radiodigitalmanado.co.id – Menyongsong satu abad kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045, yang digadang sebagai era “Indonesia Emas,” harapan besar mengalir agar Indonesia menjadi negara maju. Tidak hanya dari segi infrastruktur, tetapi juga dalam hal pembangunan karakter bangsa. Di tengah langkah besar ini, peran umat Kristiani dinilai sangat penting untuk mengisi kemajuan bangsa, terutama dalam membangun generasi yang berakhlak dan memiliki semangat nasionalisme.
Isu ini menjadi bahasan utama dalam Simposium Kebangsaan yang digelar Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado, Senin lalu. Kegiatan yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda ini menarik perhatian besar, karena menyoroti bagaimana pemuda Kristen turut menjadi bagian penting dalam pergerakan nasional menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.

Ketua PGLII, Pendeta Dr. Ronny Mandang, menyampaikan bahwa peringatan Sumpah Pemuda ini bukan hanya sekadar momen historis, namun juga pengingat akan peran umat Kristen dalam kemajuan bangsa. “Sejak Sumpah Pemuda, pemuda Kristen telah memberikan kontribusi nyata, dan semangat ini harus terus hidup untuk menyongsong Indonesia Emas,” ujar Ronny.
Menurutnya, simposium ini menekankan pentingnya pembangunan karakter, moralitas, dan nasionalisme, yang diharapkan dapat mempersiapkan umat Kristiani menghadapi tantangan masa depan dan turut berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.

Dr. Olivia Cherly Watung, Rektor IAKN Manado, turut hadir dalam simposium ini dan menekankan pentingnya pendidikan karakter dan spiritualitas. “IAKN Manado berkomitmen untuk menjadi wadah pendidikan yang tidak hanya mengembangkan wawasan akademis, tetapi juga membentuk pribadi yang berintegritas tinggi,” ungkap Olivia. Ia juga berharap simposium ini dapat menginspirasi peserta untuk membawa perubahan positif bagi bangsa melalui gereja dan lembaga Kristen lainnya.
Sementara itu, Marthin Luther Batubara, Ketua 9 PP PGLII, menyebutkan bahwa simposium kebangsaan ini menjadi ajang diskusi strategis bagi para pemimpin gereja dan lembaga injili. “Ratusan utusan dari berbagai gereja dan lembaga injili berkumpul di sini untuk satu visi, yakni berperan aktif dalam membangun bangsa. Kami percaya Indonesia Emas bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan jiwa bangsa,” ujarnya.

Simposium yang akan berlangsung hingga Kamis, 31 Oktober mendatang, ini akan diisi dengan berbagai diskusi, presentasi, dan pembekalan yang membahas peran strategis umat Kristiani dalam pembangunan nasional. Para peserta simposium, yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, diharapkan dapat membawa semangat ini kembali ke daerah masing-masing untuk memperkuat peran gereja dalam membangun karakter bangsa yang kokoh dan siap menghadapi tantangan global.
Simposium Kebangsaan PGLII ini menjadi wadah yang sangat relevan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas, yang bukan hanya maju dari aspek ekonomi dan teknologi, namun juga dari sisi karakter bangsa yang berlandaskan keimanan dan moralitas yang kuat. Di tahun-tahun mendatang, upaya bersama seluruh elemen bangsa, termasuk umat Kristiani, diharapkan semakin mempercepat langkah Indonesia menuju negara yang makmur, adil, dan sejahtera.