Penyakit diabetes melitus semakin menjadi perhatian serius bagi masyarakat di Sulawesi Utara, terutama karena penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian utama di wilayah tersebut. Diabetes melitus merupakan kondisi yang sangat berbahaya bagi kesehatan penderitanya jika tidak dirawat dengan baik. Menyikapi hal ini, sejumlah akademisi dan mahasiswa dari Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado mengambil langkah untuk memperkenalkan alternatif pengobatan alami yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah, terutama kepada warga di daerah pedesaan.
Salah satu kegiatan pengabdian masyarakat baru-baru ini dilaksanakan di Jemaat Sion Pontodon, Bolaang Mongondow, di mana para akademisi memperkenalkan daun insulin (Smallanthus sonchifolius) sebagai salah satu alternatif pengobatan alami untuk penderita diabetes melitus. Daun insulin, yang tumbuh liar di kaki Gunung Ambang, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, diketahui memiliki khasiat yang luar biasa dalam menurunkan kadar gula darah, membuatnya menjadi solusi alami yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat setempat.
Prof. Herni Simbala, seorang akademisi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNSRAT, menjelaskan bahwa daun insulin mengandung flavonoid dan antioksidan dalam jumlah yang melimpah. Flavonoid ini berfungsi sebagai zat yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah secara alami, sementara kandungan antioksidan yang kuat turut memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas.

“Daun insulin memiliki potensi besar sebagai pengobatan alternatif untuk penderita diabetes melitus. Kandungan flavonoid dan antioksidannya bekerja efektif dalam menurunkan kadar gula darah, sehingga dapat menjadi solusi alami bagi masyarakat yang kesulitan mengakses pengobatan modern,” jelas Prof. Herni.
Selain itu, manfaat daun insulin juga telah dirasakan oleh warga Jemaat Sion Pontodon yang mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut. Yoane Mongdong, salah satu warga yang hadir, mengungkapkan rasa syukur atas pengetahuan baru yang diberikan. Menurutnya, daun insulin bisa menjadi alternatif yang murah dan mudah didapatkan untuk mengendalikan diabetes.

Dekan FMIPA UNSRAT, Dr. Gerald Tamuntuan, menyampaikan bahwa fakultas mendukung penuh kegiatan ini karena tidak hanya berdampak positif bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga sejalan dengan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Selain memberikan solusi kesehatan, Dr. Tamuntuan juga menekankan bahwa daun insulin memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk ekonomi rumah tangga.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi daun insulin juga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersial, seperti teh herbal, yang dapat meningkatkan perekonomian warga,” ujar Dr. Tamuntuan.
Dengan adanya program ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru mengenai pengobatan alternatif, tetapi juga peluang untuk memanfaatkannya secara ekonomi. Daun insulin dapat dikemas menjadi produk seperti teh yang bisa dijual sebagai produk rumah tangga, memberikan nilai tambah bagi perekonomian warga setempat.

Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan yang tepat untuk penyakit diabetes melitus serta memanfaatkan kekayaan alam lokal sebagai solusi. Dengan pengenalan daun insulin, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada obat-obatan kimia dan sekaligus mengembangkan potensi ekonomi dari alam sekitar.
Inisiatif yang dilakukan oleh akademisi dan mahasiswa UNSRAT ini menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan dan penanganan diabetes melitus di Sulawesi Utara, serta mendukung kesejahteraan masyarakat secara holistik, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.