Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) rupanya telah lama menggalakan program diversifikasi pangan pengganti beras, hanya saja program tersebut belum familiar dengan masyarakat Sulut.
Jemmy Lampus, Kepala Dinas Pangan Sulut menyebut program itu terhambat kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi beras sebagai makanan utama.
“Karena masyarakat kita sudah terbiasa mengkonsumsi beras atau nasi selama ini, jadi agak susah merubah kebiasaan,” jelas Lampus.
Dia bilang diversifikasi pangan memang masih banyak tantangan, selain perihal kebiasaan mengkonsumsi beras, menurutnya masyarakat juga belum teredukasi dengan baik.
Sosialisasi program diversifikasi pangan perlu terus digencarkan sehingga masyarakat dapat memahami jika beras bukan satu-satunya sumber karbohidrat.
“Memang perlu ada sosialisasi lagi soal diversifikasi pangan. Jadi bukan hanya sekadar pengganti nasi tapi kita bisa membuat masyarakat paham kalau karbohidrat bukan hanya dari nasi,” lanjut Lampus.
Menurut dia Sulut memiliki banyak tanaman pengganti beras yang juga memiliki gizi yang baik untuk dikonsumsi, seperti tanaman umbi-umbian dan lainnya.
Dia berharap program diversifikasi pangan akan semakin dikenal masyarakat seiring sosialisasi yang semakin masif.
“memikirkan akibat kelebihan dari pada konsumsi karbohidrat yang tidak terkontrol, mulai dari over weight sampai obesitas, jadi kita harapkan kedepannya program ini semakin disenangi,”tutup Kepala Dinas Pangan Sulut.
