Sitaro – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang resmi diluncurkan Pemerintah Indonesia pada Senin, 6 Desember 2025, telah menjadi salah satu upaya besar dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak sekolah. Namun, meski program ini mulai diterapkan di beberapa daerah di Sulawesi Utara, wilayah Kepulauan Sitaro hingga kini belum merasakan dampaknya.
Kabupaten Kepulauan Sitaro, yang terletak di wilayah perbatasan Indonesia, masih menunggu implementasi program ini. Pemerintah setempat menyebut bahwa hingga saat ini belum menerima petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat terkait pelaksanaan program tersebut. Selain itu, keterbatasan anggaran menjadi kendala tambahan bagi kabupaten kepulauan ini.

Baru Dua Daerah di Sulawesi Utara Terapkan Program MBG
Dari total wilayah di Sulawesi Utara, program MBG baru diterapkan di dua daerah, yakni Kota Manado dan Kabupaten Minahasa. Kedua daerah tersebut telah memulai distribusi makanan bergizi secara gratis kepada siswa sekolah dasar dan menengah sejak awal Desember.
Namun, di luar wilayah daratan utama, seperti Kepulauan Sitaro, program ini belum berjalan. Pemerintah Kabupaten Sitaro memastikan bahwa hingga kini belum ada langkah konkret untuk melaksanakan program tersebut di wilayah mereka.
“Program ini memang sangat bagus, tetapi kami masih menunggu juknis dari pemerintah pusat. Selain itu, anggaran daerah juga masih terbatas untuk mendukung pelaksanaannya,” ujar Penjabat Bupati Kepulauan Sitaro, Joi E.B. Oroh, saat ditemui di Kantor Bupati Sitaro, Rabu (8/1/2025).

Harapan Pemkab Sitaro terhadap Program MBG
Bupati Oroh menekankan pentingnya program MBG bagi wilayah kepulauan seperti Sitaro. Ia menyebut bahwa program ini sangat relevan untuk membantu masyarakat di daerah pesisir dan perbatasan yang sering kali menghadapi kendala akses terhadap makanan bergizi.
“Kami sangat berharap program ini bisa segera masuk ke Kepulauan Sitaro. Selain memberikan tambahan gizi untuk siswa, program ini juga sangat membantu para orang tua, terutama yang berada di wilayah pesisir,” kata Oroh.
Ia menambahkan bahwa kebutuhan akan gizi yang cukup bagi anak-anak sekolah di Sitaro menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Sebagai daerah kepulauan yang cukup terpencil, akses terhadap bahan pangan berkualitas sering kali terbatas, sehingga program MBG akan sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Kendala Pelaksanaan di Wilayah Kepulauan
Selain menunggu juknis, keterbatasan infrastruktur dan logistik juga menjadi tantangan tersendiri bagi implementasi program ini di wilayah kepulauan. Distribusi makanan bergizi di daerah seperti Sitaro memerlukan perencanaan matang, terutama mengingat jarak antar pulau yang cukup jauh dan kondisi cuaca yang sering kali tidak menentu.
Pemerintah daerah berharap pemerintah pusat memberikan perhatian khusus untuk memastikan program MBG dapat menjangkau daerah-daerah terpencil dan perbatasan seperti Sitaro. Selain itu, dukungan anggaran dan logistik yang memadai menjadi faktor kunci agar program ini dapat berjalan dengan lancar.

Manfaat Program MBG bagi Masyarakat
Program MBG dirancang untuk memberikan makanan bergizi secara gratis kepada siswa sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak, mendukung pertumbuhan fisik dan mental, serta meringankan beban ekonomi keluarga.
Bagi masyarakat di wilayah pesisir dan perbatasan, seperti Kepulauan Sitaro, program ini dinilai sangat penting. Tingkat kemiskinan yang relatif tinggi di beberapa desa pesisir membuat akses terhadap makanan bergizi menjadi tantangan.
“Kami berharap anak-anak di Sitaro bisa mendapatkan tambahan gizi melalui program ini, sehingga dapat tumbuh sehat dan berprestasi di sekolah,” tambah Bupati Oroh.

Pemerintah Daerah Mendorong Percepatan Program
Sebagai bentuk komitmen, Pemerintah Kabupaten Sitaro telah mengajukan usulan kepada pemerintah pusat untuk segera memberikan juknis dan alokasi anggaran yang memadai bagi pelaksanaan program MBG di wilayah mereka.
“Kami siap melaksanakan program ini begitu juknis diterima. Kami berharap program ini dapat segera menjangkau wilayah kepulauan, termasuk Sitaro,” tutup Oroh.
Dengan segala tantangan yang ada, program MBG diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga sebagai langkah nyata untuk mendukung pembangunan manusia di daerah terpencil dan perbatasan. Bagi masyarakat Sitaro, program ini akan menjadi harapan baru dalam meningkatkan kualitas hidup generasi penerus bangsa.