radiodigitalmanado.co.id – Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), Pendeta Hein Arina, tiba di Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Mapolda Sulut) pada pukul 10.00 WITA, Senin 28 Oktober 2024. Mengenakan kemeja putih, Pendeta Hein Arina hadir bersama dua rekannya. Sesampainya di lokasi, ketiganya langsung diarahkan ke Ruang Penyidik Subdit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Polda Sulut, tepatnya di ruangan nomor 16.

Meski kehadiran Ketua Sinode GMIM tersebut menarik perhatian, informasi yang beredar masih terbatas. Pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait agenda pemeriksaan yang melibatkan petinggi Sinode GMIM ini. Namun, publikasi dari Koordinator Bidang Humas Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM, Pnt. Kombes Pol (Purn) Drs. John Rori, SST, MK, memberikan sedikit penjelasan mengenai latar belakang pemeriksaan tersebut.
Menurut Penatua Drs. John Rori, pemanggilan terhadap Pendeta Hein Arina merupakan tindak lanjut atas aduan masyarakat yang dilayangkan kepada Sinode GMIM. “Pemeriksaan ini bukan terkait kasus tertentu, melainkan sekadar pemanggilan untuk memberikan keterangan kepada penyidik,” jelas John Rori. Ia menambahkan bahwa kehadiran Pendeta Arina di Mapolda Sulut menunjukkan sikap kooperatif GMIM dalam menanggapi laporan atau aduan masyarakat demi terciptanya transparansi dan keterbukaan informasi.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Polda Sulut belum memberikan pernyataan resmi mengenai substansi laporan masyarakat yang dimaksud. Di lokasi, situasi berlangsung kondusif, dan beberapa anggota jemaat tampak hadir untuk memberi dukungan moral kepada petinggi GMIM tersebut.
Kedatangan Ketua Sinode GMIM ini tentunya menjadi perhatian, tidak hanya bagi jemaat GMIM tetapi juga bagi masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya. Kasus ini masih terus dipantau oleh berbagai pihak, terutama yang berkaitan dengan isu-isu gereja dan pelayanan masyarakat. Diharapkan proses ini berjalan dengan baik dan menghasilkan klarifikasi yang jelas demi kebaikan bersama.