radiodigitalmanado.co.id – Tompaso Baru, Minahasa Selatan, kini menjadi saksi kisah inspiratif seorang pemuda bernama Sandy Lonteng, yang berhasil mengembangkan tanaman nilam di lahan miliknya. Sandy, seorang petani berusia 28 tahun, telah membuktikan bahwa dengan ketekunan dan inovasi, hasil pertanian yang dulunya dipandang sebelah mata, kini mampu menghasilkan omzet ratusan juta rupiah hanya dari sekali panen.
Sandy memulai perjalanan bertaninya pada tahun 2020 dengan menanam nilam di lahan yang dimilikinya. Di awal perjalanan, harga minyak nilam masih terbilang rendah, yaitu sekitar Rp300.000 per kilogram. Namun, pemuda asal Tompaso Baru ini tidak menyerah. Meskipun dihadapkan dengan tantangan harga yang tidak stabil, Sandy tetap konsisten mengembangkan tanaman nilamnya.
Keberuntungan mulai berpihak padanya ketika ia mengikuti program “Pengusaha Tani Unggulan” yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia pada tahun 2023. Dari sinilah, ia mulai mendapatkan wawasan dan bimbingan yang lebih mendalam tentang cara mengembangkan tanaman nilam, terutama dalam hal teknik budidaya dan pemasaran.

Tidak hanya menjual hasil panennya, Sandy juga fokus mengembangkan teknik pengambilan bibit nilam tanpa harus mengurangi kualitas dan kuantitas hasil panen. Inovasi ini terbukti sukses, karena ia mampu meraup penghasilan tambahan dari penjualan bibit nilam. Penghasilan dari bibit ini tak tanggung-tanggung, bisa mencapai ratusan juta rupiah.