberikan keberkahan, kemakmuran, dan kesejahteraan sepanjang tahun.

🗣 Jimmy Binsar – Ketua Badan Urusan TITD Ban Hin Kiong Manado
“Prosesi Cap Go Meh ini adalah wujud doa kami kepada para Dewa, agar Manado dan sekitarnya dijauhkan dari bencana dan diberikan keberkahan. Ini juga menjadi momen di mana masyarakat dapat melihat langsung nilai-nilai spiritual yang kami junjung tinggi.”

Prosesi Budaya yang Ditunggu Wisatawan

Tidak hanya menjadi perayaan keagamaan bagi umat Tridharma, Cap Go Meh di Manado juga menjadi atraksi wisata budaya yang dinantikan. Ribuan warga dan wisatawan memadati jalanan untuk menyaksikan prosesi yang berlangsung meriah.

Kehadiran berbagai unsur budaya dan religi dalam iring-iringan juga menunjukkan bagaimana Manado sebagai kota dengan toleransi tinggi. Berbagai kelompok masyarakat dari latar belakang yang berbeda ikut serta dalam perayaan ini, memperlihatkan harmoni antara berbagai suku dan agama yang ada di Sulawesi Utara.

Wali Kota Manado, Andrei Angouw, yang turut menghadiri prosesi ini menegaskan bahwa Cap Go Meh bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan aset pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

🗣 Andrei Angouw – Wali Kota Manado
“Cap Go Meh ini bukan hanya perayaan umat Tridharma, tetapi juga menjadi daya tarik wisata. Setiap tahun, acara ini mendatangkan banyak wisatawan, yang tentunya berkontribusi terhadap perekonomian Kota Manado.”

Atraksi Spektakuler di Iring-iringan Cap Go Meh

Prosesi utama Cap Go Meh di tahun 2025 ini menampilkan berbagai atraksi menarik yang semakin memeriahkan suasana. Beberapa elemen utama dalam iring-iringan antara lain:

✅ 14 Tang Zhen – Para media spiritual yang melakukan atraksi menakjubkan seperti berjalan di atas bara api atau menusuk tubuh mereka dengan benda tajam sebagai simbol pengorbanan dan kesucian.

✅ 12 Qhio – Usungan patung Dewa yang diarak oleh para pemuda dengan penuh semangat sebagai simbol perlindungan dan keberkahan.

✅ 7 Mobil Hias – Menampilkan berbagai dekorasi yang mencerminkan kisah legenda dan kebudayaan Tionghoa.

✅ Tarian Kabasaran – Tarian perang khas Minahasa yang ikut serta dalam prosesi sebagai wujud persatuan budaya lokal dan Tionghoa.

✅ Kelompok Masamper – Kelompok paduan suara khas Sulawesi Utara yang turut menyemarakkan acara dengan nyanyian merdu bernuansa rohani.

Selain itu, berbagai komunitas masyarakat, baik dari unsur agama lain maupun komunitas seni budaya, turut ambil bagian dalam perayaan ini. Kehadiran mereka semakin menegaskan bahwa Cap Go Meh di Manado bukan hanya milik satu kelompok, melainkan menjadi perayaan kebersamaan yang dinikmati oleh semua kalangan.

Cap Go Meh Manado: Bukti Hidupnya Toleransi dan Keberagaman

Sebagai kota dengan masyarakat yang majemuk, Manado kembali menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah penghalang untuk hidup berdampingan. Cap Go Meh menjadi simbol nyata bagaimana tradisi Tionghoa dapat diterima dan dirayakan oleh berbagai kelompok masyarakat tanpa melihat perbedaan latar belakang.

Setiap tahunnya, prosesi ini tidak hanya menghidupkan semangat keagamaan umat Tridharma, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antarwarga. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, Cap Go Meh di Manado diperkirakan akan terus berkembang menjadi salah satu festival budaya terbesar di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *